Azzura. Seorang gadis yang memiliki kekuatan super namun hidupnya berakhir tragis. Sebuah keajaiban terjadi, jiwa Azzura ternyata masuk ke dalam tubuh Azzura Aurora, tokoh figuran dari cerita novel yang pernah dia baca. Akankah Azzura memiliki kehidupan yang layak di dalam novel tersebut atau sama saja dengan kehidupannya di dunia nyata? ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Dikira Cupu Ternyata Suhu
Azzura berbalik. Dia kembali menatap Gardenia dengan tatapan yang lebih tajam dari sebelumnya. Azzura menyunggingkan senyum meremehkan sembari menarik ikat rambut hingga rambut panjang itu terurai dengan indah. Azzura juga membuka dua kancing kemeja teratas yang dia kenakan.
Untuk beberapa saat Gardenia mematung, dia tidak mengerti dengan apa yang sedang Azzura lakukan. Setahu Gardenia Azzura adalah orang yang sangat pemalu. Bahkan bekerja di bar ini saja Azzura lakukan karena Gardenia dulu mengancam Azzura kalau Azzura tidak menurut padanya Gardenia akan menghabisi ibu kandungnya.
Azzura menaikkan satu jari telunjuknya meminta seseorang untuk mulai memutar musik, dan saat musik berputar, Azzura mulai meliuk-liukkan tubuhnya seperti seorang penari yang sudah handal. Dengan kecantikan dan tubuhnya yang seksi, Azzura mampu memikat pandangan mata orang-orang yang ada di bar tersebut. Bahkan ada yang sampai melongo, satu hal yang Azzura bisa banggakan dari Azzura Aurora adalah tubuh dan wajahnya. Meskipun Azzura Aurora masih berusia 19 tahun, namun kemolekan tubuhnya benar-benar membuat Azzura bisa berdiri dengan bangga.
"Sejak kapan kau bisa menari seperti ini?" batin Gardenia menggerutu. Gardenia yang berprofesi sebagai instruktur tari jelas-jelas tahu kalau gerakan-gerakan yang Azzura lakukan bukan gerakan mudah, Azzura ini sudah sangat terlatih. Bahkan hentakan-hentakan yang dia lakukan saja bisa sangat sinkron dengan musik yang di putar.
"Kau benar-benar luar biasa Azzura!"
Rubby menggeleng-gelengkan kepala dan ikut menari seperti yang lain.
Tak!
Tarian itu berhenti tepat setelah musik di hentikan. Azzura bernapas sedikit terengah-engah. Dia melirik Azzura dengan senyum menyeringai. Setelah mengedipkan mata pada Kakak tirinya, Azzura kembali turun dari atas panggung.
Semua orang bertepuk tangan heboh. Mereka tidak menyangka jika seorang Azzura bisa mengalahkan Dewi tari mereka yaitu Gardenia. Wajah mereka memang sama-sama cantik, dan tubuh mereka pun sama-sama mengagumkan, tapi jika di suruh memilih mereka jelas akan memilih Azzura, wanita itu tetap cantik meskipun tanpa polesan make up. Tubuhnya juga lebih berisi.
"Kami mencintaimu Azzura!"
Terdengar suara orang-orang yang semakin ramai meneriaki Azzura.
"Sebenarnya kau pernah berlatih menari kan?" tanya Rubby.
Azzura tersenyum tipis sembari meminum air putih yang bartender sodorkan padanya.
"Aku sudah tahu ini akan terjadi Rubby. Syukurlah dulu aku juga sangat menyukai tarian-tarian seperti ini, kalau tidak, mungkin malam ini aku akan kembali di permalukan oleh Gardenia. Wanita itu benar-benar tidak tahu malu. Aku tidak mengerti kenapa dia terus mengganggu ku. Apa yang tidak aku lakukan untuknya, aku sudah menikah dengan calon suaminya. Terus apa lagi."
Rubby menggelengkan kepala. "Tidak seperti itu, aku rasa suatu saat dia akan menyesal karena tidak mau menikah dengan Aaron. Kau harus segera membuat Aaron jatuh cinta padamu agar dia tidak bisa di rebut orang lain."
Azzura mendengus. "Harus dengan cara apa aku membuatnya jatuh cinta padaku hmm? Setiap hari aku hanya menjadi pelayan untuknya, menyiapkan baju, kebutuhan dan juga makanannya. Aku ini hanya seorang pembantu di mata Aaron, aku tidak yakin kalau aku bisa membuatnya jatuh cinta padaku."
"Jangan patah semangat, Aaron itu merupakan orang yang sangat baik. Aku tahu suatu saat dia akan mulai mencintaimu. Aku memang tidak bisa banyak membantu. Tapi aku janji, aku akan menjadi partner yang baik untuk mu. Jika dalam keadaan terdesak kau bisa meminta tolong padaku."
Azzura hanya mengangguk. Dia merasa percuma saja mengobrol dengan anak anjing ini, jika Rubby tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi kalau Rubby tidak ada, Azzura pasti akan sangat kesepian.
"Sudahlah, aku mau bekerja lagi Rubby! Jangan berkeliaran terlalu jauh, aku takut ada yang akan membawa mu pergi."
****
"Hah!"
Azzura membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Dia melirik jam di atas nakas, sudah jam 4 pagi.
"Ya Tuhan!"
Azzura buru-buru berlari keluar dari kamar, Rubby yang sudah cukup kelelahan tetap diam di atas ranjang dan mulai tidur.
Tok! Tok! Tok!
"Tuan!"
Tok! Tok! Tok!
"Tuan!"
"Masuk!" sahut Aaron dari dalam.
"Tuan maaf, tadi aku lupa kalau pagi ini Tuan ada penerbangan ke Vietnam. Aku akan menyiapkan beberapa baju untuk Tuan."
Aaron menggelengkan kepala. "Tidak perlu, pelayan sudah membantuku."
Azzura menghentikan langkahnya yang hendak berjalan menuju walk in closet. Dia kembali berbalik, tanpa di suruh, Azzura berhenti di depan Aaron, wanita cantik itu membuka kerah kemeja yang Aaron kenakan lalu memakaikan dasi untuk suaminya.
"Maafkan aku Tuan!"
Azzura mendongak menatap Aaron meskipun tangannya masih berusaha untuk mengumpulkan dasi.
"Kenapa harus berangkat pagi-pagi seperti ini, aku bahkan belum membuatkan mu sarapan. Apa Tuan mau kopi?" tanya Azzura lagi.
Aaron menunduk. Untuk beberapa saat dia menatap wajah Azzura, tatapan kosong itu terlihat sangat dalam. Terlalu dalam sampai Azzura berpikir jika Aaron ini adalah pria normal yang tidak buta.
"Sudah!"
Azzura menepuk tulang selangka Aaron beberapa kali.
"Tuan mau aku buatkan kopi gak?"
"Ekhemmmm!" Aaron berdehem, dia sedikit gugup karena tadi dia menunduk, Aaron sempat merasakan terpaan napas hangat istrinya.
"Kau boleh membuatnya jika mau. Aku akan berangkat 30 menit lagi!"
Aaron berjalan menuju meja kerjanya, sebenarnya dia sangat gugup. Untuk pertama kalinya Aaron melihat wajah Azzura tanpa merasa ada yang salah dari gadis itu. Aaron membuka lembar demi lembar dokumen dengan huruf braille yang memang sudah sengaja di cetak khusus oleh pegawainya.
Azzura tersenyum, dia keluar dari kamar Aaron untuk membuatkan suaminya kopi. 5enit kemudian, Azzura sudah kembali ke atas, namun saat membuka pintu kamar, Aaron sudah tidak ada, mejanya juga sudah rapih, tapi sayup-sayup Azzura bisa mendengar seseorang sedang menelpon di balkon kamar. Azzura menaruh cangkir kopinya dia atas nakas.
Kembali bibir itu tersenyum saat melihat sebuah pigura foto di dekat ranjang, bukannya pergi dari sana, Azzura malah duduk di tepian ranjang. Cukup lama Azzura menatap foto Aaron saat remaja, tangannya terus terangkat menutup mulut yang terus saja menguap. Sadar tidak sadar Azzura malah berbaring dengan kaki menggantung sembari memeluk foto tersebut.
"Ya sudah, kita berangkat sekarang!"
Aaron menutup panggilan teleponnya, dia berbalik hendak kembali masuk ke kamar. Kedua tangannya meraba-raba tembok dan apapun yang ada di sana, hingga ketika dia sampai di dekat ranjang, Aaron tersenyum. Kakinya tidak sengaja tersandung kaki seseorang. Dan saat dia meraba kaki tersebut, Aaron sangat yakin jika itu adalah kaki Azzura.
"Hei! Apa kau tidur?" tanya Aaron sembari menggoyangkan bahu Azzura. Wanita itu malah menggeliat mencari posisi yang lebih nyaman.
"Cih, aku sudah bilang untuk berhenti dari bar itu. Meskipun aku buta, aku masih sanggup menafkahi mu gadis bodoh!"
Aaron menggerutu namun dia tetap mengangkat kaki Azzura menaikkan kaki gadis itu ke atas ranjang dan menyelimutinya. Aaron hendak mengambil pigura yang Azzura peluk namun gadis itu malah semakin mengeratkan pelukannya.
"Dia suamiku, tidak ada yang boleh mengambilnya dariku."
Aaron tersenyum tipis. Gadis ini pasti sangat lelah sampai dia bisa mengigau seperti itu.
kita tinggal baca dan ngoment😂
thor thank you bangeet untuk tulisan yg sangaaaat bagus.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐❤️