NovelToon NovelToon
Suami Untuk Shahira

Suami Untuk Shahira

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aini

Shahira atau lebih akrab dipanggil Ira. Dia dijuluki perawan tua, karena belum juga menikah bahkan diusianya yang sudah menginjak 34 tahun. Dia menjadi bahan gunjingan ibu ibu komplek.

Shahira pernah di lamar, tapi gagal karena ternyata pria yang melamarnya menyukai adiknya, Aluna.

Tapi, kemudian Ira dilamar lagi oleh seorang nenek untuk menjadi istri dari cucu kesayangannya. Nenek itu pernah di tolong Shahira beberapa waktu yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Hari hari pernikahan yang dijalani Ira semakin hari terasa semakin hambar. Memang, setiap pagi dia memasangkan dasi suaminya, membuatkan sarapan dan makan malam untuk suaminya juga. Tapi, hanya sebatas itu. Tidak ada obrolan lain antara mereka.

Kini sudah dua minggu berlalu. Dan Ira pun hanya terus menemani nenek setiap harinya. Ikut nenek bertemu teman temannya dan menemani nenek mengobrol sambil mengurus kebun kecil dibelakang rumah. Kemarin Ira juga ikut mama mertuanya ke salon dan di belikan tas juga sepatu.

Hanya seperti itu saja kehidupan yang dijalaninya. Mungkin orang lain ingin berada diposisinya. Tapi tidak dengan Ira. Dia ingin suaminya meluangkan waktu untuknya meski hanya satu jam saja setiap harinya.

Suaminya selalu sibuk bekerja. Nicho pulang malam setiap malam dan menghabiskan waktu di ruang kerjanya bahkan tidur di sana juga setiap malamnya. Ira memang sudah menjadi seorang istri. Tapi belum menjadi suami istri sesungguhnya karena Nicho belum menyentuhnya sama sekali.

"Kenapa aku merasa seperti bukan seorang istri. Untuk apa aku di sini?" pikirnya.

"Ibu lagi apa ya?!" dia pun menelpon ibunya.

"Ibu!"

"Iya nak. Kamu sehat?"

"Alhamdulillah sehat. Ibu sehat?"

"Iya ibu juga sehat."

"Ibu lagi apa?"

"Biasa, ibu sedang menunggu adek pulang. Beberapa hari ini adek pulangnya larut terus. Ibu jadi khawatir sama adek."

"Sesibuk itu ya buk adek sekarang?"

"Iya. Kadang adek baru pulang, baru mau mandi eh udah dapat telpon dari rumah sakit lagi. Ibu kasihan sama adek, bolak balik kan jauh."

"Kenapa gak suruh adek nyari kos atau kontrakan dekat rumah sakit aja buk?"

"Udah ibu saranin, tapi katanya dia gak mau ninggalin ibu sendirian dirumah."

"Iya juga sih. Coba saja aku bisa tetap tinggal sama ibuk, jadi adek gak akan kerepotan bolak balik dari rumah sakit ke rumah."

"Kamu ngomong apa sih nak. Kamu kan sudah punya suami, ya sudah seharusnya kamu ikut suami."

Air mata Ira tiba tiba menetes saja mendengar kalimat itu.

"Kamu bahagia dengan pernikahanmu, nak?"

Ira mengangguk sambil mencoba tersenyum, "Bahagia buk. Aku bahagia. Mas Nicho selalu perhatian sama aku meski kadang dia sibuk bekerja. Nenek juga selalu menemani aku di rumah kalau mas Nicho pulang telat."

"Syukurlah, ibu bahagia mendengarnya. Akhirnya anak ibu berjodoh dengan laki laki yang baik dan semua keluarganya menerima anak ibu dengan baik juga."

"Iya buk." air mata itu terus mengalir bahkan semakin deras.

Dadanya sesak, dia berusaha menahan tangisnya agar tidak ketahuan oleh ibunya.

"Buk sudah dulu ya. Mas Nicho sudah pulang." ucapnya cepat mengakhiri pembicaraan itu.

Marni menatap layar hp nya yang kini menjadi sunyi. Hatinya cemas, dia merasa sesuatu terjadi pada Shahira.

"Semoga apa yang ibu pikirkan tidak benar, nak. Ibu selalu berdoa semoga anak ibu bahagia." gumamnya.

Sedangkan Ira saat ini menangis di dalam kamar mandi. Dia menghidupkan keran air agar suara tangisnya tidak terdengar sampai ke luar.

"Kenapa aku malah menangis. Kenapa rasanya sakit. Harusnya aku sadar diri, pernikahan ini bukan kemauan Nicho. Nenek yang menginginkan aku. Jadi wajar kalau setiap hari aku selalu bersama nenek."

"Apa yang aku harapkan dari pernikahan ini. Tidak seharusnya aku merasakan perasaan yang tidak berguna ini. Harusnya aku bersyukur, nenek dan mama memperlakukan aku dengan baik."

"Aku tidak seharusnya menuntut Nicho memberi perhatian padaku. Sejak awal aku tahu dia menikahi aku karena nenek."

Ya, Ira sudah tahu semua ini akan terjadi. Tapi, saat itu dia juga tidak punya alasan untuk menolak lamaran Nicho.

Sementara Ira masih menangis di kamar mandi, Nicho pulang. Dia tampak sangat lelah saat ini. Masuk ke kamar tidak mendapati Shahira yang biasanya sudah terlelap di atas ranjang.

Suara air dari kamar mandi membuatnya paham bahwa istrinya itu sedang di kamar mandi.

"Kenapa dia mandi selarut ini?" gumam Nicho yang beralik keluar dari kamar dengan membawa handuknya.

Dia mandi di kamar mandi umum di rumah ini. Setelah mandi, Nicho pun menuju dapur. Makan malamnya sudah tersaji dibawah tudung saji seperti biasanya.

Dia pun menyantap makan malam itu dengan lahap sampai kenyang dengan masih memakai handuk setengah badannya saja.

"Den, sudah pulang?" tanya Jihan yang terbangun saat mendengar ada suara sendok dan garpu bertemu piring di dapur.

"Aku mengganggu bibik ya?"

"Tidak juga. Bibik kira tadi nenek atau non Shahira."

"Shahira sudah makan malam kan bik?"

"Sudah tadi makan malam diluar sama nyonya."

"Shahira jalan sama mama?"

"Iya, hampir seharian. Non Shahira baru diantar pulang setelah makan malam."

"Mama sering ngajak Shahira pergi pergi ya bik?"

"Gak juga. Paling akhir pekan aja. Kenapa den?"

"Gak apa apa."

"Nyonya sepertinya sayang banget sama non Shahira. Biasanya kalau akhir pekan, nyonya paling datang sejam dua jam untuk jenguk nenek, terus pergi lagi urusan kerjaan. Eh dua minggu ini setiap akhir pekan, nyonya selalu menghabiskan waktu seharian bersama non Shahira."

"Mama bahkan gak ada waktu untuk aku, tapi mama punya banyak waktu untuk Shahira." Pikirnya merasa cemburu karena Shahira berhasil mendapatkan hati mamanya.

"Aku kembali ke kamar ya bik. Tolong dibereskan semua ini."

"Baik den."

Nicho kembali ke kamar. Dan ya, seperti biasa dia mendapati Shahira sudah tertidur pulas di ranjangnya.

"Kamu sudah tidur?" tanya Nicho menghampiri Shahira.

Dia duduk di pinggir ranjang tepat di dekat kepala Shahira. Disentuhnya wajah lelap Shahira lembut.

"Aku bahkan belum pernah melihat rambutnya. Apakah panjang atau pendek ya rambut istriku ini?" gumamnya sambil terus mengelus pipi Shahira.

Shahira tidur tanpa melepas jilbabnya. Bahkan saat Nicho tidak dirumah pun Shahira tidak melepas jilbabnya kecuali saat mandi atau sedang berada di kamar nenek, menemani nenek mengobrol sebelum tidur.

Tentu ada alasan mengapa Shahira tidak melepas jilbabnya dihadapan suaminya. Tentu saja karena dia tahu suaminya tidak menyukainya. Dia tahu suaminya terpaksa menikahinya. Ira juga berpikir, kemungkinan suaminya akan menceraikannya dalam waktu dekat.

Ira tidak ingin menodai kesuciannya untuk pria yang tidak menginginkannya. Itulah yang dia pikirkan. Tapi, andai Nicho memintanya atau memaksa untuk menjadikannya sebagai pelampiasan pun Ira akan dengan senang hati kok memberikan kesuciannya.

Tapi, sejauh ini Nicho bahkan tidak menatapnya lebih dari sekedar manusia yang terpaksa harus ada di dalam kehidupannya. Nicho tidak menginginkannya untuk dirinya. Nicho hanya mengikatnya untuk menjadi teman neneknya.

Itu semua dari sudut pandang Shahira menilai Nicho. Sedangkan Nicho sendiri, entah apa yang dia rasakan pada Shahira. Jika benar tidak menganggap Shahira ada, lalu mengapa dia selalu mengecup kening Shahira setiap malam disaat Shahira sudah tertidur lelap.

"Selamat malam, Shahira." ucap Nicho setelah menempelkan bibirnya di kening Shahira.

1
Suanti
shahira lebih baik cerai aja
semoga ibu nya shahira cpt tau kelakuan aluna merusak keretakkan rumah tangga kakak nya sendri biar ibu merasa menyesal
Suanti
shahira gugat cerai aja ke nicho jgn bodoh jdi orang hrs tegas
Suanti
beri kan aja bukti foto nya biar bu marni tau ternyata dalang nya adalah aluna biar terbongkar semua nya
Suanti
kok lgi terungkap nya 😅😅😅
Suanti
ira kasih bukti tentang aluna ke ibu nya bila perlu suruh mantan yg melamar ira sebelum nya dtg termasuk randi dtg ke rumah ngomong sama ibu nya ira biar tahu ngimna kelakuan aluna selama ini biang kerok nya
Suanti
ira berterus terang lah ngomong jujur bahwa nicho selingkuh sama aluna ini kesempatan lgi berkumpul bersama, makin di biar kan makin menjadi
Suanti
ira harus jujur ngomong sama mama dan nenek nya nicho bawah nicho selingkuh sama adek nya aluna biar cpt terselesaikan masalah nya 😅😅😅
muthia: setuju👍
total 1 replies
muthia
jadi l wanita tangguh yg pintar Ira, jgn lg mau di bodohin sama Aluna
Suanti
shahira ini emang oon ya terlalu percaya sama aluna 😅😅😅
RahmaYesi: /Facepalm/
total 1 replies
Suanti
Ira harus tegas harus bongkar tentang selingkuhan nicho sama aluna jangan diam aja makin merasa menang aluna
RahmaYesi: ayo dibantu kak 😄😁
total 1 replies
Nurul Ndut
Jadi gregeten ma Aluna Nicho... kasihan Ira
RahmaYesi: halo kak. makasih udah mampir. semoga suka dan lanjut terus bacanya 😁😉
total 1 replies
Suanti
shahira ini oon terlalu percaya sama aluna, cari tau lah shahira jgn diam aja di bodoh2 in 🤣🤣🤣
RahmaYesi: /Joyful//Grin//Grin//Facepalm/
total 1 replies
muthia
semoga g ada hubungan apa2 Nico dan alunna
Suanti
semoga nicho cepat sadar lebih baik shahira dari pada aluna
RahmaYesi: betuuulll
total 1 replies
muthia
Nico lepasin Zahira klau kamu menyukai Luna
muthia
astagfirullah, kasian Zahira 😭😭
muthia
jgn sampai Nicko mempermainkan Zahira 🙏
RahmaYesi: hai kak, makasih udah mampir. semoga suka dan terus lanjut baca
total 1 replies
Suanti
lamar shahira aja kalau lamar aluna pasti di tolak sama aluna
RahmaYesi: Halo kak, makasih udah mampir 🙏
total 1 replies
muthia
mampir🙏
muthia: sama-sama
muthia: cerita nya 🅑🅐🅖🅤🅢
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!