Memiliki kecantikan dan kepintaran saja tidak cukup untuk membuat ibu mertuanya senang padanya. Elleana Bella, seorang wanita karier dan juga ibu yang baik untuk putranya.
Namun ia selalu di cap sebagai menantu yang buruk oleh ibu mertuanya, bahkan suaminya pun selalu memojokan dan menyalahkan dirinya dalam segala hal dan selalu membenarkan kata-kata ibunya.
Bagaimana cara Bella menghadapi sikap toxic ibu mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenMama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Bella berdiri dan menatap pria yang ada di hadapannya dengan sangat intens. Bella merasa sudah tidak asing lagi dengan pria itu, kini ia pun mulai mengingat-ingat kembali siapa pria yang sedang tersenyum manis padanya saat ini.
"Bagas?" Bella sedikit ragu untuk memanggil nama pria itu takut jika ia salah menyebutnya.
"Seratus buat kamu." Pria itu tertawa dan menuntun Bella untuk duduk kembali.
"Apa kabar mu Bella? lama sekali kita tidak bertemu ya, aku dengar kau sudah menikah dan memulai seorang anak apakah itu benar?" Bagas mulai mencecar Bella dengan berbagai macam pertanyaan.
Bella hanya tersenyum menganggukan kepalanya, Bagas adalah teman baik Bella saat kuliah namun mereka terpisah karena urusan pribadi masing-masing.
"Alhamdulillah kabarku baik, aku sudah memiliki seorang putra yang sangat manis." Bella tersenyum saat mengingat wajah putranya.
"Selamat," Jawab Bagas yang juga ikut tersenyum ke arah Bella. Kini mereka berdua pun mulai mengobrol ringan dan santai mengenang saat masa-masa mereka kuliah dulu.
"Ngomong-ngomong, sedang apa kamu disini, apa menunggu seseorang?" Tanya Bagas kembali setelah mereka mengobrol panjang.
"Aku sedang mencari pekerjaan, tapi mencari pekerjaan jaman sekarang sama saja seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami." Kekeh Bella.
"Boleh aku lihat cv mu? kebetulan di perusahaan ku, maksudku tempat aku bekerja ada lowongan pekerjaan yang bagus untuk karyawan berfrestasi." Ujar Bagas yang kini mengulurkan tangannya untuk menerima cv milik Bella.
Dengan sedikit gugup Bella pun memberikan cv miliknya pada Bagas. Kini Bagas pun tersenyum setelah membacanya cv milik Bella yang tidak di ragukan lagi, selain pintar ia pun sudah berpengalaman dalam bidangnya.
"Aku yakin bos akan senang jika melihat ini, bagai mana aku yang bawa ini kau tinggal duduk menunggu di rumah saja. Jika di terima aku akan segera mengabarimu secepatnya." Ucap Bagas meminta persetujuan Bella.
"Apa itu tidak merepotkan mu?" Bella sedikit tidak enak hati pada teman lamanya.
"Tentu saja tidak, justru aku akan sangat senang bisa membantu mu, kau sangat berpengalaman aku yakin bos akan senang." Ujar Bagas dengan senyuman mengembang.
Karena hari sudah semakin sore, kini Bella pun mulai berpamitan dengan Bagas setelah bertukar nomor ponsel mereka.
"Semoga ini adalah langkah terbaik untukku dan masa depan putraku." Bella bergumam dan kini ia pun mengemudikan mobilnya membelah jalanan yang mulai ramai.
Setelah beberapa saat kini Bella pun sampai di halaman rumahnya, begitu pun dengan Abimana yang sudah menunggunya di depan rumah dengan tangan bersedekap dada.
Bella menghela nafas perlahan dan melangkahkan kakinya memasuki rumah. "Dari mana saja kamu? seharian pergi meninggalkan rumah tanpa memikirkan kami yang sudah sangat kelaparan menunggumu." Ucap Abimana penuh selidik.
Namun Bella tak menghiraukan perkataan suaminya dan melewati Abimana begitu saja. "Bella aku sedang berbicara dengan mu!" Abimana menarik tangan istrinya dengan sangat kasar.
"Kenapa, kamu lapar kan? tunggu aku akan memasak sebentar, aku mohon kali ini saja mas bisakah kita bicarakan segalanya dengan cara baik-baik. Aku capek mas." Bella menangkupkan kedua tangannya memohon pada suaminya, perlahan Abimana pun melepaskan cengkraman nya dan membiarkan Bella pergi untuk mengerjakan pekerjaan nya.
Bella menggulung lengan bajunya dan mengikat rambutnya bersiap untuk menyiapkan makanan untuk seluruh keluarganya.
"Mama! mama sudah pulang?" Zayn berlari menghampiri sang mama yang tengah sibuk dengan bahan makanan yang akan ia masak.
"Sayang, apa kamu sudah lapar nak?" Tanya Bella yang kini mensejajarkan tubuhnya dengan sang putra.
"Hanya sedikit, mama, biarkan Zayn membantu mama agar Zayn bisa memasak makanan yang enak seperti yang mama buat." Seru Zayn yang langsung membuat Bella tersenyum dan mengacak lembut rambut putranya.
Kini ibu dan anak itu mulai mempersiapkan bahan-bahan makanan yang akan mereka buat dengan sedikit candaan di antara mereka. Abimana yang melihat pemandangan itu pun tersenyum ada rasa hangat dalam hatinya.
Kini ia pun mulai melangkahkan kakinya berniat untuk menghampiri anak dan istrinya, namun ia mengurungkan niatnya saat ibu Maya memanggilnya. Bella hanya melirik sekilas dan kembali mengerjakan pekerjaannya.
Setelah selesai kini Bella pun menatap seluruh makanan yang sudah ia buat di atas meja, kini mereka semua pun mulai makan tanpa ada drama seperti biasanya.
Sejenak Bella berpikir dan merasa aneh, namun ia tak mengatakan apapun karena ini adalah hal baik bagi nya.
Jarum jam pun terus berputar, kini Bella merasa segar setelah membersihkan dirinya dan bersiap untuk menidurkan putranya.
Bella mulai menutup matanya perlahan untuk mengistirahatkan tubuh lelahnya. Namun kini bunyi ponselnya kembali membangunkan Bella dari tidurnya.
"Bagas?" Bella mengangkat panggilan dari temannya.
"Hallo Bella, maaf sedikit mengganggu waktumu, aku hanya mengabarkan mulai besok kamu sudah bisa masuk bekerja. Untuk soal gaji bisa kamu lihat saat tanda tangan kontrak." Ucap Bagas memberikan kabar terbaiknya untuk Bella.
"Hah.... Benarkah! secepat itu?" Bella sedikit tak percaya mendengar nya.
"Iya besok, kamu bisa datang ke kantor jam tujuh pagi." Setelah selesai memberikan informasi pada Bella sambungan telepon itu pun terputus.
Bella tersenyum dan melakukan sujud syukur tak hentinya ia bergumam berterima kasih pada yang maha kuasa.
"Zayn tak lama lagi kita akan segera pergi meninggalkan rumah ini, dan kita akan hidup berdua bahagia melewati hari-hari indah kita." Angan-angan Bella pun mulai terbang jauh.
***
Bella tersenyum senang, karena hari ini ia mulai kembali bekerja di perusahaan yang lebih besar dari yang sebelumnya. Bahkan gaji Bella yang Bella terima pun lebih besar tentunya.
Awalnya Bella tak percaya saat penanda tanganan kontak kerja dengan gaji dua kali lipat dari yang pernah ia terima sebelumnya, namun ia pun tak ingin menghilangkan kesempatan emas ini.
"Ya allah terima kasih engkau sudah memberikan jalan untuk hambamu ini," Bella tak henti-hentinya mengucap syukur.
Kini ia pun mulai bekerja dengan sangat baik dan profesional, kali ini ia tidak akan membiarkan ibu mertuanya kembali menghancurkan karier nya lagi.
Namun kesenangan Bella adakah mimpi buruk bagi ibu mertuanya. Setelah ibu Maya mengetahui jika Bella sudah kembali bekerja , ibu Maya pun mulai berpikir untuk membuat Bella kehilangan kembali pekerjaannya.
Ibu Maya merasa tak senang dan terus berusaha membuat ulah setiap harinya, namun Bella yang sudah merasa siapa pun akan menghadapi kesulitan yang ibu mertuanya ciptakan.
"Silahkan saja ibu berbuat apapun yang ibu inginkan, saya Elleana Bella akan tetap berdiri kokoh seperti batu karang yang tak mudah hancur walau pun di terjang ombak berkali-kali, karena saya hidup bukan untuk saya sendiri." Bella mengepal erat tangannya dan ia pun mulai membuka kepalan tangan itu secara perlahan.
Bersambung