Arisha, gadis yang tidak pernah merasakan kebahagiaan setelah orang tuanya berpisah.
Tak disangka, takdir membawanya bertemu shean. Pria yang ditinggal istrinya setelah melahirkan putranya..
Demi biaya operasi ibunya, risha terpaksa menerima tawaran shean untuk menjadi ibu sambung dari putranya yang hanya menginginkan gadis itu..
Mampukah Risha menjalani peran Seorang ibu untuk Archie, dan menjadi istri kontrak untuk shean?...
Happy reading...
Tinggalkan jejak berupa Like komen jika suka dengan cerita ini. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. SIM, dari Ibu Mertua
Bak pengantin baru pada umumnya, Risha dan shean berjalan bersama menyusuri lorong rumah sakit. Sepanjang perjalanan melewati ruangan demi ruangan, Shean tak pernah melepaskan tangannya yang melingkar dipinggang Istrinya.
Shean bersikap datar ketika banyak orang-orang yang berbisik-bisik mengenai pengantin baru yang kemarin Trend dimedia televisi sampai sosmed. Sedangkan Risha, gadis yang tidak menyukai jika ada yang memperhatikan dirinya sedemikian rupa, tentu saja merasa risih.
Risha sedikit menunduk, tidak berani menatap pandangan mata-mata yang kini menatapnya dari berbagai pandangan yang berbeda. Mungkin sebagian ada yang menyanjungnya, mungkin ada juga yang Merasa iri atau Julid padanya. Karena setiap manusia punya pandangan yang berbeda ketika menilai orang lain.
"Kenapa?" Ucap shean yang melihat istrinya menunduk.
Risha menggeleng.
"Biarkan saja.. " Ucap shean sangat pelan, hanya risha yang mendengarnya. Wajah shean tetap sama, datar dan dingin. Namun ketampanannya tetap tak berubah. Mungkin karena itu, banyak gadis dan wanita diluaran yang patah hati mengetahui Pria tampan itu telah Ada yang punya.
Setelah menyusuri lorong rumah sakit yang membuat Risha dirundung rasa malu. Akhirnya Kedua sejoli itu sampai didepan ruang VVIP. Ruang Perawatan Ibu Anita.
Disana ternyata sudah ada Tuan arga, dan Nyonya Yuni. Mereka berdua berdiri setelah melihat Pengantin baru datang.
"Selamat siang, Tuan Argantara." Sapa shean formal. Pria itu tersenyum dingin menayap Ayah mertuanya.
"Bukankah kita keluarga? Kenapa masih memanggil saya, tuan?" Ucap tuan arga merasa keberatan dengan panggilan Menantunya.
"Panggil kita mama, dan papa.. Seperti Risha memanggil kami!" Nyonya Yuni ikut angkat bicara.
Risha merasa kesal dengan pasangan suami istri yang sok baik itu. Shean melihat reaksi istrinya yang terlihat Masam. Pria itu lantas mengalihkan pembicaraan. "Apa bisa kami menjenguk, Nyonya Anita?" Ucap shean.
Tuan arga dan Nyonya Yuni lantas mengangguk, dan mempersilahkan Sejoli itu masuk kedalam Ruang rawat bu nita.
Angga sedang sekolah, Bu anita didalam kamar rawatnya ditemani seorang perawat sebagai penjaganya.
Risha masuk mendapat i ibunya yang duduk bersandar dikepala ranjang branker, dan sedang mengobrol dengan perawatnya. Sekedar mengurangi kebosanan diruangan Mewah itu.
"Bu..." Sapa risha sambil melepas tangan yang masih setia melingkar dipinggangnya. Gadis itu berlari menghambur kepelukan ibunya.
Nyonya Anita yang awalnya kaget kini membalas pelukan putrinya. Wanita paruh baya itu mendekap putrinya erat kedalam pelukannya.
Setelah cukup melepas rindu. Ibu dan anak itu melepaskan pelukannya. Risha teringat ibunya yang baru melakukan operasi di bagian organ dalam tubuhnya.
"Maaf ya, bu. Risha lupa, kala ibu baru pulih..." Ucap risha khawatir ibunya merasa sakit. Gadis itu duduk didepan ibunya diatas branker dengan kaki menjuntai kebawah.
"Ibu sudah sembuh. Jangan khawatir.." Jawab bu nita mengerti maksud Kekhawatiran putrinya.
Risha tersenyum mendengar Suara ibunya yang sudah semangat, hampir seperti sedia kala waktu sehat. Perjuangannya tak sia-sia..
"Ekheemm...Bagaimana keadaan anda, Nyonya Anita?" Tanya shean. Pria itu, kapan berjalan? mengapa sudah ada disamping ranjang Ibu mertuanya?
Nyonya Anita yang merasa tidak mengenal Pria muda tampan yang menyapanya, kini seolah bertanya-tanya siapa dia?
Nyonya anita menatap putrinya. Risha yang mengerti maksud ibunya langsung mengerjapkan matanya berkali-kali dan berusaha mencari alasan yang tepat. Gadis itu menatap shean yang kini menatapnya datar. Dasarnya cuek.
"Bu, Sebenarnya..."
"Apa dia suami, mu?"
Deg
Jantung risha seakan berhenti berdetak. Namun langsung memompa begitu cepat mendengar Apa yang diucapkan ibunya. Dari mana Ibunya tahu?
"Bu, sebenarnya..." Risha memegang kedua tangan ibunya yang sedang menatapnya mencari jawaban. "Bu, Sebenarnya...Rishaa--" Ucapan risha terhenti.
"Ibu tahu kok, kamu sudah nikah kan? Kemarin ibu lihat acaranya.. "
Kedua bola mata risha terbelalak. Gadis itu benar-benar kaget dengan pengakuan ibunya. Begitu juga shean, dia pikir nanti Ibu mertuanya akan marah dan mengusirnya, karena menikah i putrinya tanpa SIM, Surat izin menikah darinya.
Namun kenyataannya, wanita itu tak ada reaksi marah sama sekali. Mungkin hanya kekecewaan, karena tidak mengetahui, dan menyaksikan secara langsung putrinya menyandang gelar status baru.
"Sebelum kamu menikah, Ayahmu kemarin sempat cerita. Ibu juga awalnya kaget! Tapi ibu tahu, kamu sudah banyak menderita menanggung beban ibu dan angga. Dan Sekarang, sudah saatnya kamu meraih kebahagiaanmu..." Ucap Nyonya Anita, tangan kanannya membelai rambut putrinya pelan.
"Bu, jangan bicara seperti itu..." Mata risha berkaca mendengar Cerita ibunya. Risha tak pernah merasa terbebani oleh ibu dan adiknya, sama sekali.
"Sudah, jangan nangis." Sentak Nyonya Anita pura-pura marah.
Suasana yang Tadinya menegangkan bagi risha dan shean, sekarang lenyap sudah. Risha Memanyunkan bibirnya sekejap, namun kembali tersenyum ketika ciuman mendarat dipipi kirinya.
"Kenalin dong sama ibu.. Jahat banget jadi anak! Nikah aja ibunya tidak dikasih tauu." Canda Nyonya Anita.
"Ya ibu, sih.. Nyaman banget disini! Aku kan jadi Nggak enak Ngasih tau nya." Risha melipat tangannya diperut dan menatap ibunya pura-pura kesal.
"Nak, shean..." Nyonya anita kini beralih menatap Menantunya. Shean yang sempat tersenyum melihat Tingkah Dua wanita didepannya pun kini langsung menatap Ibu mertuanya. Yang dikira akan mengusirnya.
"Iya.. Bu" Shean menirukan Panggilan Istrinya. Risha tentu kaget, karena, pria yang, terlihat sangat formal seperti shean, bisa memanggil ibunya dengan panggilan "bu". Namun Risha senang, entahlah.
"Dimana anakmu? kenapa tidak diajak? Ibu kepengen melihatnya..."
Kejutan apa lagi ini? Risha mengusap wajahnya berkali-kali. Ibunya tahu semua itu? Pasti pria sok baik itu yang mengatakannya juga. Memang bagus sih, risha tak perlu mencari alasan untuk ibunya. Namun risha ingin, ibunya tahu dari mulutnya. Dan kapan pria itu menemui ibunya?
Shean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bibirnya berusaha tersenyum menampilkan keramahan didepan ibu mertuanya.
"Dia dirumah, Bu.. Ada mama yang menjaganya. Kalau Ibu sudah sembuh, Kami akan membawanya bertemu, ibu." Jawab shean. Sebagai rasa hormat kepada ibu mertuanya, pria itu bicara sangat ramah dan sopan. Bukan Figuran, tapi kenyataan.
Ibu anita mengangguk paham. Beliau juga menyadari, ini rumah sakit, banyak orang sakit. Tak baik juga mengajak Bayi yang masih dibawah umur terlalu lama didalam rumah sakit.
Setelah bercanda gurau diruang rawa nyinya nita, shean dan risha pun memutuskan Pulang. Sebenarnya Risha masih kepengen menemani ibunya. Namun mau gimana lagi? Sekarang Ada Archie, Baby gemas yang menantinya dirumah. Ah, memikirkan Archie, membuat Risha jadi rindu pengen cepat pulang, bertemu Putra kecilnya yang tampannya, warisan dari papanya.
"Cepat sembuh ya, bu.." Ucap shean kepada sang mertua.
"Terima kasih, nak. Ibu titip Risha, ya... Ibu serahkan dia padamu, ibu merestui kalian."
Kata-kata Nyonya Anita Menyadarkan risha. Gadis itu tersenyum miris membayangkan pernikahan kontrak yang dijalaninya mendapat restu dari ibunya. Risha merasa bersalah pada wanita yang melahirkannya, karena dalam dua tahun lagi, Perceraian akan terjadi. Ya, dua tahun lagi.
"Bu, kami pamit ya. Cepet sembuh, harus sembuh secepatnya. Kalau nggak, risha marah. Salam buat Angga saja."
"Kami pamit, bu."
"Ya, nak. Hati-hati dijalan."
Setelah mencium kedua pipi Ibunya, risha pun langsung melangkah keluar menuju pintu bersama shean yang menggandeng tangannya. Seperti perjanjian, bersikap layaknya pasangan pada umumnya.
Sebelum benar-benar pergi dari rumah sakit. Shean meminta perawat yang tadi ditugaskan Menjaga Ibu mertuanya, kini masuk kembali ruang rawat ibu nita, setelah tadi disuruh keluar terlebih dahulu.
Saat keluar, mereka tidak mendapati Nyonya Yuni dan tuan arga. Karena kebetulan mereka pergi makan siang.
Selama perjalanan pulang, didalam mobil risha hanya diam saja. Gadis itu bersandar dikursi mobil penumpang depan menatap arah luar jendela sampingnya, sambil tangannya dilipat diperut.
Shean yang Entah kenapa merasa tidak suka keheningan yang tercipta dimobilnya, lantas melirik istrinya yang termenung.
"Kenapa diam saja?" Tanya shean dingin.
Risha sontak menoleh sebentar, namun kembali menatap arah tadi.
Gadis itu menggeleng.
"Saya tidak suka diabaikan!" Ketus shean.Tangannya masih setia mengendalikan setir mobil.
Risha memejamkan matanya sejenak dan menarik nafas dan mengeluarkannya.
"Bisa saya bicar?"
"Katakan"
"Saya tidak ingin kontrak pernikahan!"
*
*
*
*
*
Bersambung...
aturannya kamu bikin pak suami jatuh cinta dan bucin, rasa kamu jangan kasih liat dulu 🤭