NovelToon NovelToon
Dari Cinta Ke Obsessi

Dari Cinta Ke Obsessi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: BadBaby_grils

Mengkisahkan seorang pria dewasa yang menyukai seorang gadis muda yang masih berumur 20 tahun. Jatuh cinta pada pandangan pertama saat sang pria tidak sengaja melihat aksi peduli sang perempuan yang menolong seorang nenek dari tabrak lari di sebuah jalan yang cukup ramai.
PENASARAN KELANJUTANYA ... YUK LANJUT BACA KISAHNYA !!!!!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BadBaby_grils, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10: Loveless

"lihat ke depan."

 Beberapa menit yang lalu, Jimmy tanpa aba-aba langsung mendorong Eun Hye dan menyuruhnya berdiri di depan kaca besar di ruangan Jimmy. Entah apa yang ingin dia lakukan, tapi lagi-lagi jimmy membuatnya merasa takut.

" Jangan! Kumohon!" Ampun Eun hye.

  Tak ada yang bisa menebak isi otak dari laki-laki itu. Jimmy mendekat ke arah Eun Hye dan menyentuh pahanya, membuat gadis itu menangis. "Kumohon..."

"Aku bilang lihat kedepan Eun Hye!" ucapnya.

 Eun Hye merasa jijik kepada dirinya sendiri karena di perlakukan seperti itu. Tapi selanjutnya, dia yang tak terima pun mencoba melawan dan entah keberanian dari mana, dia dengan sekuat tenaga mendorong Jimmy.

"Hentikan... Kumohon!"

  Jimmy menatapnya dengan intens , dan hal itu membuat Eun Hye terkejut adalah saat laki-laki itu mencengkram rahangnya.

"Ah!!!!"

"Kau berani menolakku?"

  Eun Hye meringis, cengkraman Jimmy makin kuat.

"Dengar gadis sialan, aku bosmu dan itu artinya kau harus menurut akan semua perintahku. Aku juga membayarmu bahkan dua kali lipat, maka dari itu kau hanya perlu menuruti semua apa yang aku katakan."

"Kau yang memaksaku untuk menjadi sekretarismu, bekerja dengan mu!"

"Memaksa? Kau yakin akan ucapanmu ? Kau yang datang melamar pekerjaan di perusahaan ku dan menandatangani surat kontrak kerja itu."

  untuk sekian kalinya Eun Hye tak bisa menjawab. Bagaimana bisa dia melupakan fakta itu, benar-benar bodoh Eun Hye merutuki dirinya sendiri.

"Apakah kau sudah mengingatnya ?"

"sakit ...... Jimmy."

  Jimmy pun melepaskannya dengan kasar. "Maka dari itu jangan macam-macam, kau hanya perlu menuruti semua ucapanku."

 Eun Hye yang masih terdiam kini menatap Jimmy yang beralih ke meja kerjanya dan mengambil sesuatu di sana. Kamera lagi.

"Lihat ke sini." jimmy menyuruhnya menatap ke kamera. Jimmy kembali memotretnya entah untuk apa. " Senyum." Ucapan itu keluar dari mulutnya karena melihat Eun Hye yang mulai menangis.

"Aku bilang senyum."

  Tapi sepertinya Eun Hye membuat Jimmy kembali marah. Benar saja, Jimmy menggebrak meja. " kau tuli? Aku bilang senyum!"

  Eun Hye malah makin menangis saat Jimmy membentaknya. Dan seperti yang di sangka, Jimmy kembali murka karena dia kembali mencengkram rahang Eun Hye agar mau tersenyum.

" Aku bilang senyum."

  Akhirnya Eun Hye hanya bisa menuruti ucapan laki-laki itu. Bibirnya tersenyum, tapi matanya menangis. Sampai kapan hidupnya akan seperti ini?

                          *******

 " Bagimana ? Sudah menghubunginya?" perempuan berjas putih itu bertanya saat berada di ruangan milik teman satu profesinya. Ini jam istirahat, mereka berencana akan keluar bersama.

" Aku mencoba menghubunginya tapi, sepertinya dia masih sibuk." jawabnya, yang membuat si penanya mengerutkan kening.

"Kau tahu dia harus rutin datang, kan?"

"Ya, mungkin nanti."

"Hei, dia masih di bawah pengawasan. Jangan-jangan dia berusaha menghindar?"

Perempuan berjas putih tadi menatap temannya. "Tidak, dia selalu memenuhi panggilannya, hanya saja, mungkin sekarang tak punya waktu."

"Apakah kau yakin?"

Lalu perempuan itu mengangguk.

Mereka tak banyak bicara lagi, sibuk dengan pikiran masing-masing. Tapi kemudian, perempuan berjas putih ber-name tag Kim Hyejin itu kembali berbicara.

" Aku tak mengerti kenapa dia masih harus diawasi. Dia sudah menyelesaikan hukumannya." ucapnya.

"Kau lupa ? Dia membunuh ayah angkatnya sendiri."

"Aku tahu, tapi polisi sudah memberikan hukuman dan sejauh ini, dia juga berkelakuan baik." balasnya.

"Aku pikir dia diberikan keringanan hukuman karena dia gila." terangnya.

Ucapan temannya itu berhasil membuat Kim Hyejin membelalakkan matanya. " Hei, jaga ucapanmu. Dia tidak gila." ucapnya.

"Kalau tidak gila, lalu kenapa dia pernah dikirim ke sini?" balasnya dengan ekspresi wajah bingungnya.

"Polisi yang menyuruh, dan lagi , ada masalah dengan kepribadiannya. Dia tidak gila."

"Benarkah? Orang gila kadang bisa berpura-pura waras." ceplosnya.

Lantas mereka kembali saling berpandangan. Kalimat itu mungkin tidak sepenuhnya salah.

"Apa yang kau bicarakan? Tak pantas berbicara seperti itu. Lagi pula, dia hanya punya masalah dengan kepribadiannya." jelasnya untuk membantah tuduhan rekannya .

"Aku hanya menyampaikan pendapatku saja. Bukan berarti aku menuduhnya."

"Sudahlah, ayo kita keluar."

\*\*\*\*\*\*

"Tuan Jimmy dan sekretarisnya berpacaran yah?"

Di tengah jam kerja, beberapa pegawai terlihat berkumpul membicarakan bosnya. Seharusnya, mereka tahu jika ini jam kerja, tapi melihat bos dan sekretaris barunya yang akhir-akhir ini terlihat dekat, membuat mereka penassaran.

"Entahlah, tapi aku sering melihat mereka sangat dekat." ucap salah satu pegawai

"Hei, mungkin karena Euh Hye sekretaris tuan Jimmy, jadi wajar saja mereka selalu bersama." balas salah satu pegawai menimpali.

"Bukan seperti itu. Pandangan tuan Park berbeda."

"benarkah? Aku rasa tidak-"

"Ssssttt, kembali ketempat kalian."

Saat perbincangan mereka belum berakhir, seseorang yang menjadi tokoh utama obrolan itu tiba-tiba datang Eun Hye. Hal itu membuat mereka pura-pura sibuk bekerja. Tidak mungkin mereka membicarakan gosip itu di depan orang yang bersangkutan.

Alih-alih bekerja kembali, salah satu pegawai yang berada di sebelah Eun hye menyadari sesuatu yang tidak beres. Perempuan itu terlihat lesu.

"Eun Hye, kau baik-baik saja?" peeetanyaan itu tentu membuat pegawai lain menatap Eun Hye. Dan Eun hye yang di tatap pun hanya bisa menunduk." Matamu sembab, kenapa?"

teman di sebelah Eun Hye menyadari itu, dan tentu pegawai lain pun ikut penassaran.

"Tuan Jimmy memarahimu?" kini giliran pegawai di sebrang yang bertanya.

Sementara Eun Hye semakin menunduk dan menggeleng." Aku baik-baik saja."ucapnya.

"Lalu kenapa kau menangis?"

Sayangnya, Eun Hye tak bisa menyembunyikan itu.

"Eun Hye cerita kepada kami."

"Ya Eun Hye, apa yang terjadi?"

Mereka terus mendesak Eun Hye, karena penasaran. Tapi tentu saja Eun Hye tak bisa mengatakan semuanya kepada mereka. " Tuan Jimmy hanya memberikan nasihat tentang pekerjaan. Aku menangis karena cengeng."

Semua orang saling pandang. Itu cukup masuk akal, mengingat bos mereka kadang menyeramkan meski lebih banyak diam." Benarkah? Tapi kau tidak apa-apa, kan?"ucapnya untuk memastikan kondisi Eun hye.

Eun Hye tidak bisa berkata apa-apa selain menjawab dengan anggukan kepala sambil menahan tangisnya." Ya, aku baik-baik saja." sambil berusaha memberikan senyum terpaksa agar lebih terlihat menyakinkan kepada para rekan kerjanya.

Tak ada yang bisa Eun Hye lakukan untuk menutupi apa yang terjadi di antara dirinya dengan Jimmy. Ini terlalu sulit dan rumit untuk bisa di jelaskan.

\*\*\*\*\*\*

"Kau pulang bersamaku."perintahnya.

Baru saja Eun Hye meletakkan berkas terakhir di meja kerja Jimmy, malah laki-laki itu memintanya untuk pulang bersama, akh tepatnya sebuah perintah mana mungkin Jimmy meminta itu lebih tepat sebuah perintah yang tak bisa di bantah. Padahal Eun Hye tidak mau pulang bersama dengan Jimmy apalahi terjebak satu mobil dengannya .

"Kenapa? Aku ingin pulang kerum-"

"Rumah? Kau lupa dengan apa yang aku katakan kemarin? Mulai saat itu kau pulang kerumah dimana dirimu berada di kamar ku." ucapnya dengan tatapan tajamnya .

"Kenapa? Aku tak-"

"Kau mau membantah ?" potongnya .

Belum sempat Eun Hye menyelesaikan ucapnya. Jimmy menatap dengan tajam dan mengintimidasi.

"Kumohon, jangan lakukan ini. Aku ingin pulang." pinta Eun Hye dengan memelas.

"Ya, kita akan pulang. Dan Sekarang kau pulang kerumah ku ...bukan-bukan tapi rumah kita."

"Tidak, biarkan aku tinggal-"

"Kau sanggup menerima hukum??? Jika kau masih membantah perkataan ku?"

Eun Hye terdiam , masih ingat jelas apa yang dia terima kemaren Jimmy melakukan dengan sadar dan bisa saja Jimmy akan memberikan hukuman yang lebih menakutkan pikirnya.

"Kau tak sanggup bukan? Kalau begitu turuti perkataanku dan tak usah banyak bicara." tekannya.

\*\*\*\*\*\*

"

1
Tati Prabowo
makasih ya sudah dukung karya aku
Iren Nursathi
nyesek banget kenapa harus tamat gak rela harus happy ending
Iren Nursathi
lanjut thor penasaran
Iren Nursathi
syedih banget aku kasih vote utk ceritanya bagus
Tati Prabowo: terima kasih kka...
total 1 replies
Iren Nursathi
aku kasih vote utk othor ceritanya bagus
Tati Prabowo: makasih banyak
total 1 replies
Iren Nursathi
lanjutkan thor
Iren Nursathi
makin seru lanjuuut
Iren Nursathi
lanjut thor ceritanya seruuuu
Tati Prabowo: ok .... di tunggu ych /Bye-Bye//Bye-Bye/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!