SYAHNALA

Hari ini, hari pertama Nala masuk kembali ke sekolah sejak hukuman itu, sebenarnya Nala masih memikirkan perkataan dini padanya.

Nala berjalan di tepi lapangan, dengan pandangan kosong hingga, hingga dia tak menyadari jika sebuah bola basket sedang melaju cepat ke arahnya

HAP.......

suara tangkapan bola itu terdengar sangat dekat di telinganya.

"you're okay" ucap seseorang yang tak asing di telinganya

Nala menoleh ke arah samping, tepat dimana orang itu berdiri, sembari memegang bola yang tadi hampir mengenai kepalanya.

"haduh...Lo..lagi...Lo lagi, kalo gue tau itu Lo, gue biarin aja nih boleh kena kepala Lo biar otak Lo berfungsi" ucap seseorang yang tak lain adalah Raka

Raka melempar bola, itu kepada temannya dengan wajah kesal, melihat itu Nala dengan spontan mengatakan hal yang menakjubkan.

"terimakasih" ucapnya tanpa sadar

Tetapi berhasil menyita perhatian Raka, Raka yang mendengar itu seperti tak percaya, dia langsung menoleh ke arah Nala dan bertanya.

"Lo bilang apa tadi gue nggak salah dengar kan" ucap Raka sembari mengorek telinganya

"nggak ada, nggak tau, kakak aneh" ucap Nala, dengan wajahnya yang terlihat panik dan merah itu,

Karena dia merasa begitu malu, Nala langsung berbalik badan dan berlari meninggalkan Raka sendiri dengan pertanyaan, yang belum dia dapat jawabannya.

"ini harus di abadikan sih, apa gue kasih tahu anak OSIS yah biar dia langsung umumkan ini di Mading?" pikir Raka

"mungkin nanti tulisannya gini (breaking news seorang syahnala Anindya kelas 11 IPS 2 ngucapin terimakasih untuk pertama kali) menarik" ucap Raka dengan senyuman tipis

"rak, lanjut nggak?" tanya salah seorang anggota tim basket itu.

"lanjut dong, tapi biarin gue mikir bentar aja" jawab Raka

Raka begitu yakin, jika Nala tadi mengucapkan maaf, ini pertama kalinya dia mendengar kata itu keluar dari mulut nala, hal yang benar-benar membuat dia terkejut.

Saat Nala mengatakan kata itu, itu terlihat seperti berbeda, apa karena ini pertama kalinya kata itu keluar dari mulutnya? saat ini Raka merasa jika dia adalah orang pertama yang mendengar Nala berkata terimakasih.

Raka tersenyum miring, dia mulai tertarik sama Nala, apalagi saat Nala lari tadi itu terlihat lucu baginya, dengan wajah merah merona, dan tingkah nya yang seperti kepergok mencuri, itu terlihat lucu Dimata Raka.

...***********...

Kini Nala berada di dalam kamar mandi sekolahnya,

Nala menatap dirinya di dalam cermin, mencuci mukanya yang terlihat begitu merah bak tomat.

Dia berfikir apa yang dia katakan barusan? Itu benar-benar reflek keluar dari mulutnya.

Tapi tanpa dia sadari, perlahan dia mulai merasa tenang, bahkan setelah dia mengatakan itu dia merasa, seperti beban dalam dirinya hilang begitu saja, apakah yang dini ucapkan ada benarnya?

Tetapi yang namanya Nala dia masih Denial akan hal itu.

"a...ap...a....ap..apa yang barusan ku katakan, this is the first time aku berkata seperti itu setelah kejadian itu, tapi mengapa aku merasa seperti rasa sakit di dalam hati ku berkurang, mengapa aku merasakan seperti lahir kembali, aku merasakan seperti sesuatu yang memenuhi kepalaku keluar sedikit demi sedikit, apa yang dini katakan ada benarnya? Tapi kenapa?" ucapnya bingung sembari menutup mulutnya

"ada yang aneh di dalam diriku sekarang" ucapnya sembari melihat dirinya di dalam cermin

"aku, rasanya takut untuk ketemu kak Raka" sambungnya lagi

" aku harap kak Raka, melupakan kejadian tadi, aku harap tidak bertemu dengannya untuk saat ini, karena jika tidak dia pasti akan mengejek ku" ucap Nala pada dirinya sendiri.

Setelah selesai membasuh, wajahnya Nala keluar dari kamar mandi dengan sangat hati-hati, karena dia takut jika harus bertemu dengan Raka.

Nala, melihat kiri dan kanan dengan hati-hati, hingga sebuah sentuhan di pundak kirinya mengagetkannya.

"Nala, kamu kenapa? Kok kayak panik gitu" tanya hidan

"oh... enggak apa-apa kok kak" ucap Nala gugup

"yaudah kalo gitu, Nala pergi dulu ya..kak... Bye" ucap Nala sembari pergi meninggalkan hidan, dengan wajahnya yang bingung.

...Happy reading...