Jenderal besar Jia li, siapa yang tidak mengenal nama nya? semua pasti mengenal nya dari rakyat biasa sampai orang-orang yang memiliki pengaruh di negara China.
Dia adalah jenderal besar di kemiliteran China orang yang paling di segani sekaligus di takuti, "Cold-hearted women" itulah julukan nya.
Dia lah jenderal wanita satu-satu nya di kemiliteran China, sifat nya yang dingin dan tak tersentuh membuat dia di takuti oleh para bawahan nya, cara dia menangani musuh-musuh nya sangatlah mengerikan, dia tidak akan segan-segan menebas leher musuhnya jika musuh nya main-main dengan nya.
Tapi siapa sangka jenderal yang paling di takuti serta disegani oleh para bawahan bahkan sampai para musuhnya akan mati saat dia sedang menangani musuh nya yaitu kelompok mafia yang sudah meresahkan negaranya itu,
Saat sedang menjalani tugas nya dia tidak sengaja tertembak oleh musuhnya akibat kelalaian nya, saat dia sedang berfikir bahwa itu akhir hayat nya dia tidak sengaja bertransmigrasi ke tubuh tuan putri kekaisaran Liu.
Tuan putri yang lemah,penakut dan selalu di tindas oleh permaisuri Annchi dan juga Liu Yin putri permaisuri.
"Tenang saja aku akan membuat hidup mereka yang sudah menindas mu sampai membuat mu meninggal, hidup bagaikan di neraka" batin Jia Li
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai Temu Samini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 10 "Putra mahkota Xia Junsu"
'Ada apa ini, kenapa Ibunda terus saja tersenyum di saat kita tengah khawatir kepada dirinya?' Batin mereka semua.
Setelah itu nyonya Xia Wei, putra mahkota, dan pangeran-pangeran tadi bergegas pergi ke penginapan yang mereka tempati, saat sudah berada di penginapan mereka bergegas menuju ruang makan untuk sarapan karena pagi tadi saat mereka hendak sarapan tertunda karena ibunda mereka yang tak ada di dalam kamar nya.
"Ibunda, sekarang jelaskan kepada kami kenapa Ibunda pergi dari penginapan ini dan tidak memberitahu diriku dan yang lainnya?" tanya putra mahkota.
"Putra mahkota Xia Junsu, maaf kan ibunda bukan maksud ibunda membuat kalian khawatir ibunda tadi pagi hanya ingin jalan-jalan saja tanpa pengawalan, tapi siapa sangka ternyata saat sudah berada di pasar ibunda di rampok untung saja ibunda tak kenapa-kenapa" ucap Permaisuri Xia Wei dengan sedikit tersenyum.
Putra mahkota dan pangeran-pangeran yang mendengar ucapan ibunda nya pun sangat khawatir.
"Ibunda apa ibunda tak apa-apa? mana yang terluka? biar Xie Jin obati" Ucap salah satu pangeran yang ternyata bernama Xia Jin.
"Benar ibunda mana yang terluka? Sekarang perampok itu ada dimana, biar Xia Mo habisi perampok itu yang sudah berani nya melukai ibunda!" ucap pangeran Xia Mo dengan marah.
"Hei..hei kalian ini dengarkan ibunda dulu, memang nya ibunda ada bilang jika ibunda terluka hem?" tanya permaisuri Xia Wei dengan tatapan datarnya.
Putra mahkota dan pangeran-pangeran yang mendengar ucapan permaisuri Xia Wei pun menjadi salah tingkah dan saling menampilkan cengengesan yang tak jelas.
"Dasar kalian ini.." lanjut permaisuri Xia Wei.
"Sekarang ibunda ingin menceritakan kejadian tadi, Ahh ibunda sangat senang sekali tadi hihihi" ucap Permaisuri Xia Wei dengan sedikit tertawa.
Putra mahkota Xia Junsu, pangeran Xia Jin, dan pangeran Xia Mo yang melihat permaisuri Xia Wei sangat bahagia itu menjadi heran, pasalnya sejak kapan di rampok menjadi sangat senang seperti itu, bukan nya takut tapi permaisuri malah sangat senang, pangeran mahkota yang melihat muqin nya tersenyum terus pun hanya menggeleng kan kepala.
"Jadi ibunda sekarang ceritakan kenapa muqin sangat senang seperti itu hem?" ucap pangeran Xia Mo.
"Biar ibunda ceritakan, tadi pagi saat ibunda jalan-jalan di pasar ibunda sempat di rampok, ibunda sudah berteriak-teriak tapi tak ada satu pun penduduk yang menolong ibunda mereka hanya menonton ibunda yang sedang meminta pertolongan, tapi saat ibunda sudah sangat lelah mengejar perampok itu ada seorang wanita bercadar yang menolong ibunda, dia sangat hebat, sangat kuat, walaupun dia seorang wanita tapi dia tak lemah ibunda sangat menyukai nya" ucap permaisuri Xia Wei dengan antusias.
Putra mahkota dan pangeran-pangeran yang mendengar pun menjadi penasaran siapa wanita bercadar itu.
"Jadi ibunda apa kau tau siapa wanita itu?" tanya putra mahkota.
"Ya ibunda tau siapa dia bahkan ibunda sudah tau wajah wanita itu karena saat wanita itu hendak mengambil kantong uang ibunda yang tergeletak di samping perampok itu, perampok itu menarik cadar yang wanita itu pakai, apa kalian tahu bagaimana wajah nya?" tanya permaisuri Xia Wei dengan sangat antusias dan bersemangat.
Putra mahkota dan pangeran-pangeran yang di beri pertanyaan pun hanya menggeleng kan kepala nya.
"Wanita itu sangat sangat cantik bahkan kecantikan nya sangat mematikan, dia bagaikan Dewi yang turun dari kayangan'" ucap Permaisuri Xia Wei seraya membayangkan wajah Jia Li.
"Ahh ibunda sangat ingin dia menjadi menantu ibunda" lanjut permaisuri.
"Ibunda apa orang yang di maksud ibunda adalah orang yang di bicarakan oleh para penduduk yang di pasar tadi?" tanya putra mahkota.
"Ya putra mahkota" ucap permaisuri Xia Wei.
"Aku penasaran seberapa cantik dia hingga bisa di bandingkan dengan seorang Dewi" ucap pangeran Xia Mo seraya mengelus dagu nya.
"Ya kau benar aku juga sangat penasaran" ucap pangeran Xia Jin.
"Ibunda apa kau tahu siapa nama wanita itu?" tanya putra mahkota.
"Nama nya adalah Jia Li" ucap Permaisuri Xia Wei.
"Jia Li.." ucap putra mahkota.
Sedangkan di tempat lain...
"Hachii.. kenapa aku tiba-tiba bersin, apa ada yang sedang membicarakan diriku?" tanya Jia Li pada diri nya sendiri.
Setelah sampai di dalam kamar nya Jia Li pun memanggil Jingmi, saat Jingmi sudah datang Jia Li pun menyuruh nya untuk membereskan semua belanjaan nya.
semoga tetap seperti ini sampai end