Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 – Awal Bangkitnya Elvarion
Hutan Gelap Fal'Ruun, beberapa ratus kilometer dari pusat kekuasaan manusia.
Tempat ini dikenal sebagai wilayah terlarang yang dihuni oleh monster iblis, pohon berbicara, dan kabut abadi. Tidak ada manusia yang berani menginjakkan kaki ke dalamnya—karena setiap makhluk hidup yang masuk… tak pernah kembali.
Namun di dalam hutan itu, di dasar reruntuhan kastil raksasa yang ditumbuhi akar-akar bercahaya, berdiri seorang gadis elf berambut perak pucat.
Dia adalah Elvira Moonshade, penerus terakhir dari garis keturunan Raja Elvarion, kerajaan iblis yang dituduh pengkhianat dan dihancurkan ratusan tahun lalu.
Hari itu, tangannya menyentuh permukaan kristal hitam di pusat ruang bawah tanah kastil. Kristal itu mati, dingin, dan seakan tak bernyawa… sampai Elvira membisikkan sebuah mantra kuno.
> “... bangkitlah, Cahaya Malam yang Terlupakan.”
Kristal itu bersinar ungu kehitaman.
Akar-akar hidup mulai bergeser. Sebuah mekanisme kuno terbuka.
Dan dari kedalaman bumi, terdengar suara seperti napas yang telah tertidur lama:
> "Akhirnya... kau datang, penerus darah Elvarion."
🏰 Kebangkitan Kastil Malam Abadi
Dari luar, tanah bergetar.
Burung-burung terbang menjauh. Monster-monster kabur ke arah timur.
Bagian kastil yang selama ini tertutup oleh tanah dan pohon, mulai mengangkat dirinya sendiri.
Batu-batu yang telah runtuh selama berabad-abad saling menyatu kembali.
Dan di langit, terbentuk lambang bulan sabit berwarna gelap… lambang kuno dari Kerajaan Elvarion.
Elvira berdiri di tengah ruang besar, dan suara dari kristal kembali berbicara.
> "Apa kau siap menghidupkan kembali kerajaan ini, wahai Putri Penerus?"
> “Aku… tidak bisa sendiri,” jawab Elvira.
> “Tapi aku memiliki guru. Seseorang dari langit. Seorang raja dari dunia lain.”
> "... Raja Langit... dia telah datang? Maka ramalan leluhur benar..."
📜 Surat Rahasia dan Ras Minor
Setelah mengaktifkan sistem komunikasi kuno yang tertanam dalam kristal Elvarion, Elvira mengirimkan lima pesan rahasia ke berbagai tempat di benua.
Setiap pesan ditulis dengan mantra darah, hanya bisa dibaca oleh mereka yang memiliki darah ras minor: beastman, dwarf, dryad, naga kecil, dan manusia iblis.
Isinya hanya satu kalimat:
> “Elvarion telah bangkit. Raja Langit telah turun. Datanglah, bersatu kembali.”
Selama ratusan tahun, ras minor hidup bersembunyi, ditindas manusia, atau hidup dalam konflik internal.
Namun ketika pesan itu sampai…
🐺 Di Desa Beastman Selatan:
Seorang tetua serigala tua menatap langit. “Sudah saatnya…”
🧝 Di Kuil Dryad:
Pohon suci berbunga untuk pertama kalinya dalam 300 tahun. Para pendeta menangis.
🛠️ Di Pegunungan Dwarf:
Dwarven bersenjata besar memukul palu ke batu. “Kami akan menempa pedang untuk Raja Langit.”
Roda sejarah mulai berputar kembali.
🔥 Sistem Kultivasi Diperkenalkan
Di ruang latihan dalam kastil, Elvira berdiri di depan puluhan elf muda—yang semuanya keturunan ras bangsawan iblis yang selamat.
“Selama ini… kita menggunakan sihir. Tapi sihir punya batas. Sistem sihir… dibatasi oleh dunia ini.”
Semua elf muda menatap bingung.
Elvira tersenyum dan mengangkat telapak tangannya.
> “Guru-ku mengajariku sesuatu yang lebih dalam. Kekuatan yang tak bergantung pada aturan dunia ini.”
> “Sistem ini disebut kultivasi.”
Lalu dia duduk dan mulai menjelaskan:
Meresapi energi dunia, bukan hanya meminjam sihir.
Mengalirkan energi ke dalam nadi spiritual.
Memadatkan inti energi, membentuk fondasi kekuatan abadi.
Menerobos dengan kehendak, bukan hanya dengan mantra.
Salah satu elf muda bertanya, “Tapi... mungkinkah kita, ras iblis, mengikuti jalan ini?”
Elvira hanya tersenyum.
> “Lihat aku.”
Lalu dia mengangkat tangannya ke langit.
BOOM!
Petir surgawi turun dari awan gelap, menyambar tubuhnya. Tubuh Elvira bersinar ungu. Awan terbuka, dan seekor naga energi muncul sebentar di balik langit.
Semua murid jatuh berlutut.
Itu bukan sihir.
Itu... transendensi.
📉 Dunia Manusia Resah
Sementara itu, di wilayah manusia, Akademi Aggrale belum tenang.
Kain Draego masih dirawat intensif setelah kekalahannya di tangan Xiao Chen. Namun keluarganya—Keluarga Draego—menjadi marah.
Mereka mulai menyelidiki asal usul Xiao Chen secara serius.
> “Dia bukan manusia biasa.”
> “Dia... tidak berasal dari dunia ini.”
> “Dia harus dihabisi sebelum dunia kehilangan keseimbangannya.”
Rapat keluarga pahlawan diadakan secara diam-diam.
Namun… mata-mata Elvarion telah menyusup ke dalamnya.
🧠 Elvira dan Strategi Diplomatik
Setelah para ras minor membalas pesan dan mengirim utusan ke kastil Elvarion yang baru bangkit, Elvira berdiri di depan peta besar benua.
“Langkah pertama kita bukan perang,” katanya.
> “Tapi diplomasi. Kita harus merebut kepercayaan.”
“Bagaimana?”
> “Dengan kekuatan. Dengan keajaiban. Dengan menunjukkan bahwa Raja Langit telah datang membawa perubahan.”
Dan Elvira pun memulai Gerakan Penyebaran Teknik Kultivasi secara rahasia di berbagai wilayah.
Dalam beberapa bulan, efeknya mulai terlihat:
Penyihir lemah yang tak punya masa depan, kini mampu mengangkat batu raksasa.
Petarung tua yang hampir mati, kembali muda setelah membuka nadi spiritualnya.
Rakyat dari ras minor mulai bangkit—dan percaya lagi.
📨 Surat untuk Xiao Chen
Malam itu, Elvira duduk sendiri di balkon atas kastil yang setengah bangkit itu.
Bulan gelap bersinar lembut.
Dia menulis sebuah surat.
> Untuk Guru-ku, Raja Langit.
> Dunia ini... mulai berubah. Seperti yang kau katakan.
> Aku telah memulai langkah-langkah kecilku.
> Tapi aku merasa, kekuatan besar sedang mengawasi.
> Beberapa ras mulai merasakan tekanan dari dunia manusia.
> Bahkan ada desas-desus… bahwa salah satu pahlawan manusia telah hidup kembali.
> Aku akan menunggumu di puncak gunung dunia ini.
> Saat saatnya tiba, mari kita bangkitkan Elvarion sepenuhnya.
> Elvira
Surat itu dikirim menggunakan burung langit bermata tiga—makhluk kuno dari kerajaan iblis.
Di Akademi Aggrale, Xiao Chen sedang duduk di atas menara, memandangi langit malam.
Ketika burung langit itu datang dan mendarat di bahunya, dia hanya mengelus kepalanya.
Surat Elvira dibuka.
Xiao Chen membacanya… lalu tertawa pelan.
> “Bagus, Elvira.”
> “Kau sudah selangkah lebih maju.”
> “Kalau begitu… giliran aku yang melangkah.”
Mata Xiao Chen berubah menjadi emas.
Langit mulai berguncang perlahan.