NovelToon NovelToon
AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

AIR MATA SEORANG ISTRI DI BALIK KOSTUM BADUT

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:499.8k
Nilai: 5
Nama Author: 01Khaira Lubna

Karena sang putra yang tengah sakit, suami yang sudah tiga hari tak pulang serta rupiah yang tak sepeserpun ditangan, mengharuskan Hanifa bekerja menjadi seorang Badut. Dia memakai kostum Badut lucu bewarna merah muda untuk menghibur anak-anak di taman kota.

Tapi, apa yang terjadi?

Disaat Hanifa tengah fokus mengais pundi-pundi rupiah, tak sengaja dia melihat pria yang begitu mirip dengan suaminya.

Pria yang memotret dirinya dengan seorang anak kecil dan wanita seksi.

''Papa, ayo cepat foto aku dan Mama.'' Anak kecil itu bersuara. Membuat Hanifa tersentak kaget. Tak bisa di bendung, air mata luruh begitu saja di balik kostum Badut yang menutupi wajah ayu nya.

Sebutan 'Papa' yang anak kecil itu sematkan untuk sang suami membuat dada Hanifa sesak, berbagai praduga dan tanda tanya memenuhi pikirannya.

Yang penasaran, yuk mampir dan baca tulisan receh Author. Jangan lupa like, subscribe dan follow akun Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Pov Hanifa

'Duh, kenapa aku bisa seceroboh ini, kenapa aku sampai lupa mengunci pintu saat aku hendak mandi tadi!' batinku seraya bersandar di balik pintu kamar.

Aku benar-benar kaget melihat Mas Setya yang sudah berdiri di dalam rumah, mau apa ia datang kesini? Aku merasa begitu jijik saat melihat ekspresi melongo Mas Setya melihat aku yang hanya memakai handuk sedada. Aku memang masih berstatus sebagai istrinya, tapi entahlah, aku rasa aku tidak akan mungkin lagi membiarkan tubuh ku di sentuh oleh nya. Apapun alasannya, aku merasa jijik! Sungguh! Aku tak mau lagi hal yang seharusnya hanya milikku tapi sudah di miliki oleh orang lain, hal yang hanya milikku tapi sudah pernah dirasakan oleh wanita lain. Seharusnya hanya aku, tapi Mas Setya sudah membagi, aku tidak bisa berbagi kalau soal yang satu itu.

Bukannya aku durhaka terhadap suami, tapi aku bersikap seperti ini karena perbuatan curangnya. Ia menikah dan memiliki Istri lain tanpa sepengetahuan ku, tanpa izin ku dan tanpa bertanya tentang betapa sakitnya hatiku dan putra ku setelah ia khianati. Janjinya pergi bekerja mencari nafkah, tapi nyatanya ia pergi mencari madu di rumah baru, apakah madu nya itu sekarang sudah tak manis lagi? Hingga ia berniat pulang.

**

"Fa, buka pintunya,'' Mas Setya masih terus memanggil dan mengetuk pintu. Entah yang keberapa kalinya. Aku mengambil baju, memakai gamis serta jilbab ku.

''Fa!'' suaranya terdengar membentak. Dan aku masih memilih diam.

''Fa, denger nggak sih, kalau suami manggil tu di jawab. Buka pintunya cepat! Kamu membuat Mas marah!'' dengarlah, pria yang aku pilih dulu sudah berulang kali berkata kasar semenjak mengenal wanita itu. Dulu, dulu ia suami yang begitu baik dan manis.

''Mau apa lagi kamu kesini Mas? Rasanya aku sudah tidak sudi lagi melihat wajahmu.'' balasku dari dalam kamar.

''Apa kau lupa? Ini rumahku, rumah yang aku beli dari keringat ku. Dan kamu, kamu juga masih berstatus istriku Hanifa.'' balas Mas Setya. Suaranya terdengar menggebu.

''Mas lebih baik kamu ceraikan aku sekarang juga!'' akhirnya kata-kata itu keluar juga dari mulutku. Aku bersandar di dinding pintu dengan dada terasa sesak. Enam tahun bukanlah waktu yang sebentar, enam tahun aku selalu sabar, selalu setia, selalu mendoakan yang terbaik untuknya, baik itu soal rizki, kesehatan dan lainnya. Tapi apa balasannya, janji yang pernah ia ucapkan enam tahun yang lalu hanyalah berisi angin semata, hanya sekali tiup ia lupa segalanya. Ternyata iman Mas Setya tak sekuat yang aku kira, rasa cintanya kepadaku tak sebesar yang selalu ia ucap. Dia perpaling ke wanita lain, wanita yang mungkin ia rasa lebih baik dari aku.

''Fa, Mas minta maaf. Buka pintunya, please. Mas berjanji, Mas akan bersikap adil. Mas akan selalu mengunjungi kalian setelah ini.'' tiba-tiba suara Mas Setya terdengar melunak.

''Tidak bisa Mas. Aku tidak mau!'' teriakku.

''Kau tahu Hanifa, awalnya semua ini Mas lakukan karena kamu. Mas bekerja dirumah itu karena Mas ingin membahagiakan kamu dan Arif. Tapi kau tahu, ternyata Arumi menyukai Mas, dia memberikan semuanya yang Mas mau, dia begitu memanjakan Mas. Coba kau pikir, pria mana yang bisa menolak jika di beri kemewahan dan kenikmatan secara cuma-cuma.'' jelas Mas Setya. Suaranya terdengar serak.

''Aku tidak peduli Mas. Itu sudah cukup untuk membuktikan kalau Mas bukan pria yang setia. Kalau Mas benar-benar mengingat dan memprioritaskan aku dan Arif, Mas pasti akan menolak nya. Sekarang ceraikan aku!'' kekeh ku. 

''Maafkan Mas.'' ucapnya lirih. Aku memilih diam saja, menunggu ia capek sendiri. Berulang kali ia meminta maaf tak tak aku hiraukan.

Setelah beberapa menit tidak terdengar suara apa-apa lagi. Mas Setya tak bersuara lagi. 

Beberapa menit aku berdiam diri dikamar, memasang telinga mendengarkan pergerakan Mas Setya, tapi tak kunjung aku dengar. Hanya sunyi senyap. Mungkin Mas Setya sudah lelah lalu pulang. Pikir ku.

Akhirnya aku memutuskan membuka pintu kamar. 

Ceklek! 

Begitu pintu terbuka, aku melihat ke arah jam yang menempel di dinding, jarum jam sudah menunjukkan pukul lima lewat dua puluh lima menit. Biasanya Arif pulang dari Musholla setelah selesai shalat Magrib.

Aku celingak-celinguk melihat sekitar, tak aku lihat lagi Mas Setya, aku mengelus dada ku mengucap alhamdulillah. Aku memutuskan menuju pintu utama melihat keluar. Tapi saat aku hendak sampai pintu, tiba-tiba saja Mas Setya muncul dari belakang.

''Aw ... Mas!  Lepaskan!'' jeritku. Mas Setya menggendong tubuh ku dari belakang. Mas Setya lalu membawa aku kekamar. Aku memberontak hebat, tapi tenaga Mas Setya jauh lebih besar dari aku. Setibanya di kamar Mas Setya melepaskan tubuhku di kasur, ia menutup pintu kamar dengan cepat.

''Mas, kamu mau ngapain, buka pintunya?'' protes ku, aku rasa air mata sudah mengenangi pelupuk mata. Aku takut, sungguh!

''Hanifa, kamu itu masih berstatus sebagai istri Mas. Kamu tidak boleh menolak apa yang Mas inginkan.'' Mas Setya mendekatkan dirinya tepat di hadapan ku, hembusan nafasnya menerpa wajah. Kini jarak kami sudah begitu dekat.

''Mas, masih belum puaskah kamu dengan gundik mu itu.'' terisak aku berucap. Mas Setya menarik ujung jilbabku kasar, hingga jilbab itu terlepas. Aku mencoba melawan tapi ia bersikap semakin kasar.

''Mas perhatikan kamu semakin cantik saja Hanifa. Kamu membuat Mas tertarik untuk mendekati mu lagi. Kau tahu Mas rindu.'' Mas Setya hendak mengecup bibirku, sekarang tubuhnya sudah berada diatasku, dengan cepat aku mendorong nya. 

''Tolong ....'' teriakku. Dorongan yang aku lakukan sungguh tidak berpengaruh apa-apa pada tubuh tegapnya.

''Kamu jangan membuat malu Hanifa, kita ini masih sah suami istri. Mau mintak tolong sama siapa kamu! Alahhh jangan sok-sokan kamu. Tinggal buka baju, kita bersenang-senang sebentar, apa susah nya sih!'' Mas Setya berucap santai. Ia membuka bajunya cepat. Lalu ia menaiki tubuhku kembali. Ia ******* bibirku rakus, aku menangis, kedua tangannya memegang tanganku, kaki aku pun di kuncinya menggunakan kakinya. Aku tak dapat melakukan perlawan sedikit pun.

''Kau ingat, saat malam pertama kita dulu. Kau memberikan Mas menyentuh semua tubuh mu dengan suka rela dan dengan wajah merona tersenyum malu. Seharusnya sekarang kau juga bersikap demikian Hanifa.'' Mas Setya berucap seraya menyusuri setiap inci tubuhku dengan bibirnya. Lalu kemudian ia membuka bagian atas bajuku dengan paksa. Ia sama sekali tidak kasihan melihat aku yang menangis terisak. Anggota tubuhku terasa lemah, karena terus memberontak tapi tak berhasil kabur. Mas Setya bermain-main dibagian dada ku. Dengan mulutnya, lagi-lagi aku berontak tapi tetap tak membuahkan hasil.

**

Setelah lima belas menit.

Tangis ku tak mau berhenti, aku duduk di kasur dengan kedua tangan memeluk lutut. Aku menangisi kelemahan ku yang tak mampu menghindari diri dari Mas Setya. 

Mas Setya memakai kembali pakaiannya dengan bersemangat. Keringat membasahi keningnya.

''Terimakasih Hanifa. Ternyata bermain-main seperti tadi sungguh nikmat. Teruslah memberontak saat Mas meminta, karena itu semakin menambah rasa semangat Mas. Ini ambillah untuk belanja kalian. Mas pergi dulu.'' ucap Mas Setya seraya melempar uang bewarna merah kearah aku. Setelah itu ia pergi dengan langkah kaki lebar. 

Aku menatap uang yang berhamburan di kasur. Kedua tangan ku mengepal erat. Air mataku lalu menetes lagi samakin kencang. Ia memperlakukan aku persis seperti wanita bayaran. Aku merasa aku sudah tidak punya harga diri lagi di depannya. Ia tak menghargai aku lagi.

'Aku harus meminta tolong sama siapa agar aku bisa terbebas dari Mas Setya, aku ingin menggugat nya. Tapi aku tahu untuk melakukan itu butuh uang yang banyak.' batinku berkecamuk.

Dari kemarin wajah Mas Abdillah selalu terbayang di ingatan. Hanya Mas Abdillah saudara yang aku punya. Tapi, aku tahu Mas Abdillah sedang berada jauh di seberang. Nomer ponsel nya pun aku tak tahu, karena berada pada ponsel Mas Setya. Aku harus minta tolong sama siapa? Semua ini terjadi karena kepolosan aku, ada baiknya setelah ini aku menjadi wanita mandiri agar tak mudah di rendahkan dan di bodoh-bodohi.

Setelah nya aku memilih membereskan tempat tidur, lalu aku kembali kekamar mandi. Aku membersihkan diriku berulang kalu dengan sabun. Lagi-lagi aku menangis mengingat kejadian tadi. Arif tidak boleh melihat semua ini, Putraku tidak boleh melihat aku menangis. Sepertinya setelah ini aku harus pindah dari tempat ini.

Bersambung.

Bab ini bab terakhir Hanifa menangis karena Setya. Setelah ini Abdillah akan pulang. Dan membalas semua rasa sakit Hanifa.

Like, komen, subscribe dan follow akun aku ya manteman. Terimakasih sudah mampir.

1
Haerul Anwar
halah bacot anying lu Arumi dasar govlok
Tijanud Darori Tiara
lah thorr,,
DNA ga mungkin langsung keluar gitu aja,,,😁
Herma Wati
begitu cepatnya hasil DNA keluar?/Sob//Sob/
Sutiani Sutiani
kecewa
Muhyati Umi
jodohkan Hanifah dengan Malik
Ameera sama Abdillah ya thor
Muhyati Umi
semoga aja Malik suka ke Hanifa
Dian Rahmi
Thor ..buatlah Malik berjodoh dengan Hanifa
Dian Rahmi
Thor.....Hanifa sama Malik ya
guntur 1609
llha ternyata oh ternyata
guntur 1609
dasar ayah biadab
guntur 1609
tega setya sm anaknya
guntur 1609
kok sampai diulang lagi thor bab ni
guntur 1609
,apa yg istrimu lakukan dulu akhirnya kau jalani juga akhrnya setya. ni nmnya hukum tabur tuai
guntur 1609
ameera sm abdilah saja
guntur 1609
cie..cie hakimmm gercep juga
Samsia Chia Bahir
woaaalllaaahhhh, ma2x rian bebaik2 rupax da udang dibalik U 😂😂😂😂😂😂😂 laaahhh harta pa2x rian i2 milik istri k duax loohhh ma2 😫😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Laaaaaahhhh gimana critax kong rian udh nikah ma intan 😫😫😫😫😫
Samsia Chia Bahir
Penyesalan slalu dibelakang, klo didepan namax pendaftaran 😄😄😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Haaaaahhhhh, penjara t4mu shanum N setya 😄😄😄😄😄😄
Samsia Chia Bahir
Cari gara2 kw setya, g ada tobat2x 😫😫😫😫😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!