Mom For ARCHIE
Sheano Elza winara, pria tampan dan mapan berusia 30 tahun.
Pria itu berjalan tergesa-gesa dilorong rumah sakit, menuju ruang rawat VVIP.
Brak.
Pintu didorong dengan keras, menimbulkan bunyi yang membuat beberapa orang didalam ruangan Terkejut dan menoleh kesumber suara.
"Ma, ada apa?" Shean berjalan kearah wanita paruh baya yang sedang menenangkan seorang bayi kecil dalam gendongannya.
Nyonya Rose menatap putranya dengan pandangan yang sulit diartikan. Hanya tetesan air mata yang mengiringi kesedihan dalam hatinya.
"El-elma...istrimu pergi." Jawab mama Rose pelan. Matanya menatap malaikat kecil yang baru berusia 1 hari.
"Kak..."
"Elma baru kemarin melahirkan. Mana mungkin bisa pergi tiba - tiba." Setelah termenung sejenak, pria itu lantas menatap adik perempuannya yang berdiri disamping mamanya.
"Seorang pria datang dan mengajak kak elma pergi. Aku dan deyna sudah berusaha menahannya. Tapi kak elma menolak." Jelas Vena adik perempuan shean yang pertama.
"Ini titipan dari kak elma, kak." Deyna memberikan sebuah surat dan amplop.
Shean mengambil dua kertas itu dan membuka kertas yang dilipat terlebih dahulu. Matanya memanas dan tangannya mengepal kuat. Aura kebencian dan kemarahan terukir jelas dalam wajah tampannya setelah membaca isi surat dari mantan istrinya. Selain surat, ternyata amplop itu berisi surat dari pengadilan agama. Yang menyatakan mereka telah resmi bercerai.
isi surat elma.
Sebelumnya aku minta maaf padamu, shean. Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kita. Aku mencintai pria lain, dan aku memutuskan bersamanya. Titip putra kita, dia lebih butuh kamu.
I'm Sorry. Dan terima kasih untuk cintamu selama ini.
From : Elma Dinara.
*
*
*
*
*
"Kondisi nyonya Nita memburuk. Ibumu harus segera melakukan operasi jantung." Jelas dokter Zayn kepada anak dari salah satu pasiennya.
Arisha menunduk menatap wanita yang menjadi pahlawan hidupnya, kini terbaring lemah dengan banyaknya alat medis yang terpasang ditubuhnya. Air matanya tak bisa ditahan ketika melihat wanita kesayangannya sedang berjuang melawan antara hidup dan matinya.
Gadis berusia 24 tahun itu menghapus bulir - bulir air mata yang menetes diwajah cantiknya. "Tolong lakukan yang terbaik, dok. Saya akan berusaha mencari biayanya." Jawab Arisha pelan sambil menggenggam tangan ibunya.
Dokter Zayn mengangguk. "Usahakan secepatnya, ibumu tidak bisa menunggu lebih lama lagi." Ucap dokter Zayn.
Arisha mengangguk. "Baik dok."
Dokter zayn lantas keluar dari ruang rawat diikuti dua perawat dibelakang nya.
Arisha Camelia. Gadis cantik pemilik senyum manis, rambutnya coklat lurus panjang melewati bahu. Bola matanya coklat terang bersinar dan begitu indah memenjakan mata yang memandangnya. Hidungnya mancung bibirnya merah alami. Tubuhnya ramping bak aktris china.
Arisha semakin erat menggenggam tangan ibunya. Air matanya tak berhenti menetas melihat ibunya yang memejamkan mata, wajahnya pucat pasi.
Biaya perawatan ibu nita saja perharinya sudah mahal, ditambah biaya sekolah adiknya yang masih SMP kelas 9 dan keperluan sehari - hari. Kini biaya operasi yang mungkin saja bisa mencapai puluhan atau ratusan juta. Dari mana mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?.
Risha memejamkan matanya erat. Sekilas Bayangan ibunya yang tersenyum manis sebelum penyakit menyerangnya, kini muncul. Seolah memberi semangat, Risha pasti bisa melewati semua ini.
Risha keluar dari ruang perawatan ibu nita, hari sudah siang. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 2 siang, untuk menenangkan fikirannya risha memilih menuju kantin rumah sakit. Kebetulan cacing - cacing dalam perutnya sudah teriak - teriak, karena dari pagi tidak diberi jatah makanan.
*
*
*
"Syuuuttt...Tenang ya, sayang. Jangan nangis terus, cucu oma. Cup cup cup..." Nyonya rose menepuk - nepuk pelan cucunya yang berada digendongannya. Dari tadi bayi kecil itu tidak mau berhenti menangis. Nyonya rose dan kedua anak perempuannya sudah kewalahan bergantian menenangkan bayi kecil itu.
"Coba ku gendong, ma." Tawar Shean. Dari tadi pria itu hanya diam menyaksikan ibu dan adik - adiknya yang terus menggerutu karena putranya tak mau berhenti menangis.
Bukan tak perduli pada putranya, pria itu hanya tidak mengerti cara mengurus anak. Terlebih seorang bayi yang seharusnya masih meminum ASI dari ibunya.
"Ma, sepertinya Archie lapar deh." Vena menatap keponakannya yang berada digendongan kakaknya.
Archiello Elza Winara, Nama yang diberikan shean beberapa menit lalu untuk putra kecilnya.
"Coba kau beri Archie, ASI kak." Deyna memberi usul kepada kakak perempuannya, membuat Vena menatapnya tajam.
"Bicara sekali lagi, Aku tak mau meminjamkanmu Laptopku lagi."
Deyna tersenyum dan menggelayut dibahu kakak perempuannya. "Iya, kakakku yang paling cuaannttikkk...Jangan judes - judes." Jawab deyna nyengir.
"Oowweeekkk...oowweeekkk...oowweeekkk..."
Suara tangisan Archie, yang sempat berhenti setelah digendong papanya, kini terdengar lagi.
"Ini semua gara - gara kalian. Tadi Putraku sudah diam, sekarang nangis lagi." Shean menatap tajam kedua adiknya yang tak mau diam.
Kedua anak perempuan itu bila bersama, memang seperti kucing dan tikus. Bertengkar, Namun tetap saling sayang. Ya namanya juga saudara, bumbu - bumbu dalam jalinan keluarga. Akan hambar bila tak ada perselisihan, namun setelah itu saling memaafkan.
"Iisshh...kenapa kami sih, perasaan memang archie aja yang sensitif deh." Deyna mengelak tak mau disalahkan.
Nyonya rose memberikan botol susu kepada putranya. Namun sayang, Baby archie menolak ketika Rasa Yang tidak terlalu manis itu menetes dimulut kecilnya.
"Ma, sepertinya harus ganti susu formula." ucap shean yang akhirnya menyerah memberikan susu untuk putranya.
"ini bukan yang pertama putramu menolaknya, shean. Kita sudah membeli hampir semua merk disupermarket dan anjuran dari dokter. Ah, apa sebaiknya kita beli saja, ASI dari mantan istrimu itu?" Jawab nyonya rose kesal. Wanita paruh baya itu begitu membenci mantan menantunya yang tega meninggalkan putra dan cucunya yang masih membutuhkannya.
shean mendengus kesal dengan jawaban mamanya. Pria itu lantas membawa keluar putranya dari ruangan bayi itu, mencari udara yang lebih luas. Siapa tahu putranya engap dan setelah itu mau diam.
Sambil menimang - nimang baby archie yang tak mau diam, pria itu mengoceh tidak jelas. Siapa tahu saja putranya mau diam, kan? Namun itu hanyalah dalam mimpi shean, Putranya tetap bersikukuh dengan tangisannya.
"Sini, berikan mama." Nyonya rose mengambil alih cucunya lagi.
Beberapa perawat bayi yang ditugaskan menjaga baby Archie selama dua hari ini juga turut berusaha menenangkan pewaris keluarga Elza winara. Namun bayi itu seolah tak menginginkan mereka semua.
Mendengar suara tangisan bayi disepanjang lorong rumah sakit dilantai 14, Risha menoleh. Matanya tertuju ke Depan ruangan VVIP, dimana beberapa orang tengah berkumpul. Didekat mereka, para pengunjung rumah sakit juga sedang berbisik-bisik, entahlah apa yang dibicarakan.
Tangisan bayi itu seolah mengundang Risha untuk mendekat. Hatinya ingin mengabaikan, karena bukan urusannya juga. Namun hati kecilnya tak sejalan dengan pikiran, hingga memberanikan diri, Gadis itu berjalan melangkah semakin dekat.
"Rishaa..."
*
*
*
*
*
Bersambung...
Hai gaes, jumpa lagi ya, sama othor yang udah lama ninggalin dunia NT...Aku kembali nih, dengan karya yang berbeda😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ibelmizzel
hadir
2024-10-05
1
sakura
..
2023-10-15
1
Sarini Sadjam
halo kk aku mampir ya..dan bunga sekebon biar semangat
2023-09-11
0