Mr. Jungkook'S Naughty Wife

Mr. Jungkook'S Naughty Wife

BAB 1

Prolog

Yuna menahan nafsunya ketika ia melihat tubuh pria di hadapan-nya sambil bertanya-tanya tentang kenyataan bahwa orang itu adalah suaminya.

"Benarkan itu milikku?"tanya Yuna bergumam.

"Gila, aku tidak menyangka."ujarnya dengan cekikikan girang.

Saking semangat Yuna hampir ketahuan, untungnya ia dapat bersembunyi di bawah meja makan yang letaknya tidak jauh dari kamar.

"Ahh! Aku bahagia sekali."

Hingga..

"Yuna, sedang apa kamu di sana?"sontak pertanyaan itu mengejutkan Yuna, kepalanya terbentur mencium meja makan.

"Aww!"ringis Yuna mengelus kepala yang kemerahan.

"Kamu baik-baik saja? " pertanyaan itu membuat dahi Yuna mengerut.

"Sakit! Nanya lagi! "

"Ya sudah sini, saya obati."ajak Jungkook sembari menyuruh Yuna mengikutinya.

Jungkook mengambil kotak P3K di dalam nakas di dekat sopa. Ia mengambil sebuah obat merah untuk mengobati puncak kepala Yuna yang sedikit mengeluarkan darah dan juga lebam.

"Heh!"Yuna menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa? "

"Kepala saya terbentur, bukan terluka."

"Tapikan sama -sama terluka juga, lihat kepalanya berdarah. Saya obati dulu. "

"Hmm.. Kalau mau ngobatin saya mendingan di suntik aja. "

"Kamu kan sudah mendapatkan suntik vaksin, lalu?"tanya Jungkook seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Ini, vaksin yang di sana."ujar Yuna sembari menyentuh milik Jungkook dengan tangan nakalnya.

"Yuna! "

......................

Seorang gadis dengan seragam sekolah tengah berlari mengejar bus yang melaju cepat di depannya. Nafas tersengal-sengalnya terdengar lantang sampai membuat para pejalan kaki di sampingnya menoleh. Tidak di hiraukan olehnya, Yuna terus berlari hingga bus tersebut berhenti di halte.

Akhirnya Yuna bisa duduk tenang di dalam bus tersebut dengan keringat yang terus bercucuran membasahi keningnya, lalu di sekanya menggukan telapak tangan yang mulai memanas.

Tidak lama handphone didalam saku Yuna bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Tangannya merogoh saku bajunya dan menemukan handphone tersebut.

"Hallo, ada apa Hina?"tanya Yuna pada seseorang dari sebrang sana yang berdiri tepat di depan gerbang sekolah dengan wajah panik.

"Cepat Yuna, gerbang akan segera di tutup! Kamu dimana?"tanya gadis yang bernama Hina tersebut. Dia sahabat baik Yuna.

"Baik, sebentar lagi aku sampai!"

Percakapan mereka berakhir sampai sana. Bus yang kini di tumpangi oleh Yuna tiba-tiba berhenti di tepian jalan. Keningnya mengkerut, panik tidak karuan lagi.

"Ada apa Tuan?"tanya Yuna dengan sopan, dan supir menjelaskan bahwa bus kini mogok.

"Sialan!"pekik Yuna keluar dengan tergesa-gesa. Jika ia harus menunggu sampai bus itu berjalan kembali maka kaki Yunalah yang akan berhenti berjalan. Tentu itu karena hukuman dari guru Han.

Ah! Bisa gila Yuna.

Yuna berlari, semakin cepat dan cepat. Bahkan dia menyebrang tanpa memperhatikan lampu jalan. Padahal lampu saat itu tengah berwarna hijau untuk pengendara, sedangkan Yuna tidak melihat hal itu.

Sampai terjadilah peristiwa yang tidak di inginkan. Dia tertabrak mobil yang melaju cukup kencang. Tubuh Yuna terkampar di atas jalan aspal. Tangan Yuna mulai meraih sebuah sepatu pentopel di depannya,seorang laki-laki berpakaian rapi yang menabraknya. Hingga penglihatan Yuna kabur dan hanya ada warna gelap.

......................

Yuna di larikan ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadarkan diri. Seluruh seragamnya berlumuran darah dan entah kemana tas ranselnya tidak ada. Pihak rumah sakit berusaha menghubungi keluarga Yuna, tapi tidak ada seorang pun yang menjawabnya. Hanya ada seorang supir yang menabrak Yuna yang menemaninya di depan ruang UGD.

Sedangkan di lain tempat seorang laki-laki dengan jas rapi tengah duduk di dalam mobilnya sambil mengerjakan beberapa pekerjaan yang tidak bisa ia tunda.

Beralih kembali pada Yuna yang kini tengah terbaring di brankar. Lukanya memang tidak terlalu parah tapi karena hal itu Yuna jadi tidak bisa mengikuti tes ujiannya. Ia tidak marah pada penabrak, karena ialah yang salah. Dia yang lalai, jadi Yuna meminta polisi untuk menghentikan kasus ini karena bukan kasus tabrak lari.

"Nona, maafkan saya."laki-laki yang masih terlihat muda itu membungkuk di hadapan Yuna sambil meminta maaf.

Yuna menggelengkan kepalanya. "Bukan Anda yang salah, saya yang salah. Seharusnya saya yang meminta maaf pada Tuan karena sudah merepotkan. Tolong maafkan saya."ujar Yuna sama-sama menunduk.

Laki-laki tersebut tersenyum, hingga ponselnya bergetar dan terdengar samar-samar suara serak seorang laki-laki yang meminta supirnya untuk kembali.

"Baiklah Nona, kalau begitu saya pemisi dulu. Semoga lekas membaik."

"Baiklah, terimakasih dan maaf juga."ujar Yuna tersenyum ramah.

Ada saja kejadian sial yang menimpa Yuna. Tadi pagi sebelum berangkat sekolah Pergelangan tangan Yuna tersiram air panas, untung tidak melepuh, di tambah terlambat bangun dan kini ia sudah terbaring dengan perban melingkar di keningnya. Sungguh hari yang sial untuk Yuna.

Selang beberapa jam Hina datang melihat keadaan Yuna yang baru saja masuk rumah sakit. Awalnya Hina tidak percaya, tapi setelah Yuna mengirimkan gambar kepalanya yang di perban maka semua tuduhan Hina sirnah.

"Hina.."rengek Yuna sambil menunjukkan kepalanya yang di perban.

"Apakah kamu gegar otak?"tanya Hina duduk di samping Yuna sambil menaruh keranjang buah yang ia bawa.

"Kamu jangan bercanda, ini serius!"

"Bagaimana bisa kejadiaan ini menimpa padamu?"

"Ini semua memang salahku, tapi yasudahlah mungkin hari ini adalah hari tersial."

"Kapan kamu akan keluar dari ruangan berbau obat ini? Aku saja tidak kuat berada si sini, apalagi kamu? Si anak manja!"ledek Hina dengan wajah menyenya.

"YA!"

"Waeyo?"

"Berisik!"

"Coba katakan, aku penasaran dengan kejadian kecelakaanmu. Ayolah Yuna."

"Aku hanya mengingat, ada sepatu pentopel yang ingin aku raih. Itu seorang laki-laki yang sedikit mengulurkan tangannya padaku, tapi aku malah pingsan. Dan wajahnya juga tidak aku ingat dengan jelas."ujar Yuna seraya mengingatnya kembali.

......................

Perusahaan JKY GROUP tengah di buat resah oleh berita yang membuat mereka mengkerutkan kening dan menggigit kuku jari mereka.

Berita itu adalah tentang CEO yang sudah lama luput dari ingatan mereka setelah enam tahun lamanya nama CEO tersebut redup. Kini nama itu terdengar kembali, sangat nyaring. Tidak ada wanita yang menggunakan rok sexsi, baju kemeja tembus pandang ataupun rambut terurai.

Peraturan yang di berikan CEO tersebut sangat aneh, dan itu yang membuat karyawan disana menjadi tidak nyaman. Namun apa daya.

Tiba-lah sebuah mobil sport hitam melesat memasuki area perusahaan. Baru sepatu pentopel yang keluar dari mobil tersebut sudah membuat karyawan disana menahan nafas. Sampai seorang laki-laki dengan prawakan sangar keluar dengan tubuh kekarnya. Kaki jenjangnya melangkah kedalam lobi, disambut dengan bungkukan punggung dari seluruh karyawan yang menyambutnya dengan ucapan penuh hormat.

Tidak ada kesalan dari sana. Tapi kalian salah, matanya terlalu jeli.

"Saya tidak suka melihat seorang wanita memakai riasan terlalu menor. Tolong hapus, atau Anda yang akan saya hapus dari sini." ancam CEO tersebut dengan wajah datar tapi menyeramkan.

"Baik Tuan."

Ini hanya satu masalah, dan belum masalah lainnya lagi. Entah peraturan dan keanehan apa lagi yang akan tercipta di perusahaan yang tenang ini.

"Itu apa? Kalau kamu hendak sarapan. Sebaiknya jangan di kantor, ini tempat kerja bukan kantin." ujar CEO tersebut melanjutkan langkahnya yang terus terhenti.

Bahkan debu seuprit pun bisa dia rasakan. Pantas setiap harinya banyak cleaning service yang mengundurkan diri karena tidak kuat bekerja di perusahaan yang CEO nya toxic.

"Sun-Hoo! Tolong bersihkan kembali toilet di sini. Sangat jorok sekali, saya ingin semua orang yang membersihkan ruangan saya di pecat. Sekarang!" teriknya dengan urat leher yang terlihat jelas.

"Baik Tuan Jungkook."

Ya, nama CEO toxic tersebut adalah Jeon Jungkook. Atau kalian bisa menyebutnya raja toxic. Dia adalah anak terakhir dari keluarga Jeon. Sebetulnya ia pernah memimpin perusahaan ini saat kelas tiga SMA. Bayangkan IQ-nya saat SMA saja sudah membuat orang tercengang. Di tambah lagi sekarang sudah lulus dari kuliahnya, apa tidak membuat orang semakin iri? Tapi begitulah. Selama ia memimpin perusahaan dalam usia yang di bilang tidak matang, ada saja masalah yang terjadi. Bukan masalah pada perusahaan tapi pada karyawan yang sering mengeluh akan aturan yang tidak biasa.

Walau begitu sekarang tidak akan ada lagi yang mengganggu gugat, karena dia sudah sepenuhnya menjadi pemilik perusahaan tersebut. Jika ada yang protes, pilihannya hanya ada dua. Keluar dengan tidak terhormat atau mematuhi aturan yang di buat.

Terpopuler

Comments

~**Alfi_Pjm** ~💜💜💜

~**Alfi_Pjm** ~💜💜💜

😻😻😻

2024-01-18

0

Berbieliza

Berbieliza

semangat thor jika berkenan mampir

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!