Ku Balas Perselingkuhan Suamiku

"Apa yang sedang kau lakukan di kamarku? Memangnya siapa yang mengijinkan mu memasuki area pribadiku?!"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari sela-sela bibir seorang pria tampan berkebangsaan China, yang sudah lama menetap di Seoul, Korea Selatan. Pandangan tak suka jelas sekali terlihat dari sorot mata kirinya yang tajam dan mengintimidasi. Membuat wanita yang sejak tadi menunggu kedatangannya itu langsung menunduk ketakutan.

"Ma..Maaf Tuan. Bukan karena saya ingin bermaksud lancang. Tetapi Tuan Felix yang meminta saya untuk datang kemari dan menemani Anda malam ini." Jawab wanita itu masih dengan menundukkan kepala.

"Aku tidak butuh ditemani, keluarlah dan jangan tunjukkan batang hidungmu lagi di depanku!!" perintah Luhan tak ingin dibantah.

Buru-buru wanita itu meninggalkan kamar Luhan sebelum sesuatu yang buruk menimpa dirinya, dia sangat memahami betul dengan tempramen buruk pria bermarga Xiao tersebut. Dia tidak akan segan-segan menghilangkan nyawanya.

Luhan menghela napas. Dia membutuhkan penjelasan dari Felix tentang masalah ini.

Melupakan apa yang baru terjadi. Luhan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket. Malam ini dia ada transaksi di Luxury Hotel's. Untuk itu Luhan tidak bisa terlambat, apalagi membuat clien-nya menunggunya terlalu lama. Karena dia sendiri sangat benci dengan yang namanya menunggu.

.

.

Sebuah mobil Audi R8 berwarna hitam metalik berhenti di depan sebuah hotel bintang lima yang terkenal di kota Seoul. Mobil sport itu tentu saja bukan mobil dengan harga murah yang bisa dengan mudah ditemui di jalanan kota Seoul pastinya.

Hanya orang-orang dengan kantong tebal yang bisa memiliki mobil tersebut, yang siap mengeluarkan ratusan juta Won hanya untuk sebuah mobil. Sebuah mobil tentu bisa menunjukkan status sosial seseorang.

Seorang Lelaki tampan dengan rambut blonde keluar melalui pintu belakang mobil mewah tersebut, setelah sang sopir membukakan pintu untuknya. Dengan tenang, pria itu mengayunkan kakinya bergantian memasuki hotel mewah tersebut.

Seorang pegawai hotel menyambut kedatangannya, dan mengantarkan orang itu yang pastinya adalah Luhan menuju ruangan dimana ia akan bertemu dengan clien-nya.

xxx

"Nona, kita sudah sampai." Ucap seorang sopir taksi pada wanita cantik dalam balutan gaun malam berwarna merah yang mengikuti lekuk tubuh indahnya. Mereka tiba di sebuah club' malam yang terletak di pusat kota Seoul.

Setelah memberikan beberapa lembar won pada sopir itu. Wanita cantik yang tak lain dan bukan adalah Jessica, memasuki club' tersebut setelah menunjukkan identitas pada dua penjaga yang berjaga di depan pintu.

Aluna musik yang menghentak-hentak seakan menyambut kedatangannya di tempat ini. yang membuat orang akan terhanyut dan seolah berada dalam dunianya sendiri.

Dance Floor, adalah tempatnya orang-orang menari dan berpesta, menari dengan gaya sensuall dan sedikit menggoda. Di tengah lantai dansa, para wanita malam menari dan menjadi pusat perhatian para pria. Mereka memiliki pesona yang luar biasa, yang menguar bagai magnet yang tak mampu di tolak oleh mereka semua.

Dibandingkan Dance Floor, Jessica lebih memilih berada di Bar yang tempatnya jauh lebih tenang dan nyaman. Di sana juga tidak penuh sesak dengan lautan manusia yang sedang menari dengan gilanya.

Wanita itu menapaki tangga kecil menuju lantai atas. Sekilas Jessica bisa melihat pintu di sebelah kanannya. Tempat itu penuh dengan manusia yang berkumpul di dalam dengan alunan musik yang menghentak-hentak, serta berhiaskan lampu warna-warni.

Wanita itu melanjutkan kembali langkahnya, menaiki tangga menuju lantai atas. Dibalik pintu coklat berpelitur elegan itulah terdapat sebuah bar dengan suasana yang lebih tenang.

Sinar lampu lebih terang dengan alunan musik jazz mengalun. Sofa-sofa merah tersusun rapi dengan meja kecil di tengahnya. Bar Stool hitam panjang tertata dengan kursi-kursi tinggi berjejer. Berbagai macam bentuk dan ukuran minuman beralkohol terpampang rapi di belakangnya.

Ruangan ini tampak lebih luas karena tidak terlalu penuh akan lautan manusia. Berbeda dengan ruangan di bawah.

"Ya Tuhan!!" sang bartender tiba-tiba memekik kencang melihat siapa yang datang. Sudut bibir tipis dengan polesan warna merah itu tertarik keatas, membentuk lengkungan indah di wajah cantiknya.

"Cris, lama tidak bertemu." Sapa orang itu yang pastinya adalah Jessica.

Cris meninggalkan mejanya dan menghampiri Jessica untuk memastikan apakah dirinya sedang bermimpi atau tidak. "Sica, apa ini benar-benar dirimu? Aku tidak sedang bermimpi bukan?" Cris memegang bahu Jessica dan bertanya memastikan. Matanya terkunci pada mata Hazel wanita itu.

Wanita itu mengangguk. "Ya, ini aku. Sudah lama tidak bertemu." Ucapnya dengan senyum tersungging di bibirnya.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa enam tahun lalu tiba-tiba kau menghilang tanpa kabar dan lenyap seperti ditelan bumi? Apa kau tahu, dia... sangat merindukanmu, Sica,"

'Dia,' gumam Jessica dengan lirih.

Jessica terdiam setelah Cris mengatakan kata 'Dia', dan dia tahu betul siapa yang dimaksud oleh pria di depannya ini. Mengangkat kembali wajahnya dan menatap Cris penuh tanya.

",Lalu bagaimana kabarnya sekarang, Cris? Apa dia sudah menikah dan memiliki keluarga? Pasti sekarang dia sangat bahagia dengan keluarga kecilnya setelah aku tidak menjadi bebannya lagi." Jessica tersenyum pahit.

Dia pernah memiliki seorang bodyguard yang sangat tampan. Meskipun diawal-awal perkenalkan mereka selalu diwarnai dengan perdebatan-perdebatan konyol yang tak jarang membuat orang lain menggelengkan kepala, namun Jessica dan orang itu memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Sempat saling mencintai, namun sayangnya tak bisa saling memiliki karena keadaan.

Cris menggeleng. "Dia masih sendiri dan belum berkeluarga. Bagaimana bisa dia menikah jika kunci hatinya kau yang memegangnya. Konyol bukan, tapi itulah kenyataannya, jika sebenarnya dia sangat mencintaimu. Dulu, sampai sekarang perasaannya tak pernah berubah padamu. Dan sejak kalian berpisah, hidupnya berubah 180°, dia menjadi manusia kutub abadi dan sering tak terkendali. Bahkan aku sering sekali menjadi bahan pelampiasan bocah kurang ajar itu. Dia sangat-sangat menyebalkan." Ujar Cris panjang lebar.

Jessica menggigit bibir bawahnya. "Cris, siapkan minuman untukku." Pinta Jessica dengan suara bergetar.

Cris mengangguk. "Baiklah, tunggu sebentar." Ucapnya lalu kembali ke tempatnya semula.

Jessica menggepalkan tangannya. Sebelum menikah dan memutuskan untuk berumahtangga dengan Daniel, sebenarnya Jessica pernah memiliki kisah cinta yang sangat rumit.

Dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri, namun cintanya terhalang oleh restu orang tua. Mendiang ayahnya tidak pernah setuju dan merestui jika dia bersamanya. Bahkan ayahnya lah yang memaksa orang itu untuk berhenti menjadi bodyguardnya. Dan sejak saat itu, dia tidak pernah bertemu lagi dengan pria yang menjadi cinta pertamanya.

"Ge, buatkan yang biasa untukku." seru seseorang dari belakang Jessica.

Deggg...

Pupil mata Jessica membulat sempurna. Suara itu... Dia menoleh kebelakang dan... "Luhan/Jessica..."

xxx

Bersambung