NovelToon NovelToon
CINTA BEDA KASTA

CINTA BEDA KASTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Five Vee

Andrea Cecilia, gadis yatim piatu berusia 22 tahun, baru saja lulus pendidikan Diploma Tiga, jurusan Tata Boga. Ia ikut dengan sang bibi bekerja di rumah keluarga Dinata, sembari menunggu panggilan kerja dari sebuah hotel ternama di ibukota.

Andrea yang memiliki kemampuan memasak, di minta menjadi perawat untuk anak perempuan nyonya Dinata yang mengalami depresi setelah di lecehkan, dan kini dalam keadaan hamil besar.

Sang nona yang selama ia jaga, hanya diam, tiba-tiba meminta Andrea menjadi Ibu pengganti untuk bayi yang akan ia lahirkan. Bahkan, di akhir hayatnya, wanita itu meminta Andrea menikah dengan sang kakak, agar bayinya memiliki orang tua lengkap.

Bagaimana kah perjalanan hidup Andrea setelah kepergian sang nona untuk selamanya?
.
.
.
Hay Teman Redears.. ketemu lagi dengan aku si Authir a.k.a Author Amatir 😁

Mohon dukungannya, ya.. jangan lupa, Like, komen, Vote dan Gift.
.
Semoga cerita ini berkenan.
.
Ingat, tidak ada hikmah yang bisa di ambil dari cerita ini, karena novel ini hanya HALU SEMATA.
.
Terima Gaji ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Aku Tidak Perduli.

Andrea menelan ludahnya dengan kasar. Ia dan Arthur tak berjarak. Pria itu memeluk pinggangnya dengan erat.

“Arth, lepaskan aku.” Gadis itu memberontak. Ia berusaha mendorong tubuh Arthur.

Namun, pria itu justru semakin mengeratkan tangannya pada pinggang gadis itu.

“Arth, nanti ada yang masuk.”

“Tidak ada yang berani masuk tanpa seijin ku.” Pria itu menatap lekat pada wajah gadis dalam dekapannya.

‘Apa yang telah kamu lakukan padaku, Rea? Kamu selalu saja menghantui pikiranku.’

“Arth, di depan ada mbak Dona.”

Satu tangan pria itu kemudian terulur, meraih ponselnya.

“Jangan ada yang masuk ke ruanganku.” Ucap pria itu saat panggilan telah tersambung. Dan tanpa menunggu jawaban, Arthur begitu saja memutus panggilan.

“Kamu mau kemana buru-buru?” Tanya Arthur kemudian.

“Audrey sedang menungguku di rumah.” Tukas Andrea.

Arthur mencebikan bibirnya. “Audrey tau, mama sekarang sedang bersama dengan papa.”

Andrea pun mendengus kesal.

“Kita harus bicara, Rea. Pernikahan tinggal tiga minggu lagi.” Ucap pria itu serius.

Andrea menghela nafas pelan. Ia pun menurut dan tak lagi memberontak.

“Apa aku boleh meminta sesuatu?” Tanya gadis itu kemudian.

Arthur mengangguk. Ia kemudian menyelipkan anak rambut di balik telinga gadis itu.

“Katakanlah.”

“Aku ingin, pernikahan ini hanya di hadiri keluarga. Dan di rahasiakan dari pihak hotel.”

Dahi Arthur berkerut mendengar permintaan calon istrinya itu.

“Apa maksudmu?”

“Mm, aku kan baru bekerja di hotel, jadi untuk sementara waktu, aku ingin pernikahan ini di rahasiakan. Aku tidak mau, orang-orang hotel, dan teman kerjaku mengira jika aku bekerja disana karena campur tangan dirimu. Ya, walau aku tau, kamu sudah pasti memiliki andil.” Ucap gadis itu panjang lebar.

Arthur menghela nafas pelan. Ia membuang pandangan ke arah lain.

“Apa tidak ada syarat lain?”

Kepala Andrea menggeleng. “Atau kita batalkan saja. Aku akan menjelaskan lagi pada nyo—mama tentang kita. Lagi pula, kamu sudah memiliki kekasih. Aku tidak mau merusak hubungan kalian.”

“Siapa yang memiliki kekasih?” Tatapan pria itu mulai tak bersahabat.

“Mm, dirimu. Siapa lagi?” Andrea berucap polos.

“Tau darimana kamu?”

“Lalu nona Celine?”

Arthur mencebik. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Andrea.

“Bukannya sudah pernah aku katakan. Tidak semua yang kamu lihat itu adalah kenyataan yang sebenarnya.”

Andrea perlahan memundurkan wajahnya.

“Arth. Apa yang kamu lakukan?” Gadis itu memalingkan wajahnya, sehingga bibir Arthur berlabuh pada pipinya.

Pria itu pun berdecak kesal. Ia kemudian menyandarkan punggung pada sandaran sofa. Namun tangannya masih setia memeluk pinggang Andrea.

“Arth. Bagiamana? Kamu setuju dengan permintaan ku, kan?” Tanya gadis itu lagi.

“Bicarakan saja dengan mama. Dia yang mempersiapkan semuanya.” Ucap pria itu kemudian.

Andrea pun mengangguk paham. Ia kemudian mencoba bangkit, karena pelukan Arthur di pinggangnya melemah.

“Arth.” Gadis itu menggerutu karena Arthur kembali mengeratkan tangannya.

“Arthur, mama bisa marah jika tau kita seperti ini.”

“Tidak ada mama disini.” Pria itu menarik satu kaki Andrea, sehingga gadis itu duduk menghadapnya.

“Kamu harus membayar cincin tadi.”

“Tapi aku tidak punya uang, Arth.”

“Kamu bisa membayar dengan yang lain.” Ucap Arthur dengan pandangan mata yang tertuju pad bibir gadis itu.

Hal itu tanpa sadar membuat Andrea menggigit bibir bawahnya.

“Jangan di gigit. Hanya aku yang boleh melakukannya.” Ucap Arthur yang kemudian menyatukan bibir mereka.

Seperti biasa, Andrea memberontak. Ia berusaha melepaskan diri, namun Arthur semakin menguasainya.

“Arth, nanti Mmhh ada yang datang.” Ucap Andrea di sela decapan yang pria itu lakukan.

Namun Arthur seolah tuli. Pria itu kini bahkan menekan tengkuk gadis itu semakin dalam.

Andrea pun akhirnya pasrah. Ia pun melingkarkan kedua tangan, pada leher Arthur.

Pagutan itu semakin dalam. Manik mata Arthur bahkan sampai terpejam menikmati rasa yang sangat memabukan.

‘Apa pria ini begitu menghayati?’

Andrea yang duduk menghadap ke arah jendela samping pintu masuk, tanpa sengaja melihat seulet seseorang di depan pintu.

“Arth, Mmhh ada Celine di depan.” Ucap gadis itu asal.

“Aku tidak perduli.”

Pria itu bahkan semakin berani, ia mengeksplor seluruh wajah Andrea.

“Arth, jangan meninggalkan jejak. Nanti mama curiga.” Ucap Andrea saat merasa Arthur menghisap lehernya.

“Kamu takut sekali dengan mama.”

“Aku hanya tidak mau dia semakin marah padaku.”

Arthur terkekeh. Ia kemudian kembali menyesap bibi Andrea.

“Arth.”

Bukan Andrea yang menyerukan namanya. Tetapi suara itu terdengar bersamaan dengan suara pintu yang terbuka.

“Si-al.” Pria itu mengumpat.

Sementara, Andrea menyembunyikan wajahnya pada lekukan leher pria itu.

Dengan tetap memangku Andrea, Arthur melihat kearah pintu.

Benar seperti yang di katakan Andrea, Celine sedang berdiri disana dengan mata yang hampir melompat keluar.

“Arth, apa yang kamu lakukan?” Wanita satu anak itu menatap tak percaya. Ini untuk pertama kalinya, ia melihat Arthur tak berjarak dengan seorang wanita.

“DONA!!”

Pria itu bukannya menjawab pertanyaan sang sahabat, justru menyerukan nama sekretarisnya dengan lantang.

Andrea yang masih setia menyembunyikan wajahnya pun sampai memejamkan mata.

“DONA.” Seru Arthur lagi.

Sekretaris yang di panggil namanya pun muncul dengan tergesa.

“I-iya, pak.” Dona bahkan melewati Celine begitu saja.

“Bukankah sudah aku katakan, jangan ada yang masuk ke ruanganku?” Arthur menggeram marah. Bukan karena Celine melihat apa yang ia dan Andrea lakukan. Tetapi, karena ada orang yang menganggu kegiatan menyenangkannya.

Dona menelan ludah kasar. Ia kemudian melirik ambang pintu. Celine berdiri disana dengan tatapan tak percaya.

“M-maafkan aku, pak. Tadi aku turun untuk mengambil laporan di bagian keuangan.”

Dona menundukan kepalanya. Ini untuk pertama kalinya Arthur mengamuk padanya.

“Arth..”

Mendengar langkah kaki mendekat, membuat Andrea semakin menyembunyikan wajahnya. Ia bahkan membuka kancing kemeja Arthur untuk menyembunyikan wajahnya.

“Arth, jangan biarkan Celine melihatku.” Bisik Andrea dalam dekapan Arthur.

Pria itu pun melindungi kepala Andrea dengan tangannya.

“Arth. Apa ini? Apa kamu benar Arthur?” Celine menggeleng tak percaya.

“Cel, tolong pergi dulu. Aku sedang tidak ingin membahas pekerjaan.”

Celine tersenyum getir. Selama ini, Arthur tidak pernah mengabaikannya, bahkan saat bersama mama atau mendiang adiknya. Tetapi, apa sekarang? Hanya karena seorang wanita yang ia tak tau siapa? Pria itu bahkan mengusir dirinya?

“Arth, aku tidak sedang membahas pekerjaan. Siapa gadis itu? Apa dia—

“Nanti kamu akan tau, Cel. Untuk saat ini, Silahkan kamu pergi dulu.” Arthur menghela nafasnya pelan.

“Dona, tolong antar Celine keluar. Lain kali, ingat perintahku. Terulang kembali, siap-siap tinggalkan mejamu.”

“Arth, jangan begitu.” Bisik Andrea merasa kasihan dengan Dona.

Dona menggelengkan kepala. Ia tak mau di pecat hanya karena lalai dalam menjalankan tugas.

“Maafkan aku, pak.”

Dona kemudian mendekati Celine.

“Mari, Bu. Saya antar keluar.”

“Aku menunggu penjelasan darimu, Arth.” Ucap Celine sebelum memutar tubuh menuju pintu.

Setelah pintu terdengar tertutup kembali. Andrea pun mengangkat wajahnya. Ia kemudian menarik dan membuang nafas berulang kali.

“Arth. Bagaimana ini? Celine bisa marah padamu. Kenapa kamu mengusirnya? Kenapa tidak mengejarnya?”

Arthur terkekeh mendengar pertanyaan calon istrinya.

Masih dengan menggendong gadis itu, Arthur kemudian bangkit dari duduknya.

“Arth, mau kemana? Turunkan aku. Aku berat, Arth.”

“Jangan banyak bicara, Rea.”

Pria itu membawa tubuh Andrea kedalam kamar pribadi yang terletak di dalam ruang kerjanya.

.

.

.

Bersambung.

1
Heryta Herman
arthur sebagai lelaki yg sdh dewasa dan matang...berpikir jauhlah sdkt...pahami istrimu dari segala segi..cara pandang istrimu berbeda krna memang kalian dari awal juga sdh terlihat perbedaannya...mengalah sdkt untuk kenyamanan bersama...kalian tdk salah..cuma keadaan yg tdk berpihak pada kalian skrng ini...bersabarlah sdkt lagi...
ayo thor...lanjut...
Heryta Herman
halaaaah...ngambek kononnya...tapi ujung" nya di ksh buah melon,trus meleleh...huuueeek...geli klo liat lelaki ngambek.../Grimace/
Heryta Herman
bagus andrea...mantap...sekali" memang harus di kunci mulut chef danu yg lemes itu...suka banget ngurusi hal orang...jauhi lelaki sifat sprti chef danu..
Heryta Herman
bukan begitu cara menghukum istrimu arthur..sungguh tdk punya hati...itu namanya pemaksaan dan pelecehan walaupun dgn istri sendiri...siapapun yg bergelar istei,tdk mau di perlakukan begitu...ada paham???
ingat!!!tdk sepantasnya suqmi perlakukan istri sprti jalang...harga diri istri harus kau itamakan arthur...thor...maaf...ga suka si arthur semena" dgn istri.../Pray//Panic/
Heryta Herman
memang dasar si celine nya aja yg kegatelan...blm tau dia se tegas apa si andrea itu nti...
Tyaz Wahyu
aduh art takut melonx diliat bnyk lelaki hidung belang y art,pakai jubah saja biar aman kalo gt art
Tyaz Wahyu
keep fighting rea jngn smpai lepas si art. tunjukkan taringmj raaauur 😈
Tyaz Wahyu
busyeet test drive dulu y art ,pintar tp sayang tolol jika didepan celine..celine jg sll ja ngurusin mslh pribadi art nyesel kali ye
Tyaz Wahyu
aduh celine dasar tak punya malu pst mau kembali ke Arthur lg nih #j*l*ng
Heryta Herman
betul kata Rea..semua itu terpulang pada diri sendiri...klo mau berubah ya usaha sendiri...jngn minta bantu orang lain untuk berubah...buang ego mu yg terlalu tinggi itu arthur..jngn cuma mau di mengerti sama istri tapi kamu tdk mau mengerti sama istri...CEO oon kamu...
Heryta Herman
hahaha..rasin lu arthur...emang enak di cuekin...makanya jdi orang jngn egois,ga peka,pemaksa dan sok bener...teganya kamu salahkan sekretarismu dan menuduh yg bukan"...klo sampai istrimu tau apa yg ucapkan kanpada dona..hbs lah kau
Heryta Herman
ya pasti lah memilih anak dan istrinya lbh dulu...kau ini siapa nya arthur?...istri bukan mantan istri juga bukan...pelakor iya...sadar lah kau ini ular medusa...
Heryta Herman
waaauuuwww..mantap mama Daisy..
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih /Joyful/
total 1 replies
Anonymous
Ini audreyyy kapan in frame sih duh
Anonymous
Ngapa dah celine muncul terus dikantor 🫵🏻😾
Anonymous
Ga perlu adik bayi kali bayi aja cukup bahasanya
Nika Hidayah
Luar biasa
greentea
merek cuma kissing bu
Lala Kusumah
ceritanya luar biasa bagus menarik seruuuuuu juga inspiratif bagi kita semua, teruslah berkarya dengan karya-karyanya yang bagus lagi, semangat sehat ya 💪💪😍
Hadijah Nadia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!