AREKSA ( Pacar Antagonis )

££££££££££

**Di sebuah gudang terbengkalai**.

Seorang wanita terlihat berjalan menuju sebuah gudang terbengkalai di pinggiran kota yang jauh dari keramaian.

Padahal hari sudah menunjukkan hampir tengah malam , namun sepertinya hal itu tidak membuat wanita tadi takut dengan keadaan sekitar yang sunyi itu.

**Kriet**

**Brak**

Suara pintu yang di buka lalu di tutup dengan keras membuat lima orang pemuda yang terlihat seperti anggota geng motor yang sejak tadi ada didalam gudang tersebut yang mereka jadikan markas , terlihat terkejut saat melihat siapa yang datang menemui mereka.

"Wah .. wah .. lihatlah , siapa yang datang kemari"ucap salah satu dari mereka sambil menyeringai kearah wanita itu.

"Gue butuh bantuan lo , gue mau lo nyulik gadis ini , dan setelahnya kalian bebas ngapain aja sama dia"sambil menunjukkan sebuah foto pada kelima pemuda yang ada di ruangan itu.

"Cantik , siapa dia Pricilla?"puji seorang pemuda yang sepertinya adalah ketua dari geng motor tersebut.

"Musuh gue , dan gue enggak mau tahu , kalian harus berhasil menculik orang ini"

"Lalu imbalannya?"

"Sebutin nominalnya , dan gue akan trasfer sekarang"

"Lo tahu bukan uang yang kami inginkan Pricilla"sambil menyeringai menatap Pricilla yang ada di hadapannya.

"Brengsek lo Briyan"marah Pricilla saat tahu apa yang di maksud oleh pemuda yang bernama Briyan itu.

"Bukankah lo tahu cara kerja kita Pricilla , jadi untuk apa bernegosiasi lagi"sambil terkekeh melihat Pricilla yang kesal padanya.

Pricilla terlihat diam sambil berpikir ingin menuruti keinginan Briyan atau tidak , hingga setelah cukup lama dia terdiam , dia mengatakan hal yang membuat Briyan tersenyum senang dengan apa yang di ucapkan oleh Pricilla.

"Baiklah , gue akan lakuin keinginan lo , tapi setelah lo selesaikan apa yang gue suruh tadi"ucap Pricilla yang ingin pergi dari tempat itu.

Namun dua orang teman Briyan menghadang Pricilla hingga membuat Pricilla menoleh kebelakang.

Tapi bukan Briyan yang Pricilla lihat , melainkan temannya yang lain yang langsung menyambut Pricilla dengan ciuman yang kasar dan penuh nafsu.

"Kita ingin bayaran dimuka , jadi nikmati permainannya Pricilla"ucap Briyan terkekeh sambil melihat keempat temannya yang sedang menikmati santap malam mereka.

Setelahnya diapun bergabung dengan keempat sahabatnya itu , mengisi waktu yang mulai larut dengan bermain bersama wanita yang sudah seringkali bermain dengan mereka.

**££¥¥¥¥££**

**Di kediaman Dirgantara**.

Keyvara terlihat termenung di sofa sambil melihat bulan purnama yang terlihat bersinar sangat terang menyinari malam yang mulai larut.

"Kok gue jadi enggak bisa tidur gini sih .."gerutu Keyvara yang masih dalam posisi yang sama.

"Hei .. Key , apa lo enggak mau balik ke tubuh lo , terus gimana caranya nanti gue kembali ke dunia nyata , gue kangen banget sama Dian"ucap sedih Keyvara yang berharap Keyvara yang asli kembali ketubuhnya , hingga membuatnya bisa kembali ke dunia nyata , tempat dimana jiwa Siena tinggal.

"Gue benar benar semakin bingung dengan alur novel ini , jika terus seperti ini gue juga enggak yakin akan tetap aman meski gue di sisi Areksa , perasaan gue benar benar tidak nyaman , kayaknya besok bakal terjadi hal yang buruk"sambil melihat kearah bulan purnama yang dapat dilihat dari balkon kamar Keyvara.

Dan saat sudah semakin lelah , Keyvara kemudian tertidur di sofa yang dia duduki sejak tadi , mengabaikan dirinya yang merasakan dingin akibat udara malam yang masuk lewat pintu balkon yang dia buka.

**¥¥¥€€€¥¥¥**

**Keesokan harinya**.

Keyvara terbangun dengan kondisi tubuh yang sakit semua akibat dia yang tidur di sofa sepanjang malam.

"Badan gue sakit semua"sambil meregangkan tubuhnya.

"Kayaknya karena semalam tidur di sofa deh .. , mending sekarang mandi aja , siapa tahu pegal pegalnya hilang"ucap Keyvara lagi yang kemudian beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hingga tak butuh waktu lama , Keyvara sudah selesai dengan rutinitas paginya , kemudian dia turun kebawah untuk memilih langsung berangkat ke sekolah.

Sebab dia merasa malas jika harus sarapan sendiri , karena itulah Keyvara memilih untuk sarapan di kantin saja ketimbang sarapan di rumah sendirian.

"Nona .. nona tidak sarapan dulu"sapa Mila yang melihat Keyvara langsung keluar dari rumah.

"Aku sarapan di sekolah saja Mila , jadi aku berangkat dulu"ucap Keyvara yang melanjutkan jalannya.

"Tapi nona .."ucap Mila yang ingin mencegah Keyvara untuk berangkat.

Namun nyatanya Keyvara tidak begitu perduli dan memilih langsung memasuki mobil miliknya yang sengaja di parkirkan di halaman depan.

Lalu setelahnya , Keyvara melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Dirgantara , dan tak lupa sambil melajukan mobilnya , dia menghubungi Areksa agar tidak menjemputnya ke rumah.

"***Pagi sayang .. aku masih ada di jalan , tunggu sebentar lagi***" ucap Areksa diseberang sana saat panggilan Keyvara sudah terhubung dengan Areksa.

"***Enggak usah jemput , aku bawa mobil sendiri*** "

"***Kok gitu , bagaimana jika terjadi sesuatu nantinya***"

"***Lebay banget sih Arsa .. , ketemu di sekolah aja , dan jikapun terjadi sesuatu denganku , bukankah kamu akan datang menyelamatkan ku***?"

"***Tentu saja , karena itu jangan tutup panggilan nya***"

Dan ucapan Areksa tadi sukses membuat Keyvara tersenyum , kemudian dia menyimpan ponselnya di saku blazer bagian dalam yang dia kenakan , dan tentunya masih terhubung dengan Areksa diseberang sana yang masih bisa dia dengar dari earpiece yang dia gunakan.

Hingga hal yang di luar dugaan pun terjadi , dan hal itupun membuat Areksa menjadi cemas dan khawatir dengan apa yang terjadi pada Keyvara.

**Brak**

....................

**£££££££**