Perjalanan seorang pemuda bernama Cassius dalam mencari kekuatan untuk mengungkap misteri keruntuhan kerajaan yang dulu merupakan tempat tinggalnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mooney moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Firasat akan bahaya
“Uhuk uhuk... (menarik napas dalam)... buah ini benar-benar gila. Pantas saja di dalam buku ditulis kalau buah ini sering digunakan sebagai salah satu media untuk pembunuhan.”
Cassius menenangkan dirinya, meminum sedikit air untuk melegakan tenggorokannya lalu lanjut mencoba buah marra yang satunya. “Sekarang saatnya mencoba yang terlalu matang...”
Dengan satu tarikan nafas dan mata terpejam Cassius mengambil satu gigitan besar pada buah marra yang terlalu matang, rasanya sedikit manis dan bercampur pahit. Untuk sesaat, tidak ada yang terjadi.
"Ermm..? tidak terjadi apa-apa..?"
Namun, perlahan-lahan, pikirannya mulai kabur. Gambar-gambar yang tidak jelas mulai muncul di sudut penglihatannya. Wajah-wajah yang ia kenal berubah menjadi buram, seolah-olah terdistorsi oleh kabut. Nafasnya terasa sangat sesak, jantungnya mulai berdebar dengan tidak teratur, seluruh tubuhnya lemas tidak bisa digerakan. Untungnya sebelum dia hilang kesadaran, Cassius masih sempat mengaktifkan loomb-nya, seketika kesadarannya pulih dan tubuhnya normal kembali.
“sungguh mengerikan, kenapa bisa ada buah seperti ini di dunia manusia..” Dia masih terbaring dengan keringat yang belum kering namun dengan kondisi yang sudah pulih.
“tapi setidaknya dengan mencoba buah ini aku jadi tau seperti apa efeknya dan juga.. seberapa kuat loomb-ku yang sekarang. Mungkin sekarang racun sudah bukan ancaman lagi bagiku, tapi aku masih sangat yakin kalau dunia ini tidaklah seremeh itu. Pasti ada sesuatu yang lebih mematikan lagi yang harus kuwaspadai.”
Cassius berdiri dari tempatnya berbaring. “Baiklah, cukup dengan percobaannya sekarang saatnya menikmati makanan yang layak. Oiya, untuk berjaga-jaga sebaiknya aku selalu mengaktifkan loomb-ku saat memakan sesuatu yang tidak biasa”
Cassius makan daging forest boar dengan lahap sambil mengaktifkan loomb-nya, lagi-lagi sensasi yang sama seperti saat ia memakan daging serigala muncul. Namun kali ini dia tidak menghiraukannya karna terlalu fokus pada kenikmatan daging boar yang ia makan. Selain itu Cassius juga menganggapnya sebagai sesuatu yang sepele dan tanpa dia sadari ketertarikannya untuk memakan hewan ataupun sesuatu yang tidak biasa juga mulai meningkat. Dan kini mungkin mahluk buas atau bahkan mahluk elemental tak lebih dari sekedar sesuatu yang ingin coba ia rasakan bagaimana rasanya, bagaimana efeknya ke tubuh dan bagaimana pengaruhnya terhadap loomb miliknya.
beberapa hari berlalu dan Cassius terus berjalan menelusuri belantara Hutan Pilgrum, langkahnya terasa semakin ringan seiring waktu. Ia telah berada di dalam hutan ini selama beberapa hari, hampir terlupakan oleh waktu dan dunia luar. Di sepanjang perjalanan, ia terus bereksperimen dengan segala sesuatu yang ia temui. Hutan ini, dengan segala keajaiban dan kengerian yang tersembunyi di dalamnya, adalah dunia baru yang sangat berbeda dari tempat yang ia kenal.
Bau tanah yang lembap dan udara yang terasa berat dengan radiasi sihir mengisi setiap hembusan nafasnya. Meskipun Cassius telah mempelajari buku-buku kuno tentang flora dan fauna, tentang bagaimana tanaman-tanaman aneh ini bisa tumbuh di bawah pengaruh sihir liar yang mengalir di hutan ini. Namun, hanya setelah benar-benar berada di sinilah, ia mulai menyadari betapa sedikit yang sebenarnya ia tahu.
Dalam beberapa hari ini, ia sudah mencicipi berbagai macam umbi yang tersembunyi dalam tanah, bunga yang berkelip-kelip dengan cahaya yang mengingatkan pada bintang, dan bahkan tanaman karnivora raksasa yang hampir menelan dirinya hidup-hidup. Namun, ia berhasil keluar dari situasi-situasi berbahaya itu, sering kali dengan memanfaatkan Loomb-nya untuk regenerasi atau hanya sekadar menggunakan sihir dasar untuk mencegah serangan-serangan mendalam.
Setiap kali bertemu dengan makhluk buas—baik itu hewan liar atau elemental beast yang menjadi lebih kuat akibat radiasi sihir—Cassius dengan tenang mengambil posisi dan menganalisis pergerakan musuhnya. Tak jarang, pertempuran itu berakhir dengan makhluk tersebut yang menjadi mangsanya, sebuah simbol dari kelincahan dan kekuatannya—sebuah konfirmasi bahwa Loomb Regeneration-nya memberinya keunggulan dalam bertahan hidup.
Namun, jika berpikir bahwa Cassius telah mencapai puncak rantai makanan di Hutan Pilgrum, itu adalah kesalahan besar. Apa yang ia temui sejauh ini hanya sekadar bagian kecil dari hutan yang luas ini. Bagian yang lebih dalam, lebih gelap, dan lebih berbahaya masih menunggu untuk ditemukan. Semua yang ia hadapi—mulai dari tanaman beracun yang tampaknya hidup sendiri, hingga makhluk buas yang menyerangnya secara acak—itu hanyalah sebagian kecil dari kekuatan alami hutan ini.
Di sepanjang perjalanan, Cassius merasa bahwa setiap hari ia semakin mendekati pemahaman yang lebih dalam tentang tempat ini. Namun, semakin dalam ia menyelam ke dalam rahasia hutan, semakin ia merasa bahwa dirinya belum melihat apa-apa. Seperti teka-teki yang belum lengkap, seperti pintu yang baru saja ia buka, mengungkapkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Selama berhari-hari menjelajahi bagian luar hutan yang terkelola—di mana ia menghadapi makhluk buas biasa dan tumbuhan yang hanya sedikit berbahaya—ia sempat merasa seperti raja dari rantai makanan ini. Kepercayaan dirinya melonjak tinggi setelah berhasil mengalahkan berbagai musuh, berkat Loomb miliknya yang terus berkembang. Dalam setiap pertemuan dengan makhluk buas ataupun elemental beast, ia keluar sebagai pemenang, selalu lebih cepat dan lebih tanggap berkat kemampuannya untuk beregenerasi dan menyembuhkan dirinya dengan cepat. Bahkan, ia merasa seolah-olah hutan ini tidak lebih dari permainan anak-anak baginya.
Namun, saat kaki-kakinya melangkah lebih jauh ke dalam hutan yang lebih dalam dan misterius, ia mulai merasakan perbedaan yang sangat jelas.
Ketika ia melintasi jalan setapak sempit yang dipenuhi akar raksasa yang merambat keluar dari tanah dan mampu bergerak cepat untuk menyerangnya, Cassius menyadari bahwa segala sesuatu di sini tampak lebih hidup, lebih nyata. Tanaman-tanaman di sekelilingnya tumbuh dengan kecepatan yang tampaknya tak terkontrol, seolah-olah mereka mengawasi dan menanggapi setiap gerakannya. Bahkan udara terasa lebih tebal, lebih penuh dengan energi liar yang berputar-putar di sekitar tubuhnya. Radiasi sihir yang mengalir begitu deras, dan semakin ia berusaha mendekat ke pusat hutan, semakin kuat dan tak terkendali energi itu.
Bau tanah yang basah, harum manis dari bunga beracun, dan aroma tajam dari jamur yang hampir tampak seperti racun, semakin membuatnya menyadari betapa sedikit yang ia tahu tentang kekuatan alami yang tersembunyi di dalam hutan ini. Ini bukan sekadar tempat penuh dengan makhluk buas, tetapi sebuah ekosistem yang hidup dan memiliki kekuatan jauh lebih besar daripada sekadar berburu atau bertahan hidup.
Cassius, yang awalnya merasa berada di puncak rantai makanan, mulai merasakan ketidaknyamanan yang aneh. Ia tidak tahu apa yang mengawasinya—tetapi ia bisa merasakannya, dengan setiap inci tubuhnya. Ini bukan sekadar perasaan waspada yang biasa ia alami. Ini adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih besar, lebih berbahaya, yang mengamati setiap langkahnya, menilai setiap keputusan yang ia buat.
"kenapa aku merasa seperti ini? Sebelumya tidak pernah sampai seperti ini meskipun aku sedang diawasi... mahluk apa yang bisa sampai menimbulkan perasaan seperti ini hanya dengan mengawasiku saja?" bisiknya pada dirinya sendiri. Ia merasakan ketegangan semakin menumpuk dalam dirinya, seperti ketegangan dalam senar yang hampir putus.