NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Gadis Bercadar Gamon

Mengejar Cinta Gadis Bercadar Gamon

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Duda / CEO / Obsesi / Beda Usia
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Cengzz

KISAH PERJUANGAN SEORANG LAKI-LAKI MENGEJAR CINTA GADIS BERCADAR YANG BELUM MOVEON SAMA PRIA MASA LALUNYA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cengzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Sabrina. Bubup mana?" Tanya Kevin celingukan kesegala arah sambil mengunyah kacang, memangku toples.

"Bubup siapa? Orang mana? Gue baru tahu ada orang namanya bubup." Lucky menggaruk tengkuknya, bingung.

"Bukan orang anjir. Tapi kucing. kucing cewek yang dipiara sama arhan, namanya bubup." Jelas Kevin serius.

'lucu banget namanya. Dia melihara kucing juga ya? Gemes banget' batin Bella, gemas sama arhan yang ternyata pecinta kucing, satu frekuensi dengannya.

"Yang warna putih itu bukan, dek?" Tanya Bella sering kali melihat satu kucing berwarna putih didalam mansion.

Sabrina mengganguk pelan. "Iya, mbak."

Arhan memang punya seekor kucing betina berwarna putih. Bagian kepalanya berwarna abu-abu. Bulunya lebat. Matanya bening, besar. dan tubuhnya lumayan besar seperti kucing pada umumnya.

Namanya Bubup. Memiliki sifat manja, cerewet, ndusel, cemburuan, posesif dan selalu nempel ke Arhan ke mana pun ia pergi. Namun semenjak kepergian arhan. Bubup terlihat murung, tak selera makan, bahkan tak mood ngapa-ngapain, gairah hidupnya seolah hilang.

"Waduh kucing cewek nggak tuh! Berasa jadi istri kedua!" Celetuk Revan terkekeh kecil.

"Posisi bebep gue tergantikan sama kucing! Parah beb!" Ujar livy pura-pura sedih.

"Iya ih... Kucingnya nyebelin banget. Ngerebut dia dari aku terus waktu dulu." Keluh Sabrina cemburu.

"Kucing rasa pelakor tuh!" Celetuk Revan membuat Raka ngakak.

"Salah satu Pelakor yang nggak bisa diajak ribut." Kata Leon.

Lucky terkekeh. "Mana sih dia? Kok gue nggak pernah lihat si bubup-bubup itu?" Tanyanya penasaran dengan sibubup. Kucingnya Lucu atau ngeselin.

"Jangan Luk! Dia galak banget. Gue aja pernah dicakar Ampe berd3rah-d3rah!" Kata Raka bercerita.

"Gue juga sering dicakar. Emang tuh kucing, muka doang imut. Tapi kelakuannya nggak ada imut-imutnya." Livy berdecak kesal.

"Mungkin muka kalian serem kali. Makanya digaruk. Kucing tau mana orang jahat sama enggak. Kalau gue nggak. Pasti dia nurut tuh! Pusssss! Pussss! Kerrrr!" Oceh lucky memanggil kucing sambil menjentikkan jarinya.

"Lo manggil ayam apa manggil kucing bang!" Tanya Revan, mengerutkan alisnya.

"Manggil anj*ng!" Celetuk Tama mengangkat suara dengan eskpresi datar.

Sabrina langsung menampar bibirnya pelan. Tama meringis. Pria itu diomeli habis-habisan sama beberapa orang, terutama Bella.

"Jangan ngomong kotor dirumah orang, mas" Peringat Bella lembut.

'kayaknya, dia lembut sama orang lain doang. Sama gue mah ketus mulu bawaannya.' gerutu lucky dalam hati.

"Siapa juga yang ngomong kotor! Orang ada geh hewan namanya anj1ng!" Kata Tama memprotes.

"Hewan Tah orang bro? Ada loh orang kelakuannya kek anj1ng juga. Serius ini mah." Kata Raka yang langsung dikeroyok, ditampar, dijambak sama para wanita kecuali Bella dan Sabrina yang diam mengamati, fokus ke Tama.

"Bagus dong orang kelakuannya kek anj1ng! Berarti dia setia, penurut." Kata Tama.

"Salah tapi gak salah juga. Anj1ng di rumah gue juga Baik tuh. Nurut banget sama gue!" Kata lucky mengingat anjing miliknya.

"Lo kan rajanya anj1ng bang. Makanya dia nurut!" Kata Aldo asal, langsung disambut tawa riuh. Lucky berdecak. Tama terdiam.

Mata lucky langsung menangkap seekor kucing, mungkin dia bubup. "Bup! Bup! Sini!" Panggil lucky, melambaikan tangannya.

Semua mengikuti arah pandangan lucky. tampaklah bubup berjalan dengan langkah anggun, menatap sebentar mengabaikan lucky. Diabaikan seperti itu, lucky tak terima. Ia berdiri dan menggendong paksa si bubup.

"Meong!" Bubup memberontak, mencakar tangan lucky tanpa ampun, lalu meloncat turun dengan lincahnya.

"Dasar kucing nggak tahu diuntung!" Gerutu lucky memeriksa tangannya yang mengeluarkan cairan me4ah, lalu menatap benci bubup yang tengah menatapnya tajam. Dalam hati, lucky mengumpat sejadi-jadinya. Hari ini terasa begitu sial dalam hidupnya. Sudah ditolak, direndahin, diketawain, dicakar kucing pula.

Mereka langsung ngakak melihat ekspresi kaget dan kesal lucky. Kecuali Tama yang terdiam, menatap bubup yang kini mengalihkan pandangannya.

Bubup menatapnya lama, matanya seolah mengenali sesuatu yang sulit dijelaskan.

"Meong!" bubup mengeong manja.

Semua mata teralihkan, mengikuti langkah kucing imut tersebut, yang berlari kecil, lalu melompat, dan dengan sigap Tama menangkapnya.

Bella tertegun, begitupun dengan yang lain. Bahkan lucky sampai tercengang.

"Miaw! Miaw" suara kucing itu terdengar lembut. Bubup lalu mendusel-dusel manja ke dada Tama, mencari perhatian dengan penuh kasih sayang.

"Kamu mau dipeluk? HM?" Tanya Tama lembut.

"Miaw!" Jawab bubup lantang, seolah mengiyakan, lalu memposisikan diri lebih nyaman kedalam pelukan. Tama memeluknya penuh kelembutan, sembari mengusap kepala bubup. Sesekali mendusel.

'ya Allah... Lucu banget... Gemes banget sama cowok yang suka kucing.' batin Bella gregetan, berharap dialah yang menjadi sibubup dan dipeluk sama Tama. 'astaghfirullah, aku mikir apa.' batin Bella menepis pikiran itu yang tiba-tiba muncul tanpa permisi.

"Miaw! Miaw! Miaw! Miaw!" Kepala bubup mendongak sambil menggeong-ngeong, seolah sedang menggomeli Tama dengan penuh protes manja.

"Kamu marah? HM?" Tanya Tama lembut, tersenyum menatap matanya.

"Miaw!" Bubup mengeong lantang, seolah tak terima. Kucing itu melompat kepundak Tama, mendusel manja pipi dan leher pria itu tanpa henti.

Tama terkekeh kecil, kegelian. "Geli, udah dong... Hehehe!" Katanya lalu menarik si bubup dengan lembut, mengangkatnya sejajar.

Menatapnya teduh.

Mereka mengamati. Bella memerhatikan dalam diam, tak berkedip. Tama mendekatkan wajahnya ke wajah sibubup, lalu mencium pipi kucing itu lama, seolah menyalurkan sesuatu.

Mata Bella membulat sempurna. Hatinya panas, ia tak suka Tama mencium-cium siapapun, termasuk kucing. Jelas dia cemburu buta.

"Miaw! Miaw! Miaw!" Bubup mengeong bertubi-tubi, seolah ikut menggoda suasana yang makin tegang.

Kucing itu malah makin manja, mencakar pelan dagu Tama dan kembali mendusel ke lehernya.

Bella menggigit bibir bawahnya, kesal sendiri.

'Parah, bahkan kucing pun bisa semesra itu...' batinnya geram, tanpa sadar menatap sinis ke arah Bubup.

Tama hanya terkekeh, tak sadar ada pasang mata yang mulai diliputi api cemburu.

'jadi ini alasan Sabrina cemburu sama dia dulu? Pantes aja. Dasar Kucing genit!' lanjut Bella, panas sendiri. Ternyata ini yang dirasakan Sabrina dulu, tapi tunggu.... Kok ada yang aneh. Tapi apa ya.

"Bup! Lo kagak usah centil-centil banget jadi kucing. Gatel ya? Pengen gue garuk muka lu?" Tanya Raka.

Bubup menoleh. Ia mengerang pelan. Khas kucing yang nggak suka diganggu.

Raka menelan ludahnya ketar-ketir. Aura bubup terasa sangat mengintimidasi. "Maaf. Bup! Gue bercanda doang. Hehehe!" Raka nyengir.

"Iyanya kamu nih meng! Gatel banget. Nempel Mulu sama cowok. Ishhh! Genit! Deket-deket cowok aku!" Oceh livy kesal.

Bella menoleh kearah livy, tatapannya tajam. Sayangnya livy tak menatapnya, wanita itu justru menatap si bubup, beradu tatap.

Semenjak tadi lucky, mengobati lukanya dengan hati-hati, sesekali mengamati bubup dengan eskpresi kesal setengah mati.

"Apa? Kamu nggak terima? Dia cowok aku! Mulai sekarang kamu gak boleh deket-deket dia. Aku gak suka" Ujar livy sok posesif, memelototi bubup yang mengerang keras, seolah mengerti ucapan livy.

Bubup turun dari pangkuan Tama. Dengan gerak cepat, Kucing itu loncat dan mencakar paha livy.

"Awww! BUBUP!!" jerit livy, terlonjak kaget sambil mengelus pahanya yang tercakar.

Semua sontak tertawa terpingkal-pingkal. Bella terkekeh puas. Kevin sampai nyengir lebar.

Lucky berseru, "Fix! Bup cemburuan!"

"Sepertinya gitu. Kamu cemburu ya meng?" Tanya Bella lembut, nahan kesal.

Bubup menghiraukan. Bella melongo, tak percaya diabaikan begitu saja. Ia menatap kesal bubup yang terlihat nyaman dipangkuan Tama, ekornya bergoyang malas. Kepala kucing itu terdongak.

"Miaw! Miawww! Miaw!" Tak henti-hentinya, Bubup mengeong lantang, seolah berkata 'kamu hanya milikku. Gak boleh ada yang deketin kamu, kecuali aku. Cuman aku yang boleh.'

"Oh, ceritanya cemburu? HM?" Tanya Tama mengusap kepala bubup yang tengah cemburu, Tama paham apa yang dikatakannya.

Bella mengerutkan kening. Cemburu? Maksudnya apa? Bubup beneran cemburu? Duga Bella tak yakin.

"Miawwww! Miawww! Miawww! Miaw!" Desis bubup, seolah berkata. 'iya, aku cemburu. Puas kamu bikin aku cemburu? Aku gak suka kamu deket-deket sama yang lain. Cuman aku yang boleh Deket. Paham?'

lalu bubup mendusel manja dada Tama, memeluknya erat, seakan tak rela berbagi.

'kamu!!' geram Bella dalam hati, jengkel dengan bubup yang berani memeluk Tama.

"Dia ngomong apaan bro? Translate dong. Gue gak paham." Celetuk lucky penasaran dengan interaksinya.

"Dia bilang gini 'kamu hanya milikku, gak ada yang boleh deketin kamu. Kecuali aku. Soalnya, aku cemburuan. Paham?' yaudah gue iyain aja. dia posesif banget." Jelas Tama serius, mengusap bubup yang tengah menatap mereka sembari menjulurkan lidah, seolah pamer. 'dia milik gue, wlek.'

"Seriusan dia cemburu sama kamu?" Tanya Bella suaranya meninggi, kaget dan kesal sendiri.

"Iya. Dia cemburuan. Makanya si livy dicakar. Emang gitu si bubup mah. Gue udah ngerti kalau dia lagi cemburu atau nggak. Dan sekarang dia lagi cemburu buta." Jelas Raka sudah tahu seluk beluknya, pengalaman.

'ini gak bisa dibiarin! Enak banget kamu meluk-meluk dia didepan aku. Awas aja kamu!' Batin Bella, menatap sinis bubup, seakan mengibarkan bendera persaingan antara manusia dan hewan.

"Kok dia bisa nurut sama Lo, bro? Kelihatannya juga nyaman sama manja banget. Padahal Lo orang asing loh" Tanya lucky bingung.

"Mungkin kucing punya insting tersendiri, bang. Dia tau mana orang yang nyamanin sama enggak. Nah, bagi dia Tama ini nyamanin, simple" Timpal Revan ala kadarnya.

Lucky manggut-manggut, ngerti. Ia memerhatikan bubup. Kucing itu tampak antusias, mengoceh terus, manja habis-habisan, nempel melulu, terlihat bahagia bak menemukan ikan gurame dalam wajan.

"Kamu udah makan? HM?" Tanya Tama lembut, tatapannya teduh.

'ihhhhh.... dia perhatian banget.... Bubup yang digituin, aku yang baper.' Batin Bella, ia senyum-senyum sendiri dibalik cadarnya.

"Dia nggak mood makan...." Sabrina menjelaskan pada Tama. Sejak arhan meninggal, bubup tampak murung, tak semangat hidup. Diberi makan pun dibiarkan begitu saja. Bener-bener nggak mood.

Tama terenyuh menatap bubup. Kucing itu tampak sedih kehilangan arhan.

"Kalau bubup mau makan karena kamu, aku berjanji nggak akan minta ganti rugi meja."

"Ada makanannya, mbak?" Tanya Tama berdiri.

"Tuh disitu!" Tunjuk Sabrina dibawah meja kaca didepannya. Ternyata ada whiskas.

Bella, lucky dan yang lain terdiam, memperhatikan Tama meraih whiskas dan menuangkannya kedalam mangkuk kecil berwarna emas.

Bubup menoleh, mencium aromanya.

Tama menggoyang mangkuk pelan. "Bubup..."

Perlahan, Bubup mendekat… lalu mulai makan.

Sabrina tertegun. "Dia... makan."

Tama tersenyum kecil menatap bubup yang lahap menyantap whiskas dalam mangkuk yang dipegangnya, sembari mengelus-elus kepala bubup.

aksi sederhana itu, mendatangkan rasa kagum luar biasa dihati Bella.

'penampilan tidak menentukan baik buruknya seseorang. Dari cerita dia seperti penjahat. Tapi dalam dunia nyata dia terlibat seperti pahlawan. Aku padamu mas.' Batin Bella geli sendiri. Tapi ia salting. Aneh.

*

*

Bubup tertidur pulas dikamar sesudah diberi makan. Sabrina mengucap terimakasih sebanyak-banyaknya. Tama tersenyum. Menyaksikan interaksi keduanya, Bella cemburu. Namun ia harus menahannya. Tak mau menunjukkan perasaannya pada siapapun, hanya dirinyalah yang boleh tau.

"Sabrina. Jadi pesen meja modelan kek gini?" Tanya Raka.

"Pesenin aja." Kata Sabrina cepat.

"Buset! Mesen meja kayak mesen kopi di warung!" Celetuk kevin terkekeh.

"Orang kaya bro, wajar aja." Kata lucky ikut terkekeh.

Raka memesankan meja kaca baru. Tak lama, lima bodyguard masuk membawa meja kaca persegi panjang, mengangguk sopan sambil mengucap permisi, mereka membalas anggukannya, berdiri. Kelima bodyguard itu mengangkat meja retak dan meletakkan yang baru, sembari memindahkan barang-barang dimeja lama. Meja pecah pun diangkat keluar.

"Ini mah harganya 36 m lebih. Bukan ratusan juta." Ucap livy terkejut. Ia tahu merek meja ini, ekslusif.

Bella melongo. 36 milliar? Hanya meja kaca dan panjang harganya miliaran? Astaga. Jiwa kesederhanaannya meronta-ronta.

"Harusnya kayak Tama bang." Celetuk Revan tiba-tiba.

Lucky mengernyit. "Maksudnya?"

"Lu mah mecahinnya gelas doang, tanggung banget bang. Kalau mau mecahin tuh jangan nanggung-nanggung, kayak Tama dong. Langsung mecahin meja. Lebih aesthetic dari pada mecahin gelas." Revan terbahak-bahak membahas gelas kembali, semua orang ikut tertawa, bahkan Bella tertawa keras, meledek. kecuali Tama dan Sabrina yang tak tertawa sama sekali.

"Gelas, gelas and gelas. Capek banget. Jokes gelas dah over banget, lama-lama bosen!" Ketus lucky muak sendiri.

"Yah Tama diem aja. Nggak ketawa? Bingung ya sama pembahasan gelas?" Tanya livy masih tertawa.

"Kasihan banget dia gak tau." Ejek Rara masih ngakak terbayang gelas.

"Seandainya dia tau betapa lucunya lucky melamar bella didepan calon mertua " Kevin tak meneruskan perkataannya.

"Pasti bakalan ketawa juga. Soalnya lucu banget mana ditolak lagi" Bella meneruskan. Lucky tak menyangka.

"Menertawakan perasaan orang yang ditolak? Kalian anggep itu lelucon, lucu gitu? Gak lucu t0l*l!!" Suara Tama meledak.

Suasana seketika hening. Tawa yang tadi memenuhi ruangan langsung lenyap.

Bella membeku. Lucky menatap Tama terkejut. Tapi tersentuh.

"Perasaan bukan bahan candaan, beg0! Idi*t!" Tama menatap tajam pelaku yang menertawakan. "punya otak dipake. Kalau nggak bisa menghargai, mending diam. Jangan menertawai. Ini saja kalian tidak mengerti. Sudah gede masih aja g0bl*k! bgst! Anj*ng lo semua!" Umpat Tama membentak mereka habis-habisan dengan lontaran kata-kata tajam.

Lucky mengigit bibir bawahnya, terharu. Ternyata masih ada yang membelanya, meski omongan Tama kasar.

Yang lain terdiam, kaget, syok dan melongo mendengar kata-kata tak pantas itu.

"Jangan berbicara kasar disini!" Tegur Bella lembut namun tegas.

"Orang seperti kalian memang harus di anj*ng-anj*ngin, di k*NT**-k*NT*Lin, biar cepet sadar. Gak pantes dilembut-lembutin, makin ngelunjak kalau dilembutin."

'dia peduli sama gue. Makasih.' Batin lucky nyaris menangis.

"Astaga!" Beberapa orang kaget mendengar ketoxican pria itu.

"Santai aja bro. Ini cuman bercanda."

"Astaghfirullah, mas. Toxic banget! Kamu terlalu toxic. Gak sepantasnya kamu berbicara seperti itu disini." Ujar Bella memprotes. Ia syok berat dengan kata-kata Tama. Sungguh kasar.

"Kalau mau menegur seseorang pakailah kata-kata yang baik. Jangan begitu. Lagian, yang mengalami juga gak baper sama candaan ini." Lanjut Bella, melirik lucky yang tengah menunduk dalam diam.

"DIA NGELAMAR LO DIDEPAN ORANG TUA DENGAN NIAT TULUS DAN LO NOLAK DIA DIDEPAN MEREKA. HABIS LO TOLAK. SEKARANG NGETAWAIN DIA?! LO NGGAK MIKIRIN SEHANCUR APA PERASAAN DIA? DIPERMALUKAN DIDEPAN BANYAK ORANG? LO NGGAK MIKIR SAMPE SANA??" Tama membentak Bella tanpa peduli dengan wanita itu yang gemetar nyaris menangis.

"Bro, udah bro. Anak orang mau nangis!" Kata Kevin merasa kasihan melihat Bella.

Tama tak peduli. "OTAK LO DONGKOL BANGET B*ST!! BISA-BISANYA LO NYEPELEIN PERASAAN DIA SAMPAI SEPARAH INI. JANGAN MENTANG-MENTANG LO CEWEK, LO BEBAS NYAKITIN HATI LAKI-LAKI SEENAKNYA TANPA BERPIKIR!! LO TERLALU NGGANGEP DIA ENTENG! NGERENDAHIN DIA BANGET! SAMA DIA LO BISA BEGITU.... MISAL GUE YANG DIPOSISI DIA, DIPERMALUKAN, DISEPELEKAN, BAHKAN DIRENDAHIN SAMA LO. JANGAN HARAP GUE TERIMA! DETIK ITU JUGA CEWEK KAYAK LO..... GUE HABISIN DEPAN MATA!"

"CUKUPPPP!!!!!"

1
Nimas Bin Udin
/Good//Good//Good//Good//Good/
Nimas Bin Udin
sakit y bella
Nimas Bin Udin
murahan sekali kmu bella
Nimas Bin Udin
salettres sugan MH nya c Bella sama lukkyi
Nimas Bin Udin
sttres tu c Bella masa mencintain adik ipar sendiri sih Uda meninggal LG orang nya
Nimas Bin Udin
lanjutin
Nimas Bin Udin
sombong banget tu c Bella .songong g meraba hati dan perasaan sendiri sama ak aja lukki ak mau JD istrimu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!