NovelToon NovelToon
MINE

MINE

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Ainsley adalah anak kuliahan yang punya kerja sampingan di cafe. Hidupnya standar. Tidak miskin juga tidak kaya, namun ia punya saudara tiri yang suka membuatnya kesal.

Suatu hari ia hampir di tabrak oleh Austin Hugo, pria beringas yang tampan juga pemilik suatu perusahaan besar yang sering di juluki iblis di dunia bisnis.

Pertemuan mereka tidak menyenangkan bagi Ainsley. Tapi siapa sangka bahwa dia adalah gadis yang dijodohkan dengan Austin dua puluh tahun silam. Lebih parahnya lagi Austin tiba-tiba datang dan menagih janji itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10

Meeting dadakan yang diadakan Austin siang ini sudah usai. Beberapa karyawan telah keluar dari ruangan Austin, sedang Narrel duduk diam di ujung sofa, mengamati Austin yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Austin bukanlah lelaki yang bisa membaur, lelaki ini penyendiri, dan wataknya yang terkenal keras itu membuat orang-orang segan mendekatinya. Narrel sudah mengenalnya sejak lama, namun yang kebanyakan mereka bicarakan semuanya tentang bisnis. Austin jarang sekali berbicara tentang wanita yang disukainya atau hal lain di luar bisnis.

Dan apabila menyangkut bisnis, Austin sangat kooperatif. Kerjasama mereka dengan perusahaan-perusahaan lain telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan mereka.

Sesaat Narrel ragu untuk bertanya, namun ia benar-benar ingin tahu perasaan Austin sebenarnya terhadap gadis yang ingin dinikahinya. Ia tahu pernikahan itu bukanlah masalah kecil dan bukan main-main. Butuh perasaan saling suka di antara pasangan yang mau menikah. Namun Narrel ragu karena merasa sahabatnya itu terlalu cepat mengambil keputusan tanpa berpikir panjang.

Narrel tahu sekali bahwa Ainsley belum memiliki rasa pada Austin. Bagaimana dengan lelaki itu? Austin memang tampaknya tertarik pada perempuan yang dijodohkan dengannya itu.

Tapi, apakah Austin betul-betul jatuh cinta pada Ainsley? Kalau hanya menyukai tubuhnya, masih ada banyak wanita lain yang lebih seksi yang bisa ia tawarkan pada lelaki itu, tidak perlu sampai menikah. Ia hanya tidak mau Austin salah memilih istri dan keduanya akan berakhir dengan saling menyakiti nantinya. Ia berpikir di posisi sebagai sahabat lelaki itu.

"Kau yakin akan menikahi tunanganmu itu?" tanya Narrel akhirnya. Mulutnya terlalu gatal untuk menahan semua pertanyaan yang bersarang dalam hatinya. Austin mengalihkan pandangan dari berkas-berkas yang dibacanya.

"Kau pikir aku hanya main-main?" nada bicaranya terdengar tidak begitu senang. Matanya tajam menatap Narrel.

"Aku hanya berpikir keputusanmu terlalu cepat. Dan gadis itu sepertinya tidak menyukaimu." balas Narrel memberi pendapat. Kali ini Austin meletakan berkas di tangannya ke atas meja lalu menatap Narrel lagi.

"Aku akan membuatnya jatuh cinta padaku. Bukankah selama ini kebanyakan wanita tergila-gila padaku? Tidak mungkin Ainsley tidak tertarik dengan pesonaku." ujar Austin percaya diri. Narrel sampai tertawa geli.

"Bagaimana denganmu, kau mencintainya?"

Austin terdiam. Ia tampak berpikir. Ia memang tertarik tiap kali melihat Ainsley dan sangat ingin mendapatkan gadis itu. Apakah itu bisa dibilang cinta? Ia belum merasakan jatuh cinta sebelumnya, tapi terhadap Ainsley ia merasa berbeda. Ia masih bingung apakah itu hanya perasaan nyaman sesaat atau ia benar-benar sudah jatuh hati pada gadis itu.

"Austin, aku rasa kalau kau tidak yakin dengan perasaanmu, pernikahan kalian bisa dipikirkan lagi." ucap Narrel memberi masukan.

Austin langsung melemparkan tatapan tidak sukanya ke pria itu.

"Jangan harap. Ainsley harus segera menjadi milikku secepatnya." balasnya membuat keputusan sepihak. Entah apa yang terjadi dengan dirinya, ia sangat ingin memiliki Ainsley. Keputusannya sudah bulat.

Narrel akhirnya memutuskan diam. Ia hanya mencoba memberi masukan, tapi kalau Austin memang bersikeras dengan keputusannya ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia berharap keputusan Austin benar. Dan berharap Ainsley adalah gadis yang tepat untuk pria itu.

"Baiklah kalau itu keputusanmu." ujar Narrel akhirnya.

\*\*\*\*

Austin berdiri malam itu di tengah taman di depan rumahnya, ia sudah lama tidak merasakan kehangatan keluarga dalam rumah. Karena ia memang tidak punya keluarga lagi. Papanya sudah meninggal sebelum sang kakek. Mamanya, ia tidak pernah mengenal sosok sang mama karena sejak lahir wanita itu sudah meninggalkannya. Kakeknya hanya bercerita mamanya menikahi papanya karena terpaksa dan kabur setelah melahirkannya.

Austin sering merasa sakit hati tiap kali mengingat mamanya yang tidak pernah menginginkannya. Ia juga tidak pernah mau mencari tahu. Daripada mencari keluarga yang tak menginginkannya, lebih baik membuat keluarganya sendiri.

Dirinya berharap setelah menikah dengan Ainsley, gadis itu akan memberikannya perasaan yang tulus sebagai seorang istri bahkan mungkin seorang ibu. Ia ingin Ainsley melahirkan anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya memiliki ibu yang mencintai mereka, tidak seperti dirinya. Dan ia berjanji akan memberikan kehangatan pada keluarga kecilnya nanti.

Austin tertawa. Selama ini dirinya selalu menyendiri. Namun ia tidak menyangka akan bertemu Ainsley di situasi dirinya merasa membutuhkan sebuah sandaran. Walau tidak mengerti perasaan apa yang sebenarnya dirasakannya pada gadis itu, apa itu cinta atau hanya obsesi semata, Austin berjanji akan selalu memperlakukan Ainsley dengan tulus. Ia akan belajar mencintai gadis itu kalau seandainya yang di rasakan sekarang ini bukanlah cinta.

Bunyi panggilan di ponselnya membuyarkan lamunan Austin. Ia merogoh benda kecil itu dari sakunya dan ditempelkan ke telinga tanpa membaca nama pemanggil.

Mata Austin melebar ketika mendengar suara diseberang sana berkata mereka dari kepolisian, setelah itu suara keras Ainsley terdengar sangat jelas di telinganya. Gadis itu seperti sedang terlibat perdebatan. Tapi di kantor polisi?

Tanpa pikir panjang Austin masuk rumahnya, meraih kunci mobil dan meluncur pergi dari rumahnya.

Astaga, kenapa Ainsley bisa sampai terlibat perkelahian? Ia masih tidak habis pikir. Gadis itu adalah gadis yang tidak pernah mau bermasalah dengan orang lain. Austin tahu itu karena ia sudah menyelidiki semua latar belakang sampai hal-hal terkecil yang sering dilakukan oleh Ainsley.

Dimana para pengawal yang disuruhnya mengamati gadis itu? Kenapa di waktu-waktu penting seperti ini mereka malah tidak memberi kabar? Sial, dia akan memberi perhitungan pada mereka nanti.

Setelah memarkirkan mobilnya didepan kantor polisi, Austin bergerak cepat memasuki tempat itu. Dari ambang pintu ia melihat ada beberapa orang gadis termasuk Ainsley yang masih saling berdebat didepan sana. Polisi yang melerai mereka bahkan sampai kewalahan.

Ainsley dengan seorang gadis yang mungkin temannya dan tiga gadis lainnya sepertinya berkelompok melawan Ainsley dan temannya. Austin mendesah pelan ketika melihat penampakan Ainsley yang terlihat acak-acakan. Mereka pasti berkelahi tadi.

Austin terus melihat perdebatan mereka dari balik pintu masuk. Petugas polisi yang mencoba melerai mereka bahkan terlihat kewalahan. Suara-suara para gadis yang saling berteriak itu sangat menyakitkan telinga.

Ya ampun, baru sekarang Austin terlibat langsung dengan masalah bikin begini, demi sang tunangan kekanakannya itu. Austin menutup matanya dalam-dalam lalu melangkah mendekat ke para gadis.

"AINSLEY!"

teriakan keras yang menggelegar di seluruh ruangan itu menghentikan kekacauan dan keributan yang terjadi beberapa detik sebelumnya. Beberapa petugas polisi yang berada dalam situ dan gadis-gadis yang tadi berdebat menatap bersamaan ke arah datangnya suara. Suara yang mampu membuat mereka semua terdiam.

"Austin Hugo?!" seru salah satu di antara ke lima gadis itu, yang tahu siapa Austin.

Austin tidak mempedulikan yang lain, matanya terus menatap Ainsley lekat. Sudah lemah tapi masih sok-sokan berkelahi. Ainsley membuang muka. Kalau saja papanya atau mama tirinya mengangkat telponnya tadi, ia pasti tidak akan menyuruh polisi menelpon lelaki itu datang.

Pandangan Austin beralih ke petugas polisi. Ia tidak mempedulikan para gadis lain yang terus menatapnya dengan wajah penuh minat. Yang ingin dilakukannya sekarang adalah membawa Ainsley pergi sekarang juga dari tempat itu dan mengobati seluruh memar-memar di tubuhnya.

1
Muliana
Luar biasa
ALNAZTRA ILMU
tiada Tantangan..mulus ja jalan ceritanya..awal2 la..sikap Ains yg sok Sok an...itu saja Tantangan ya.
ALNAZTRA ILMU
memangnya sifat asli itu harus sepertinya .menyebalkan??bukankah ada sifat asli yg memang baik luar dan dalam...
ALNAZTRA ILMU
mentang2 dapat suami bucin...mulutnya si Ain ni tidak ada tapis2 nya.
ALNAZTRA ILMU
hmm .buatlah wanita lain cinta ikhlas dengan Austin..biar Ain menyesal
ALNAZTRA ILMU
Hanya dalam dunia novel..kalau ada diluar ..watak Ainsley ni bukanlah watak yang baik
ALNAZTRA ILMU
sok Sok an si Ains
Radytia Maulana
Luar biasa
Radytia Maulana
Lumayan
Mahanie Mutalib
Luar biasa
Helen Nirawan
bener2 bini gk tau diri , 😈😈
Helen Nirawan
klo gw jg laki ny , bodo amat , gw tgglin aj , kan py byk rmh , pindah aj k rmh yg laen , trus cuek aj ma bini gk tau diri , kesel gw , EGP
ALNAZTRA ILMU: ya benar.semoga ada parti seperti itu..ganti Austin cuek
total 1 replies
Helen Nirawan
itu lu sadar klo.dah merid , jd istri inget , jgn mikirin cowo laen , ngerti ? lu di sekolahin ampe kuliah blajar sopan santun gk ? yg sopan ma suami , lu cinta ato engga , gk ada urusan , yg lu hrs tau , sopan ma suami , and jgn lembek ma cowo2 ( alfa) ,yg tegas jd org , inget lu bini org
Shifa Burhan
contoh novel munafik dan murahan adalah
melaknat pelakor tapi malah begitu membela pebinor bahkan pebinor melecehkan istri orang dan membuat rumah tangga orang salah paham dan nyaris hancur tetap saja pebinor dibela dan diperlakukan sangat2 lembut (ini contoh pemikiran wanita murahan

dan novel mu adalah cerminan pola pikirmu dan karakter mu
Melizz
tanda-tanda Ain mulai terpesona sama suami sendiri/Curse//Smirk/
Serenarara
Kamu belum benar2 mengenal istrimu anak mudaa... /Proud/
trianti
Luar biasa
Dyah Oktina
ngak sopan ya panggil yg lebih tua ..apa lagi p suami.. dgn nama doang
Dyah Oktina
ih ngak sopan banget deh ainsley sama p su
Dyah Oktina
kamu kok jahat banget sama suami sendiri..walau ngak cinta...apa lagi dah kasih uang biaya berobat papamu yg sangat banyak.. emang ngak ada niat berterima kasih gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!