Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembalinya CEO
Xiana Jizzy Ghozaline, adalah staff lama di Veleura, hanya saja Xiana belum pernah bertemu dengan atasannya meskipun hanya satu kali.
Giorgino Dirgantara adalah CEO dari Veleura, dia tinggal di luar negri dan hanya bekerja dari jarak jauh. Tapi tahun ini CEO akan pulang, dan aktif di Veleura.
Semua staff terlihat panik menyambut kedatangan CEO, karena menurut berita dari mulut ke mulut antar staf Dirga adalah CEO yang dingin dan pemarah.
Xiana yang menjabat sebagai sekretaris selama 3,5 tahun merasa gugup akan berita kepulangan CEO nya.
“Xiana, kamu sudah siap menghadapi Pak Dirga?” Tanya Alexa
“Di siap-siapin. Karena sudah tanggung jawab sebagai sekretaris CEO kan?”
“Semoga CEO kita gak seperti gossip yang kita dengar”
Xiana merapikan mejanya, dia sudah mendapat informasi dari sopir pribadi CEO jika mobil sudah dekat dengan kantor. Xiana segera turun menyambut kedatangan CEO di Lobby bersama dengan rekan kerja lainnya.
“Selamat datang Pak Dirga”
“Selamat datang Pak”
“Pak Dirga, selamat datang”
Banyak sekali ucapan dari staff yang tidak di jawab oleh Dirga, dia hanya diam dan menuju ke arah lift. Xiana membantu menekan tombol naik dan pintu lift terbuka lebar.
“Xiana?”
“Ada yang bisa saya bantu Pak?”
“Ikut saya ke ruangan, dan jelaskan detail tentang kantor ini”
“Baik Pak”
Xiana merasa gugup berada dalam lift yang sama dengan Dirga, karena mereka hanya berdua. Dirga tidak suka berbagi lift dengan staff kecuali asisten ataupun sekretarisnya.
“Kamu sudah mengenal saya, hanya saja ini pertemuan kita yang pertama”
“Benar Pak, selamat datang di Veleura”
“Reportnya”
“Permisi, silahkan Pak”
CEO membaca setiap report, kemudian bertanya kepada Xiana tentang proyek yang akan di kerjakan bulan depan. Xiana menjelaskan secara detail tentang pertanyaan CEO agar tidak ada miss komunikasi kedepannya.
“Oke Xiana, silahkan Kembali bekerja”
“Baik Pak”
Xiana meninggalkan ruangan CEO kemudian menuju mejanya dan Kembali bekerja seperti biasanya. Membalas email, mencetak berkas yang harus di tanda tangani oleh Direksi. Setelah siap dengan berkasnya, Xiana membawa masuk ke dalama ruangan CEO untuk meminta tanda tangan, karena biasanya tanda tangan CEO hanya digital yang kemudian di wakilkan oleh Direksi.
“Pak Dirga, mungkin saya bisa bantu siapkan minuman. Minuman apa saja yang Bapak sukai?”
“Kopi hitam tanpa gula, kopi 3 sendok”
“Baik Pak”
Xiana keluar dengan berkas di tangannya lalu menuju pantry untuk membuat kopi seperti yang di minta oleh CEO.
“Xiana hai”
“Hai Tom”
“Buat CEO ya?”
“Iya”
“Mau dong”
“Buat sendiri ya, udah ditunggu soalnya”
Xiana meninggalkan Tommy, dan segera menuju ruangan CEO membawakan kopinya. Xiana masih berdiri di samping meja menunggu respon CEO mungkin akan meminta tambahan yang lain.
“Oke, takaran kopi dan air sudah pas”
“Baik Pak, saya permisi dulu”
Hari ini semua staff sangat berbeda dari biasanya, jika biasanya mereka bekerja santai, hari ini semua tegang karena pertama kali CEO datang ke kantor setelah 6 tahun kematian Presdir.
Siang ini sebelum jam istirahat Xiana menuju ruangan CEO untuk mengambil catatan tentang pribadinya, apa saja yang di sukai dan tidak. Setelah membaca dengan teliti, CEO memang tidak begitu suka di layani, dia lebih suka sendiri.
Setelah membaca tentang kepribadian CEO, Xiana pamit meninggalkan ruangan CEO untuk segera bergabung dengan rekan-rekannya yang lain untuk makan siang.
“Xiana sini” Panggil Petra
“Hai, join ya”
“Memang sengaja kursi ini buat Xiana”
“Bisa aja ngerayunya” Sela Tommy
“Udah-udah ayo makan”
“Gimana CEO?”
“Gak rewel kok, gak minta aneh-aneh juga. Cuma minta kopi hitam tanpa gula dengan takaran 3 sendok teh kopi”
“Hmm baguslah”
Xiana mengobrol bersama Tommy dan Petra yang selalu menjadi timnya, masih ada satu orang lagi yaitu Aleena, tapi hari ini Aleena sedang cuti jadi tidak bisa ikut menyambut kedatangan CEO.
Setelah istirahat makan siang, Xiana menuju pantry untuk membuatkan kopi CEO. Karena menurut yang Xiana baca setelah makan siang CEO biasanya minum kopi hitam tanpa gula. Xiana membawa kopi yang dia buat menuju ruangan CEO, lalu meletakkan kopi di meja sisi kanan CEO.
“Xiana, jarak rumah kamu ke kantor berapa lama? Saya butuh efisiensi waktu agar tidak terbuang sia-sia”
“30 menit Pak”
“Paling lama?”
“45 menit Pak”
“Terlalu lama, jangan buang-buang waktu, pindah ke tempat yang sudah saya siapkan. Jika saya butuh kamu, tidak perlu menunggu waktu lama”
“Baik Pak, saya akan izin orangtua”
“Surat pengantar dari kantor akan terbit hari ini bisa kamu bawa pulang untuk meyakinkan orangtua kamu”
“Baik Pak, terimakasih”
Xiana keluar dari ruangan CEO lalu menghembuskan nafas dengan kasar, Xiana seperti tidak bisa bernafas saat berada dalam ruangan CEO, tatapan intimidasi, dan semua permintaan yang harus Xiana setujui tanpa berpikir panjang jika masih ingin bekerja di Veleura.
“Tegang banget”
“Tom”
“Iya?”
“Nanti aja kita bahas, meja disini pun punya telinga dan mulut”
“Hahaha oke”
Sore hari saat jam pulang kerja Xiana masuk ke departemen personalia untuk mengambil surat dari CEO yang disebut surat pengantar untuk membantu Xiana mendapat izin dari orangtuanya.
“Xiana, ini suratnya”
“Baik Bu, terimakasih”
Xiana meninggalkan departemen personalia, menuju halte tempatnya menunggu bus yang akan mengantar kerumahnya. Dalam waktu yang sama Dirga melewati halte, kemudian melihat ke arah Xiana lalu dia menatap lurus kedepan dan melewatkan Xiana begitu saja.
“Izin Pak, Ibu minta saya membawa Bapak ke rumah”
“Hmm”
“Terimakasih Pak”
Bus yang di tunggu Xiana datang, banyak karyawan Veluera berebut untuk naik, Xiana hari ini tidak beruntung karena dia tidak bisa naik. Xiana memilih untuk menunggu bus berikutnya dari pada harus berdiri berdesak-desakan.
Tringggg!
“Halo Bu” – Xiana
“Xiana, kunci rumah di pot ya. Ibu sama Ayah ke luar kota” – Ibu Xiana
“Iya Bu” – Xiana
“Ibu sudah masak tinggal di panasi” – Ibu Xiana
“Makasih Bu” – Xiana
Xiana menghela nafasnya, belum selesai dengan pindah tempat tinggal, berebut bus, sekarang orangtua Xiana harus keluar kota yang berarti Xiana tidak bisa meminta izin langsung malam ini.
Dalam keadaan seperti ini CEO tidak akan bisa memaklumi Xiana, mau tidak mau Xiana harus melarikan diri dari rumah dan meminta izin setelah orangtuanya Kembali dari luar kota.
Bus yang Xiana tunggu sudah datang, dia segera naik dan duduk di belakang sopir bus. Dalam perjalanan Xiana hanya menatap kea rah jalan raya, memperhatikan banyak kendaraan memenuhi jalanan.
.
.
.
“Dirga, kenapa langsung kerja hari ini. Harusnya setelah sambutan langsung pulang”
“Banyak kerjaan Ma”
“Kamu ini sama aja seperti Papa”
“Aku gak akan tinggal disini Ma, aku tinggal di rumahku sendiri supaya lebih dekat tidak buang-buang waktu”
“Dirga, mama sudah ditinggal Papa, kamu juga mau ninggalin mama disini?”
“Mama bisa datang ke tempatku kapan pun Mama mau”
“Dirga, Mama kesepian selama kamu tinggal di luar negri, Mama Cuma mau kamu tinggal dirumah sama Mama”
“Maaf Ma, gak bisa”
Dirga menolak keinginan orangtuanya bukan karena sudah tidak menyayanginya lagi, melainkan Dirga sudah bosan dengan setiap tingkah laku orangtuanya yang tiba-tiba menjodohkannya dengan anak koleganya.
Setelah makan malam di rumah orangtuanya, Dirga Kembali ke rumahnya, menyusuri jalanan yang tidak pernah lengang sedikitpun. Baru hari pertama tiba di tanah air, Dirga sudah Lelah menghadapi jalanan yang selalu macet.
Sementara itu dirumah Xiana, dia sedang memanasi masakan yang di masak oleh Ibunya, lalu Xiana segera makan dan istirahat.
.
.
.
Pagi ini Xiana berangkat lebih awal karena harus menuju tempat yang sudah di katakan oleh CEOnya, sebagai tempat tinggalnya agar lebih efisien. Sampai di tempat yang di maksud oleh atasannya, Xiana segera mengambil kunci di satpam lalu meletakkan barang-barangnya dan segera menuju kantor.
“Pagi Xiana”
“Pagi Ibu. Kok pagi sekali Bu datangnya”
“Iya sekalian antar anak sekolah tadi karena sopirnya lagi gak masuk”
“Iya Bu”
Xiana menuju mejanya, melihat jam di tangannya masih menunjukkan pukul 7.45, Xiana menuju pantry membuat teh hangat untuk dirinya sendiri. Pekerjaannya sudah dia selesaikan sore hari sebelum pulang, jadi saat pagi Xiana tiba di kantor dia hanya membalas beberapa email yang masuk saja.
“Pagi Pak”
“Pagi”
Melihat CEOnya sudah datang, Xiana segera ke pantry membuatkan kopi lalu membawa ke ruangan atasannya.
“Permisi Pak, kopinya”
“Terimakasih dan duduk dulu”
“Baik Pak”
Xiana hanya memperhatikan tangan CEOnya yang sedang membuka berkas dari yang Xiana kerjakan, kemudian memberikan tanda tangannya lalu mengembalikan ke Xiana.
“Datang ke kantor jam berapa?”
“7.30 Pak”
“Report ini?”
“Saya kerjakan sore sebelum pulang, jadi pagi saya hanya membalas email masuk saja”
“Good. Saya suka cara kerja kamu. Pertahankan Xiana”
“Baik Pak terimakasih”
Xiana meninggalkan ruangan CEO menuju mejanya dan Kembali bekerja, dengan sesekali Xiana menatap ke dalam ruangan CEO yang sedang bekerja.
Giorgino Dirgantara memiliki tinggi 186cm, badan yang tegap dan dada yang bidang. Wajah yang tampan, hidung mancung dan mata yang sangat tajam. Dengan wajah dan postur tubuh yang dia miliki, banyak Wanita datang mendekatinya namun tidak ada satu pun yang berhasil.
Selama 35 tahun Dirga hanya menjalin hubungan dua kali, lalu dia tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun, karena Dirga lebih memilih focus dengan pekerjaannya.
“Xiana mau join dinner nanti malam? Sama Tommy dan Aleena juga”
“Okey”
“Xiana ikut saya visit”
“Baik Pak”
Xiana mengikuti Langkah CEOnya, dengan sedikit terburu-buru karena atasannya langkah kaki atasannya sangat lebar. Dirga mengunjungi beberapa departemen dan menemukan beberapa masalah disana.
“Xiana, siapkan ruang meeting dan minta semua HOD untuk menuju ruang meeting sekarang”
“Baik Pak”
double m ya tor😅