TAHAP REVISI
[ Semoga terhibur dengan kekocakan Bang Keanu, Alan dan Mouza ☺️ ]
Mouza yang ingin memberikan kejutan untuk kekasihnya justru malah mendapatkan kejutan tak terduga dari Alan, kekasihnya.
Dengan mata telanjang, Mouza melihat dengan jelas saat Alan sedang bercumbu dengan wanita lain di siang hari, terlebih wanita itu adalah calon kakak iparnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teh ijo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 | Bukan Pelakor
Sesampainya di rumah Keanu segera menyuruh Mouza untuk berganti pakaian. Dia ingin membawa Mouza untuk menemui keluarganya. Tubuh Mouza mendadak lemas tak bertenaga saat mendengar ucapan Keanu. Susah payah dia menelan kasar ludahnya. Degup jantungnya jedag-jedug layaknya sebuah irama musik disco. Mouza bener-bener belum siap untuk bertemu dengan keluarga Keanu.
"Lo denger nggak? Gue nyuruh lo ganti baju karena gue mau bawa lo bertemu dengan kakek gue!" kata Keanu yang melihat Mouza merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Mouza masih terdiam. Dia masih mengumpulkan semua tenaganya yang hilang secara tiba-tiba.
"Bang, kenapa harus sekarang ketemu sama keluarga Bang Ke. Gue belum siap, Bang!"
"Kan lo yang ngajakin nikah. Siap nggak siap ya harus siap dong!"
Karena Mouza masih shock, Keanu memberikan waktu setengah jam untuk memulihkan kesadarannya. Keanu sudah tidak sabar untuk membungkam orang-orang yang sudah merendahkan Mouza, terutama kakak ipar dan mantan calon istrinya.
Jauh sebelum Mouza dan Alan memutuskan untuk menjalin hubungan, Keanu sudah lebih dahulu memiliki perasaan kepada Mouza. Namun, karena sang adik ternyata juga menyukai orang yang sama, akhirnya Keanu memilih mundur dan mencoba Untuk melupakan Mouza. Perlahan perasaan itu mulai pudar dengan hadirnya sosok Mili, cinta pertama yang tiba-tiba hadir kembali dalam hidupnya.
Kebaikan dan perhatian yang diberikan Keanu kepada Mouza bukan tanpa alasan. Semua itu karena Keanu masih menyimpan Mouza di dalam hatinya.
"Za, udah siap belum?" panggil Keanu dari lantai bawah.
"Bentar, Bang!" teriak Mouza.
Mouza masih gugup. Bahkan berulang kali dia melihat pantulannya didepan cermin. Entah apa tanggapan keluarga Keanu tentang dirinya yang menggantikan Mili sebagai calon istri Keanu. Yang pasti Mouza akan mendapatkan gelar sebagai pelakor dalam hubungan Keanu dengan Mili.
"Gue yang pelakor apa Mili yang pelakor, sih? Kan jelas-jelas Mili yang selingkuh," gumam Mouza saat melihat pantulan dirinya di dalam cermin.
"Gue bukan pelakor. Kan bang Ke udah mutusin Mili karena ketahuan selingkuh. Bukan salah gue dong kalau gue embat bang Ke."
Baru saja Mouza merapikan pakaiannya, pintu kamar sudah digedor oleh Keanu.
"Za, lo nggak lagi tidur 'kan?"
Mouza segera merapikan bedak tipis yang memoles pipinya. Tak lupa dia juga menambahkan lipgloss di bibirnya juga.
"Iya, Bang. Ini udah siap," teriak Mouza dari dalam kamar.
Saat pintu dibuka, Keanu sama sekali tak berkedip ketika melihat Mouza yang sudah ada didepannya. Bahkan Keanu juga susah untuk menelan ludahnya. Kali ini Mouza menjelma bak bidadari yang baru turun dari khayangan. Tak ada yang menandingi kecantikan, meskipun hanya menggunakan make up tipis.
"Bang Ke!" panggil Mouza saat Keanu larut dalam angannya.
"Gue pikir lo kesambet atau tidur didalam, makanya gue panggil lo. Gak lucu kan besok nikah lo nya udah innalilahi," ujar Kanna yang berusaha menutupi perasaannya.
"Sembarang! Bang Ke seneng banget nyumpahin gue mati? Kalau gue beneran mati, orang yang pertama gue hantui itu Bang Ke," kesal Mouza.
Keanu menahan senyumnya. Sebisa mungkin dia tidak ingin menunjukkan tawanya didepan Mouza.
Sepanjang perjalanan Mouza berusaha untuk menenangkan jantungnya yang terus berdisko. Bahkan tangan dan kakinya ikut bergetar. Melihat Mouza tegang, Keanu memberanikan diri untuk memegang tangan Mouza.
"Gak usah gugup. Ada gue di samping lo, Za," ucapannya.
"Tapi gue beneran takut, Bang. Gue takut akan diberi stempel pelakor. Secara Bang Ke 'kan udah mau nikah sama Mili, eh gak tahunya malah gue yang gantiin Mili jadi pengantinnya. Gue harus jelasin apa sama keluarga Bang Ke?"
Keanu menarik garis sudut bibirnya dan berkata, "Ya udah tinggal bilang apa yang sebenarnya terjadi. Beres 'kan?"
Mata Mouza menatap rumah yang menjadi saksi saat dua orang saling mengila diatas ranjang. Sebenarnya Mouza enggan untuk kembali lagi ke rumah itu, karena hanya akan membuatnya semakin muak dengan Alan.
"Ayo turun! Di rumah hanya ada kakek yang baru saja pulang dari luar negeri. Gue gak punya orang tua lagi, karena mereka sudah tenang di alamnya. Kemungkinan besar hanya ada bocah sialan itu," ujar Keanu sebelum turun.
Ada rasa ragu, tetapi dengan cepat Keanu membukakan pintu dan menarik tangannya. "Saat berada didalam, pakailah bahasa yang sopan 'aku-kamu' agar tak membuat kakek pusing."
"Ya kali gue ngomong sama aki-aki pakai lo-gue. Gak lucu, Bang!"
"Maksud gue, antara kita Za!"
"Maksud Bang Ke gue panggil Bang Ke dengan kata 'kamu'?" tanya Mouza dengan mengernyit.
Hanya sebuah anggukan kepala yang menjadi jawaban Keanu. Pria itu segera menggandeng tangan Mouza untuk menuju kedalam. Siapa yang menyangka jika kedatangan mereka telah ditunggu oleh dua orang lelaki beda usia.
Mata Mouza mendapatkan tatapan tajam dari salah seorang pria tua yang sudah duduk di sebuah sofa. Namun, Keanu segera berdeham agar pandangan itu terputus.
"Akhirnya kamu pulang juga," kata kakek Wijaya. Pria tua dengan rambut yang sudah memutih, tetapi masih terlihat segar bugar.
Mouza pun langsung menyalami kakek Wijaya dengan sopan. Tak lupa sebuah senyuman mengembang di bibirnya agar tak terkesan sombong.
"Apakah mataku yang telah rabun atau memang ini bukan wanita sebelumnya?" tanya kakek Wijaya saat melihat wajah Mouza yang belum pernah dia lihat.
"Tak peduli wanita sebelumnya atau bukan! Toh itu tidak penting untuk Kakek. Yang Kakek inginkan hanyalah aku segera menikah. Dan aku ingin mengenalkan Mouza sebagai calon istriku. Kami akan menikah besok," ucap Keanu dengan memberikan sebuah kartu undangan kepada Kakeknya.
Kakek Wijaya tertawa pelan. "Saat itu kamu sangat menolak ketika Kakek menyuruhmu untuk segera menikah, tetapi mengapa sekarang terburu-buru? Apakah bibit mu sudah bersemi?"
"Ini tidak ada hubungannya dengan bibit, Kek. Aku mencintai Mouza dan aku ingin menikahinya agar aku bisa menjaganya dari pria yang ingin mempermainkannya. Jadi aku putuskan untuk menikah secepatnya."
Tiba-tiba Alan bangkit dari tempat duduknya. "Tidak! Aku tidak setuju! Bukankah Mili adalah calon istrinya, Kek. Seharusnya dia menikah dengan Mili bukan dengan Mouza!" protes Alan.
Keanu tersenyum smirk kearah Alan. "Tapi aku tidak bisa menikah dengan wanita yang sudah tidur dengan orang lain. Bukankah wanita seperti itu tidak patut dijadikan istri? Salah atau betul, Kek?" tanya Keanu pada kakeknya.
Kakek Wijaya menyetujui pendapat Keanu. Memang wanita seperti itu tak pantas untuk dipertahankan, terlebih untuk dijadikan seorang istri.
"Memang benar ucapan mu! Sebagai menantu dari keluarga Wijaya, memang harus bisa menjaga harga diri, karena dia yang akan melahirkan keturunan Wijaya selanjutnya. Tapi ngomong-ngomong istrimu masih muda ya?" tanya Kakek Wijaya.
"Jangan sampai kakek mempunyai pikiran untuk menikahinya juga! Karena apa yang telah Keanu punya tidak akan pernah Keanu lepaskan begitu saja. Apapun akan Keanu lakukan untuk mempertahankannya," ucap Keanu sambil melirik ke arah Alan.
Kakek Wijaya menertawakan ucapan Keanu yang terdengar konyol. Mana mungkin dia akan bersaing dengan cucunya sendiri.
"Jika Kakek ingin menikah sudah sejak dulu kakek mencari targetnya, tetapi kakek tidak mau."
"Baguslah, Kek! Jangan sampai setelah Keanu menikah, Kakek malah ingin memiliki istri Keanu juga."
"Sembarangan kamu kalau ngomong!" bentak Kakek Wijaya.
.
.
.