- Up tiap hari
- Bahasanya ringan dan menyenangkan
Anak laki-laki yang hanya tumbuh bersama sang Ibu yang menjalani hidu sederhana dengan menjadi buruh pabrik mendapatkan sesuatu yang sangat luat biasa, seorang pria kaya-raya datang ke rumahnya dengan mengatakan akan mengangkatnya sebagai anak dengan satu syarat....
Yun kecil yang tak memahami itu menyutujui syarat tersebut dengan harapan akan mendapatkan hidup layak sebagaimana ia inginkan selama ini.
Waktu berlalu begitu cepat, Yun tumbuh menjadi laki-laki tampan dan sukses dalam usianya yang masih muda. Dengan kemampuannya ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan mudah, kehidupannya berubah dratstis dengan bergelimang harta. Namun karier suksesnya tak sesukses kisah cintanya, usia yang cukup dan pekerjaan yang menjanjikan tak membuat Yun memiliki satu pun wanita idaman yang membuat Ibu dan orang-orangnya mulai khawatir. Disinilah peran Nenek sebagai mak comblang kelas kakap beraksi...
Mau tau gimana serunya cerita Yun dalam mencari tulang rusuknya atas bantuan Nenek???
Mau tau gimana serunya Yun menghadapi cewek-cewek yang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya???
Dan mau tau gimana receh dan jailnya sang Nenek buat jodohin cucunya tersebut???
Langsung aja kalian duduk manis dan baca novel lanjutan dari Cinderella Jaman Now ini yach...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofa Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eyang
"Dari mana cah ayu...," Tanya Eyang Murni saat liat cucu kesayangannya itu baru masuk dan langsung buru-buru buat naik tangga ke kamarnya, gak biasanya Chintya pulang lumayan malam seperti ini tanpa kabar. Eyang membesarkan Chintya seorang diri setelah kedua orang tuanya bercerai dan menyerahkan hak asuh kepadanya atau lebih tepatnya beliaulah yang memaksa anak dan bekas menantunya itu menyerahkan hak asuh cucu semata wayangnya itu setelah perceraian terjadi karena Eyang gak mau cucunya itu mendapatkan perlakuan yang kurang enak atau gak adil dari orang tua barunya nanti setelah kedua orang tuanya memiliki pasangan baru. Lebih baik Chintya tumbuh dengan perhatian dan kasih sayang yang beliau berikan tanpa harus terluka atau pun mengalami pengalaman yang buruk.
"Dari rumah Bude Eyang...,"
"Wes mangan cah ayu?" Ujarnya lagi dengan menggunakan bahasa jawa. (Karena perbedaan bahasa daerah kita Author bakal kasih artinya ya...)
# "Sudah makan nak?"
"Sudah tadi di rumah bude." Kata Chintya dengan menuruni tangga dan mendekati Eyangnya, mengambil tangan tua yang telah membesarkan dan memberikannya kasih sayang yang sangat berlimpah itu, menciumnya lembut dan mengusap perlahan. "Kok eyang belum tidur?"
"Eyang nunggu kamu pulang." Eyang Murni menarik tangan Chintya untuk duduk, ada yang pengen beliau bicarakan sebelum cucu tersayangnya itu tidur. "Gimana ndok acara kemarin?" Tanya-nya tentang acara perjodohan yang di rencanakan eyang bareng temennya itu, eyang emang berharap banget cucu kesayangannya itu mendapatkan seorang laki-laki yang berasal dari keluarga baik-baik dan tentu saja harus seorang laki-laki yang baik pula. Pas eyang belanja gak sengaja ketemu sama teman lama eyang waktu dulu sekolah, mereka nge-teh bareng dan ngobrol-ngobrol sampai akhirnya masing-masing cerita punya cucu yang beda jenis kelaminnya dan sepakat buat ngatur pertemuan buat cucu-cucu mereka yang saat ini masih sama-sama lajang. Siapa yang gak kenal tentang keluarga Mahendra dan mengidamkan punya menantu seperti Rega, menjadi satu-satunya penerus, memiliki latar pendidikan yang luar biasa, muka yang ganteng, berasal dari keluarga terhormat dan terpandang yang jelas gak pernah ada satu skandal pun tentangnya. Tentu aja eyang Murni seneng banget kalau cucu perempuannya itu mendapatkan suami sesempurna cucu temannya itu dan langsung menyetujui serta mengatur acara sedemikian rupa untuk mengenalkan mereka berdua.7
"Kayak gitu lah yang...,"
"Koyok piye?" (Kayak gimana?)Desak eyang Murni saat cucunya itu memberikan jawaban mengambang yang gak muasin.
"Ya kayak gitu lah eyang, gak ada yang spesial dari acara kemarin yang eyang rencanakan bareng teman eyang. Orangnya aja dingin banget kayak kulkas gitu, mau entar kalo cucu eyang ini dapat suami kayak gitu?"
"Hush, gak oleh ngomong koyok ngono ndok cah ayu...," (Hush, gak boleh ngomong kayak gitu...)
"Chintya kan cuma ngomong sebenarnya eyang, lagian ya umur chintya itu masih muda banget gak mikir buat nikah sekarang."
"Eyang yo gak mokso kon kawin saiki ndok, kenalan sek ko suwe-suwe dadi tresno." (Nenek ya gak maksa buat nikah sekarang, kenalan dulu nanti lama-lama cinta.)
"Ih eyang, ini kan bukan jamannya waktu eyang masih muda yang ketemu pujaan hati lewat acara perjodohan. Lagian ya cucu eyang ini masih mau menikmati masa muda yang nyangkut di jendela asrama." Katanya lagi, masa muda yang ia maksud itu dimana anak seumurannya menghabiskan waktu mereka buat bermain di luar bareng teman seumuran tapi yang Chintya lakukan adalah terkurung dalam asrama sekolah dengan berjejal pelajaran sepanjang hari. Bisa pulang cuma bentar dan di habiskan buat berleha-leha di rumah yang gak jalan kemana-mana karena gak punya teman buat jalan dan eyang yang super protektif itu selalu aja nelpon kalo keluar rumah sampek cucu kesayangannya balik lagi ke rumah, takut banget kalo lecet di jalan.
"Iyo ndok..., eyang pengene putu eyang seng ayu dewe iki entok jodoh seng apik makak ne eyang yo golekne." (Iya sayang..., eyang maunya cucu eyang yang paling cantik ini dapat jodoh yang terbaik makanya eyang bantu carikan.) Katanya sambil mengelus rambut Chintya, mata tua dan sayu itu menatap wajah cucu kesayagannya yang kini tumbuh menjadi gadis cantik. Rasanya baru kemarin saat eyang membawa Chintya kecil ke dalam rumah ini saat anak laki-laki dan menantunya memutuskan berpisah, eyang memilih membawa dan membesarkan cucunya tersebut karena tak ingin kelak mendapatkan perlakuan yang gak adil dari orang tua baru dari masing-masing orang tuanya setelah menikah lagi. Membesarkan dengan disiplin tinggi hingga namun dengan kasih sayang yang berlimpah membuat eyang Murni menjadi sosok nenek yang over protektif. Apa pun yang ia lakukan hanya untuk melindungi cucu perempuannya tersebut dari kejamnya dunia di luar sana. "Putune konco eyang iku wonge apik ambek ganteng pisan, dadi wajar to lek eyang pengen nduwe putu mantu koyo cah bagus iku?" (Cucunya teman eyang itu orangnya baik dan ganteng banget, jadi wajar kan kalau eyang pengen punya cucu menantu kaya anak tersebut?).
"Doa-in aja ya yang nanti suatu saat Chintya ketemu dan dapat jodoh laki-laki yang seperti eyang harapkan." Jawabnya yang gak mau berdebat sama eyang masalah jodoh, lagian gak pengen kalo di tanyain ini dan itu sama eyang jadi bingung sendiri entar jawabnya. Dan yang terpenting di sini bukan si Rega yang mencuri perhatian Chintya, melainkan sekertaris tampan itu bikin ia susah ngelupain matanya, hidungnya, bibirnya dan semua yang ada di sana. Bayangin aja udah biki Chintya bahagia dan senyam-senyum sendiri.
"Opo to ndok kok mesam-mesem dewe koyok ngono?" (Kenapa kok senyam-senyum sendiri kayak gitu?) Tanya eyang yang bingung liat cucunya senyum-senyum gak jelas.
"Gak pa-pa eyang, Chintya naik dulu ya mau mandi soalnya tadi belum mandi di rumah bude. Lupa bawa baju ganti."
Eyang Murni melihat kepergian cucu perempuannya itu dengan tatapan mata
penuh kasih sayang, membesarkan dengan tangannya sendiri dan menyaksikannya tumbuh menjadi gadis cantik menjadi kebanggaannya tersendiri untuk wanita tua tersebut. Hanya satu yang ia inginkan di sisa hidupnya yang tak akan lama lagi itu bahwa dapat menyaksikan Chintya hidup bahagia dengan seorang laki-laki yang dapat melindungi dan membimbingnya, hanya itu yang ia inginkan.
*******
Hai mbak-mbak, ibu-ibu cantik yang kece badai...
Makasih buat kalian yang masih tetap nunggu up dan baca cerita yang author tulis ini.
Kali ini kita pakek bahasa Jawa dikit-dikit dan untungnya latar belakang author masih ada keturunan Jawanya jadi agak ngerti dikit-dikit walau untuk bahasa halusnya itu author gak terlalu paham, harap maklum lah karena Author lahir dan tumbuh besar di tanah borneo.
Buat kalian yang fans-nya abang Yun yang guenteng banget ngalahin manisnya coklat dalam isian roti sobek yang meleleh dan manis (Soalnya Author lagi makan roti isi coklat,) jangan lupa buat like, vote dan komentarnya. Tinggalin jejak kalian buat Author tambah semangat lagi senam jari di sini, kali aja kan jari author bisa ramping gitu. Buat kalian yang udah like, vote dan komentar makasih banyak ya... Dukungan dari kalian itu sangat-sangat berarti buat Author secara pribadi dan semoga aja novel yang author tulis ini bisa kayak Cinderella jaman now rating baca dan viewsnya.
Tetap semangat ya buat ngadepin new normal dan tetap semangan dampingi anak-anak yang mulai aktif belajar di rumah.
Makasih....
semangat thor, d tunggu up nya...