Bercerita tentang seorang pekerja kantoran bernama Akagami Rio. Ia selalu pulang larut karena ingin menyelesaikan semua pekerjaannya hingga tuntas. Namun, takdir berkata lain. Ia meninggal dunia karena kelelahan, dan direinkarnasi ke dunia lain sebagai Assassin terkuat dalam sejarah.
Mari baca novelku, meskipun aku hanya menulis dengan imajinasi yang masih sederhana ~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KHAI SENPAI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pahlawan dari dunia lain
Di pagi hari, selepas Rio menghantar semua gadis elf ke tempat asal mereka…
Langit yang cerah tiba-tiba dipenuhi cahaya putih keemasan. Suara sihir bergema di udara, dan lima pilar cahaya turun perlahan dari langit, tepat di tengah ibu kota kerajaan Elvaria.
Orang-orang di kota itu berhenti dari aktivitas mereka. Pedagang, prajurit, dan warga biasa menatap langit dengan mata terbuka lebar.
"Apa itu...?"
"Apakah itu... malaikat turun ke dunia?"
"Tidak, itu sihir pemanggilan! Tapi dari siapa...?"
Sementara itu, Rio yang sedang berjalan menuju kota itu dari kejauhan langsung menyadari sesuatu yang janggal. Angin terasa lebih berat, dan tekanan sihir di udara membuat bulu kuduknya berdiri.
"Ada yang aneh…" gumam Rio pelan sambil menatap ke arah cahaya.
"Aku harus pergi ke sana. Sekarang!" katanya tegas.
Tanpa membuang waktu, Rio langsung melesat melalui hutan dengan kecepatan luar biasa, menerobos pepohonan sambil menahan rasa penasaran yang makin kuat di dalam dirinya.
Tibanya dia di kota itu...
Rio menghentikan langkahnya beberapa meter sebelum gerbang utama. Ia segera mengenakan topeng hitam miliknya topeng yang biasa ia gunakan saat menjalankan misi sebagai assassin. Ia tak ingin identitas aslinya dikenali.
“Kalau cahaya tadi benar-benar sihir pemanggilan, bisa jadi suasana di kota sedang tidak stabil… Aku harus hati-hati,” gumamnya pelan.
Saat ia melangkah mendekati gerbang, dua penjaga segera mengangkat tombak dan menghalanginya.
“Hentikan! Tunjukkan kad nama-mu!” seru salah satu penjaga dengan nada tegas.
Rio berhenti sejenak, menatap kedua penjaga itu dari balik topeng.
“Maaf, ini bukan kota tempat tinggalmu, jadi sesuai aturan, kami harus memeriksa identitas setiap orang luar,” tambah penjaga satunya lagi.
Rio menghela napas pelan, lalu perlahan menyelipkan tangannya ke dalam kantong jubahnya… tapi bukan untuk mengambil kad nama, melainkan untuk bersiap bila terjadi sesuatu.
Namun sebelum suasana memanas, Rio berkata dengan tenang, “Aku datang bukan untuk membuat masalah… Tapi kalau aku tak segera masuk, kota ini mungkin benar-benar akan tertimpa masalah.”
Para penjaga saling bertukar pandang, bingung dengan kata-kata itu…
"Apa maksud kamu!?" seru salah satu penjaga, menajamkan tatapannya ke arah pemuda bertopeng itu.
Rio tetap tenang. Ia berdiri tanpa goyah, hanya matanya saja yang bergerak sedikit menatap penjaga itu dari balik topeng.
"Aku tidak bisa beritahu kepada kalian." jawab Rio dingin, suaranya rendah namun tegas.
Para penjaga langsung terdiam sejenak… lalu salah satunya tertawa kecil dengan nada mengejek.
"Heh... gaya bicaramu sombong sekali untuk orang luar yang bahkan tak bisa menunjukkan kad nama," katanya sambil melirik rekan sesama penjaga.
"Kami sudah cukup sering melihat tipe orang sepertimu. Penuh misteri, tapi tak membawa bukti," ujar penjaga satunya lagi sambil menepuk tombaknya ke tanah.
Rio tak menanggapi. Ia hanya memalingkan wajah sedikit, seolah tak tertarik dengan ocehan mereka.
"Kalau kalian tidak izinkan... maka aku akan cari jalan lain."
Ia berbalik perlahan, lalu berjalan menyusuri sisi luar gerbang… gerakannya tenang, seolah tahu bahwa ada banyak cara untuk menembus kota ini, terutama bagi seseorang sekelas dirinya.
Para penjaga hanya menatap kepergian Rio dengan ekspresi heran dan kesal.
"Tipe macam apa dia itu sebenarnya...?" gumam salah satu penjaga.
Di sisi lain, di dalam sebuah gereja besar yang dipenuhi cahaya sihir...
Di dalam ruangan suci yang diselimuti cahaya sihir pemanggilan…
Cahaya terang menyelimuti kelima orang dari dunia lain. Perlahan, tubuh mereka muncul di tengah lingkaran sihir besar yang dipenuhi ukiran kuno. Para penyihir kerajaan yang berdiri di sekeliling ruangan langsung menunduk kagum.
Terdengar suara seorang pemuka gereja yang menyambut mereka dengan tenang.
“Selamat datang, para Pahlawan. Kalian telah dipanggil ke dunia ini, Kerajaan Elvaria, untuk menyelamatkan kami dari kehancuran.”
Kelima remaja itu tampak kebingungan sesaat, lalu menatap satu sama lain.
Nama mereka berlima adalah....
[Tank] 1. Yuuto Asakura
Umur: 17 tahun
Tipe: Pertahanan
Kepribadian: Sombong, angkuh, suka menganggap remeh lawan.
Skill Cheat: Limit Breaker
Meningkatkan kekuatan fisik dan sihirnya melebihi batas manusia.
Yuuto menegakkan dada dan menyilangkan tangan di depan dada.
“Hmph… dunia ini terlihat lemah. Aku rasa aku bisa jadi raja di sini dalam seminggu.”
[Sword] 2. Kaito Renji
Umur: 16 tahun
Tipe: Ahli Pedang
Kepribadian: Kalem tapi menyimpan kesombongan dalam hati.
Skill Cheat: Elemental Copy
Bisa meniru semua elemen sihir yang pernah dilihatnya.
Kaito menghunus pedangnya pelan, mata birunya tajam mengamati ruangan.
“Menarik… Aku akan belajar semua sihir di sini, dan jadikan semuanya milikku.”
[Mind] 3. Shirogane Riku
Umur: 18 tahun
Tipe: Strategi & manipulasi
Kepribadian: Manipulatif, licik, haus kuasa.
Skill Cheat: Mind Dominator
Bisa mempengaruhi pikiran lawan untuk jangka waktu tertentu.
Riku menyeringai kecil, mengangkat satu alis.
“Kalau bisa mengontrol pikiran, maka menguasai kerajaan ini hanyalah soal waktu.”
[Fire] 4. Arisa Yukino
Umur: 17 tahun
Tipe: Penyihir Api
Kepribadian: Sombong, suka drama, merasa paling cantik.
Skill Cheat: Flame Empress
Sihir api tingkat tinggi yang bisa menghancurkan satu desa dalam satu serangan.
Arisa memutar rambut panjangnya dengan gaya anggun yang dibuat-buat.
“Ufufu~ Dunia ini memang cocok untukku... Mereka semua akan mencintaiku.”
[Heal] 5. Hana Mizuki
Umur: 16 tahun
Tipe: Healer
Kepribadian: Rendah hati, polos, tidak sombong.
Skill Cheat: Healing Grace
Kemampuan penyembuhan dan perlindungan luar biasa yang bisa menyelamatkan banyak orang.
Hana menatap sekeliling dengan wajah bingung tapi manis.
“Eh… aku... dipanggil juga? Tapi… aku bukan siapa-siapa...”
Kelima pahlawan itu mulai menyadari bahwa mereka memiliki kekuatan luar biasa. Empat dari mereka tersenyum penuh ambisi dan percaya diri, sedangkan Hana hanya menatap lantai dengan gugup, bertanya-tanya apa perannya dalam dunia asing ini.
Dan dari kejauhan, bahaya... dan takdir mereka telah diawasi oleh sepasang mata tajam dari balik topeng seorang remaja bernama Rio…
Maaf kalau ada komentar yang kurang sreg.
Misal kalau dia adalah orang yang dulunya OP dan ingin membangkitkan kembali kekuatannya untuk balas dendam. itu bisa dimengerti dibanding dia yang dulunya hanya kerja kantoran aja udah repot dan banyak mengeluh.
Dia pasti motivasinya bisa hidup lebih santai menikmati dibanding sebelumnya yang terlalu sibuk bekerja.