Dalam novel Yuna sering membaca tentang perjodohan, dari benci hingga akhirnya saling mencintai.
Namun ia tidak pernah menyaka bahwa kisah tentang perjodohan terjadi kepadanya. Ternyata rasanya campur aduk, cemas dan kebingungan karena belum pernah mengenal satu sama lain. Terlebih lagi Yuna memiliki pujaan hati yang bernama Sunoo, cinta pertamanya.
Pertemuan pertama Yuna dan laki-laki yang di jodohkan olehnya terbilang tidak baik, ada kesalahan disana.
Bagaimana pun Yuna harus menerima perjodohan tersebut, terlebih lagi mereka sudah di jodohkan sejak balita. Meski begitu ia menyadari bahwa tersimpan rahasia terdahulu antara mereka yang tidak Yuna ketahui, selain Jungkook.
Entah rahasia apa yang di sembunyikan Jungkook?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apriliyakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
"Kamu boleh menggunakannya sekarang," ujar Yuna yang menyekal pergelangan tangan Jungkook.
Jungkook terdiam, bingung dengan apa yang di katakan oleh Yuna.
"Apa yang kamu katakan Yuna? Kamu ingin menggunakan?" tanya Jungkook dengan hati-hati.
"Dapurnya, aku akan pergi ke kamar. Bukankah kamu akan memasak, kamu bisa gunakan sekarang." ujar Yuna pergi melintasi Jungkook.
Jungkook menghembuskan napas gusarnya, kemudian mengelus dada. Dia sudah berpikiran yang tidak-tidak, lagi pula mana mungkin Yuna ingin bercinta dengannya. Mengharapkan apa dia ini?
"Sadarlah!" ujar Jungkook yang memukul kepalanya dengan cukup keras.
Dengan telaten Jungkook memotong beberapa bahan masakan seperti wortel, kubis dan yang lainnya.
Masakan yang di buat Jungkook bisa di bilang sehat, dan sepertinya untuk pengemar daging pasti tidak menyukainya karena ini benar-benar untuk orang yang suka dengan sayuran.
Yuna keluar, ia menghampiri Jungkook. Melihat apa yang sedang di lakukan oleh laki-laki itu.
"Apa yang kamu buat ini? Makanan untuk kelinci?" tanya Yuna menatap makanan itu dengan tidak suka.
"Bukan, ini untuk kita. Kamu pasti suka." ujar Jungkook.
Yuna tersenyum terpaksa, menalan salivanya."Ini bukan makanan manusia!" pekiknya dalam hati.
"Silahkan dimakan.." ujar Jungkook menghidangkan makanan nya di atas meja makan.
Yuna terdiam seribu bahasa, mana mungkin dia memakan wortel, kubis, tomat dan...
"Apa ini yang kamu sebut dengan makanan?" tanya Yuna.
Jungkook mengangguk,"Ini makanan sehat, setiap hari aku memakan ini."
"Hem, sepertinya aku tidak lapar. Silahkan kamu saja yang makan itu semua, aku ke kamar dulu. Sebelumnya terimakasih." ujar Yuna yang pergi.
Apa yang di katakan oleh Yuna memang kasar, tapi kenapa dia harus di perlakukan seperti hewan herbivor. Apalagi di tambah dengan sikap Jungkook, Yuna masih takut pada laki-laki itu.
Di dalam kamarnya, Yuna terdiam. Kebingungan atas apa yang dia ucapkan sendiri. Dia baru teringat apa yang di maksud 'menggunkan' apa tadi Jungkook berpikiran untuk menggunakan benda kenyal berbentuk panjang yang di pasangan pada burungnya.
Aghh!
"Sadar Yuna!"
"Perkataanmu itu membuat dia salah paham!" ujar Yuna yang memukul kepalanya sendiri.
Yuna tidak mendengar apapun dari luar, jadi dia memutuskan untuk keluar dari kamar. Dan apa yang Yuna lihat, dia melihat Jungkook tengah berusaha memasak dari siaran di sosial media.
Hati Yuna seakan kalut melihat hal itu, dia selalu jahat pada Jungkook bahkan tadi saja perkataannya kasar. Apakah Jungkook tidak muak dengan Yuna?
Perjodohan di usia belia ini sangat menggilakan Yuna, mengapa harus seperti ini!
Yuna jadi serba salah. Karena tidak enak dia menghampiri Jungkook, melihat apa yang tengah di buatnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Yuna.
Jungkook terdiam dengan mata terbelalak karena terkejut,"Ak-aku membuat makanan yang layak untukmu. Maaf karena sudah membuatmu muak kepadaku, mungkin apa yang aku buat tadi tidak membuatmu puas. Tapi tenang aku akan membuatkannya lagi.
Yuna menggeleng, dia melihat ada luka bakar pada tangan Jungkook sepertinya terkena percikan minyak panas. Dan bukan hanya itu saja, ada darah segar yang mengalir keluar dari telunjuk Jungkook karena mungkin teriris pisau.
"Kamu tidak perlu melakukan ini," ujar Yuna menarik pergelangan tangan Jungkook agar menjauh dari dapur.
"Tap-"
Yuna meletakkan Jungkook di sofa, sedangkan dia mencari kotak P3K.
"Dimana kotak P3K?" tanya Yuna.
"Ada di sebelah sana," tunjuk Jungkook, tepat di atas tempat gantungan kunci dekat pintu.
Yuna mengambilnya, kemudian dia membukanya.
"Aku baik-baik saja," ujar Jungkook yang akan bangkit tapi berhasil di tahan oleh Yuna.
"Kamu sudah membantuku, aku juga harus membantumu bukan? Maaf karena sudah bersikap dan berkata kasar kepadamu. Aku akan coba melupakan apa yang hendak kamu lakukan kepadaku, dan aku juga akan menerima perjodohan ini selama satu bulan. Maka setelah itu kita berakhir sampai disana." ujar Yuna.
Jungkook tidak mengatakan apa pun, antara senang atau sedih. Satu bulan? Jungkook hanya mengada-ngada saja. Mana mungkin dia bisa kehilangan Yuna setelah satu bulan.
"Yuna, apa kamu yakin?" tanya Jungkook pada Yuna.
Yuna mengangguk,"Aku yakin, tapi aku harap kita sebagai teman saja. Aku tidak bisa menerimamu, mungkin suatu saat nanti akan ada alasan yang tepa untuk mengakhiri perjodohan ini."
"Yuna, apakah kamu begitu benci kepadaku?" tanya Jungkook.
Yuna menggeleng,"Tidak, akan ada orang yang tepat untukmu."
"Dan mulai besok, aku akan tinggal di rumah sendiri. Kita hanya mempertahankan hubungan ini selama satu bulan, tanpa bertemu." sambung Yuna.
Jungkook tidak terima atas apa yang di katakan oleh Yuna.
"Aku mau keluar," ujar Jungkook bangkit, padahal Yuna sudah membuka plester.
"Kemana? Apa kamu marah?" tanya Yuna mencekal pergelangan tangan Jungkook.
"Tanganmu harus di obati, ak-"
"Tidak usah, luka ini tidak seberapa." ujar Jungkook pergi dari hadapan Yuna.
Yuna terdiam, duduk di atas sofa sambil menatap kearah pintu yang sudah tertutup.
Harus bagaimana lagi? Yuna tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Jungkook. Lagi pula Yuna masih mencintai Sunoo, dia tahu bahwa Sunoo memiliki alasan kenapa dia harus melakukan itu semua meskipun Yuna kecewa.
***
Jungkook kini berada di atap gedung, menatap langit malam dengan air mata yang menetes perlahan-lahan.
Apakah salah jika Jungkook ingin pertunangan ini terus berlanjut hingga ke pernikahan? Tapi Yuna selalu saja berusaha untuk menyingkirkan Jungkook.
Tidak ada yang bisa Jungkook lakukan selain membuat Yuna jatuh cinta kepadanya, mungkin setelah itu hubungan mereka akan terus berjalan.
30 hari, Jungkook harus membuat Yuna mencintainya. Apakah dia bisa?
Perasaan Jungkook kali ini kacau balau, ingin kembali kedalam tapi takut Yuna tidak nyaman. Jungkook sadar bahwa dia tadi melakukan kesalahan, ketika Yuna trauma dia malah membuatnya semakin trauma. Laki-laki apa Jungkook ini!
"Kenapa dia tidak bisa menerimaku? Apa karena laki-laki bernama Sunoo itu?" tanya Jungkook dengan tangan yang mengepal.
Jungkook akan memastikan bahwa orang bernama Sunoo itu tidak akan hidup dengan tenang, bahkan akan hancur di tangan Jungkook beserta orang di dekatnya.
Pasti!
Setelah di rasa cukup tenang, maka Jungkook memutuskan untuk kembali. Dia menekan pin, kemudian pintu terbuka dengan sendirinya.
Jungkook melihat sekeliling, dia melihat dapur sudah bersih. Mungkin Yuna yang sudah membersihkannya.
Tidak selangkah pun Jungkook berniat untuk mendekati pintu kamar. Dia hanya menatap sekilas lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Ketika Jungkook mulai memejamkan matanya, alangkah terkejutnya dia ketika mendengar teriakan Yuna yang begitu lantang.
"AHHHH!!"
Jungkook langsung terbangun, dia segera berlarian menghampiri Yuna yang berada di dalam kamar.
Benar saja, kini Yuna tengah menutup kedua telinganya dengan bantal. Bahkan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Yuna, ada apa denganmu?" tanya Jungkook, namun Yuna malah menangis.
"Aku tidak mau!"
"Jungkook,aku tidak mau!"
"Apa yang kamu maksud?" tanya Jungkook heran.
"Kamu mencoba untuk memperkos* ku!" teriak Yuna dengan histeris.
Jungkook menggeleng, apa yang Yuna katakan? Dia baru saja kembali dan tidur di ata sofa. Melangkah ke kamar saja dia tidak berani, apalagi...
"Yuna!" Jungkook mencoba memeluk Yuna dengan erat sampai gadis itu memberontak.
Yuna benar-benar tidak terkendali, terus berkata hal yang tidak-tidak. Ini semua karena kejadian itu, Yuna jadi tidak bisa tidur dengan tenang.
Jungkook memeluk Yuna semakin erat, kemudian mencium bibir ranum Yuna hingga gadis itu diam.
PLAK!
Yuna menampar pipi Jungkook,"Apa yang kamu lakukan!" teriaknya.
"Kamu jahat Jungkook,pergi!"
"PERGI!"
Jungkook tersadar karena tamparan itu, bahkan teriakan Yuna sudah menggambarkan bagaimana dia membencinya. Karena itu dia memilih bangkit, lalu pergi entah kemana.