GAIRAH TERLARANG ANAK TIRI

Rico terbangun di tengah malam. Kepalanya terasa pusing. Pria itu menatap seisi kamar dan baru menyadari dimana dia berada.

Dengan perlahan Rico bangun. Tatapannya langsung tertuju pada Karen yang terbaring di sofa. Pria itu bangun dan mendekati sofa dimana Karen tertidur.

Dengan enteng, Rico mengangkat tubuh mungil wanita yang dicintainya itu. Membaringkan di tempat tidur. Pria itu juga ikutan berbaring dengan tubuh miring menghadap wanitanya. Pandangan mata Rico tak lepas dari wajah cantiknya Karen.

"Sayang, walau aku harus melawan Papi, akan aku lakukan untukmu. Aku tidak akan pernah rela kamu menjadi mainan Papi. Dia menikahi kamu hanya karena status pernikahan saja. Aku yakin setelah dia bosan meniduri kamu, Papi akan meninggalkan kamu."

Rico memeluk pinggang Karen, membawa wanita itu ke dalam pelukannya. Baru seminggu pernikahannya, tubuh Karen telah terlihat kurus.

Satu jam berlalu, akhirnya Rico kembali terlelap dengan Karen yang berada dalam pelukannya. Tampak kedua insan itu tertidur pulas, larut dalam mimpi masing-masing.

Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela membuat kedua insan itu terbangun dari alam mimpinya. Saat Karen membuka mata, pandangannya langsung tertuju ke wajah Rico yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

Ketika menyadari dia berada dalam pelukan Rico, wanita itu mencoba melepaskan tangan pria itu dari pinggangnya. Gerakan itu membuat Rico terjaga.

Rico tersenyum saat melihat wajah kekasihnya itu. Mengecup bibirnya sekilas.

"Selamat pagi kesayangan. Aku selalu bermimpi saat membuka mata, wajah kamu yang pertama kali aku lihat. Dan mimpi itu akhirnya terwujud," ucap Rico dengan senyuman.

Karen membalas senyuman pria itu. Lalu dia bangun. Duduk bersandar di kepala ranjang.

"Kamu yang pindahkan aku ke ranjang?" tanya Karen.

"Tentu saja. Emang siapa lagi yang ada di kamar ini selain aku. Kamu tampak kedinginan tidur di sofa."

"Terima kasih."

"Terima kasih untuk apa. Aku tidak melakukan sesuatu yang berarti. Bahkan seharusnya aku yang berterima kasih. Aku nggak tahu kenapa aku bisa tidur di ranjang kamu. Pasti kamu yang melakukan itu."

"Aku baru tahu, ternyata kamu suka minuman beralkohol. Bagaimana kamu bisa menjagaku, sedangkan menjaga tubuh sendiri saja kamu tidak mampu," ucap Karen lirih.

Rico tersenyum mendengar ucapan wanita itu. Dia senang karena Karen sudah mulai membuka hatinya kembali. Rico tahu sebenarnya wanita itu masih mencintainya. Cinta di antara mereka belum pudar.

"Aku mau mandi. Kamu kembalilah ke kamar. Aku tidak ingin ada yang melihat kamu berada di kamar ini," ucap Karen lagi.

Rico berdiri dan mengecup pucuk kepala Karen. Lalu mengecup pipi wanita itu sekilas.

"Tetaplah bahagia. Aku akan selalu ada di samping kamu. Tidak akan ada yang bisa menyakiti kamu," ucap Rico.

Setelah mengucapkan itu, Rico berjalan menuju pintu. Membuka perlahan, dan mengintip keadaan luar. Setelah yakin tidak ada orang, pria itu melangkah keluar menuju kamarnya. Setelah Rico pergi, Karen masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Karen tampak cantik dengan dres selututnya. Dengan langkah pasti dia menuruni tangga menuju dapur. Kembali Karen kaget saat melihat siapa yang sedang sibuk di depan kompor.

Rico tampak sedang memasak nasi goreng. Karen mendekati pria itu. "Kelihatannya enak banget," ucap Karen. Kehadiran wanita itu membuat Rico kaget. Pria itu tersenyum menanggapi ucapan wanitanya.

"Aku masak nasi goreng spesial pakai cinta untuk wanita paling cantik dalam hidupku," ujar Rico.

Karen hanya tersenyum menanggapi rayuan gombal dari pria itu. Karen ikut membantunya membuatkan sarapan.

***

Siang harinya Karen ditemani Rico pergi ke supermarket. Semua stok makanan di kulkas habis. Banyak yang mereka beli.

Saat pulang dari supermarket keduanya kaget melihat Arion yang telah pulang, dan sedang menonton televisi di ruang keluarga.

Arion tersenyum dengan keduanya. Cuma Karen tampak sedikit canggung. Dia takut hubungan anak dan ayah itu renggang karena kehadirannya. Dia tidak ingin suaminya Arion jadi salah paham.

Karen berjalan menuju sofa tempat Arion duduk. Menyalami tangan pria itu sebagai rasa hormatnya pada suami.

"Dari mana?" tanya Arion.

"Supermarket. Semua bahan makanan habis. Aku minta Rico yang temani karena kurang hafal jalan-jalan di daerah sini!"

"Baguslah jika kamu sudah mulai akrab dengan Rico. Kamu bisa minta tolong dengannya jika aku tidak ada."

"iya, Pi." Hanya itu yang keluar dari mulut Karen. Setelah itu dia menuju dapur membawa semua yang dibeli tadi. Rico yang saat ini menemani Papinya menonton.

"Kamu tampaknya sudah sangat akrab dengan Karen, mami barumu!" ucap Arion.

Tadi pria itu sempat melihat keduanya tertawa saat memasuki rumah. Sudah seperti teman lama.

...****************...