Li Bao Jia, Selir Pertama Putra Mahkota Dinasti Ming, dicopot gelarnya serta di cerai oleh sang putra mahkota setelah melahirkan putra pertama mereka karena dituduh melakukan kudeta terhadap kerajaan.
Ayahnya yang merupakan mantan Jenderal peperangan sejak zaman kepemimpinan Raja sebelumnya di tuntut hukuman mati.
Bao Jia yang baru saja kembali ke kediamannya dengan berbagai macam hinaan dan cemoohan, tiba-tiba mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan, semua anggota keluarganya dan pengikut setia ayahnya dibantai.
Adik kesayangannya, Li wang-shu dibunuh dengan kejam, sementara di detik-detik terakhir hidupnya Ia melihat, Pamannya, Li Tuo-li tersenyum dan berkata, "Akhirnya Kamu yang terakhir. selamat tinggal ****** kecil!"
Diantara hembusan nafas terakhirnya, Bao Jia bersumpah, Jika Ia bisa mengembalikan waktu, maka Ia tidak akan pernah menjadi selir putra mahkota, Ia akan mendengarkan nasihat Ayahnya dan tetap bersama keluarganya.
'Tolong Beri Aku kesempatan!' jeritnya dalam hati!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Tidak Tega
"Ayah, Bagaimana kondisi Ayah akhir-akhir ini?"
Tanya Bao Jia seraya meletakkan makanan di mangkuk Ayahnya.
"Seperti Yang Kamu lihat, Ayah jauh lebih baik sekarang!"
Tuan Li berkata dengan penuh semangat. Melihat keluarganya berkumpul setelah sekian lama, hatinya merasa sangat senang.
"Ngomong-ngomong dimana paman?"
"Pamanmu sedang sibuk menjaga perbatasan, biasanya akan kembali setiap 14 hari. Keluarga Kita patut bersyukur, karena secara turun temurun menjadi salah satu pendukung kekuatan Kekaisaran ini"
Bao Jia mengangguk seraya memaksakan senyumnya.
'Jadi, paman Li Tuo-li tidak selalu berada di rumah, itu berarti ada orang lain yang membantunya menjalankan rencananya di rumah ini. Apa jangan-jangan...'
"Ayah, selama ini siapa yang menyiapkan keperluan Ayah seperti makanan minuman atau obat-obatan Ayah?"
"Tentu saja Bibi Wen-xue yang mengurus semuanya, Ayah dan Shu'er berhutang banyak padanya. Kalau tidak ada Bibimu itu, Ayah pasti kesulitan"
Bao Jia seketika mengepalkan tangannya saat mendengar jawaban dari Ayahnya.
'Ternyata benar, Paman dan Bibi lah yang bersekongkol, bisa jadi hampir semua orang dirumah ini sudah berkhianat!
Bao Jia menatap Ayahnya yang masih asyik bercerita dengan penuh suka cita, matanya menjadi berkaca-kaca. Bagaimana bisa, Ayahnya yang begitu gagah dan kuat, sekarang menjadi selemah ini.
Ayahnya yang begitu baik pada semua anggota klan malah ditusuk dari belakang seperti ini.
Bao Jia yang tadinya berniat ingin menceritakan tentang kenyataan bahwa ini adalah kehidupan keduanya dan menceritakan musibah buruk yang dialami keluarga mereka, kini mengurungkan niatnya. Bao Jia tidak tega memberikan beban baru untuk Ayahnya yang sedang dalam kondisi tidak sehat.
'Aku harus memeriksa semua hal yang berkaitan dengan Ayahku, tanpa terkecuali'
Bao Jia membatin. Kemudian Ia pun kembali mengobrol dengan Ayahnya.
Mungkin karena merasa kelelahan, Li Qibo pun tertidur lebih awal. Bao Jia keluar dari kamar Ayahnya dan menuju dapur rumah secara diam-diam. Untuk saat ini, Ia tidak bisa berterus-terang kepada siapapun, karena saat ini siapa musuh siapa kawan, Bao Jia tidak lagi bisa membedakan.
Sesampainya di dapur, Bao Jia mengambil sampel dari semua bahan makanan, bumbu serta air yang di gunakan untuk keperluan seluruh kebutuhan rumah.
Setelah selesai mengambil sampel semuanya, Bao Jia juga mengambil pakaian Ayahnya. Karena racun tidak hanya bisa di letakkan pada makanan, minuman atau obat-obatan. Tapi juga bisa di letakkan di pakaian.
"Semoga Huan-Ran benar-benar bisa membantuku menemukan penyebab sakitnya Ayah. Jika benar ini kesengajaan, Aku akan mencari tersangkanya sampai tuntas! Tidak akan Aku biarkan Ayah dan Wang-shu celaka lagi seperti di kehidupan lalu?" Bao Jia bergumam. Ia kemudian segera kembali ke kamarnya setelah memastikan keadaan aman.
Ia pun kembali ke kamarnya, tanpa menyadari ternyata ada seseorang yang bersembunyi mengawasinya.
Sesampainya di kamar, Bao Jia menyimpan semuanya di dalam sebuah tas kantung. Besok Ia akan menemui Huan-Ran di museum Zhi-jin.
Sedikit merasa lelah, Bao Jia pun membaringkan tubuhnya. Pikirannya kembali melayang pada bayangan kehidupan sebelumnya. Terakhir Ia tidur di kamar ini adalah sesaat sebelum Ia di bunuh oleh pamannya sendiri. Wang-shu bahkan lebih kasihan lagi. Karena Pamannya mem*nggal kepala adik tercintanya itu.
Kali ini, Bao Jia akan berusaha sekeras mungkin, supaya Ia bisa mengungkap kebenaran dan mengadili semua pengkhianat itu sebelum hari naas itu tiba.
Keesokan paginya, Ia dan Liang Yi bersiap menuju museum Zhi-jin.
Bao Jia sudah mengirim pesan pada Huan-Ran sebelumya melalui burung sihir milik Huan Ran yang sengaja di berikan padanya untuk mereka berkomunikasi atau bertukar pesan.
"Bibi Yi, apa Kamu yakin tidak ada yang mengikutinya Kita?"
Liang Yi diam-diam mengedarkan pandangannya, setelah itu Dia berkata.
"Saya tidak yakin Nyonya, tapi tenang saja, Meski Kita tidak diikuti, Dia tidak akan berhasil menemukan kita sampai ke museum Zhi-jin"
"Kenapa?"
"Karena Saya punya jalan rahasia untuk menuju kesana"
Liang Yi tersenyum lebar. Bao Jia melebarkan matanya, cukup terkejut dengan pernyataan Liang Yi. Bao Jia tidak menyangka bahwa Liang Yi yang selama ini tidak banyak berbicara, mengetahui hal semacam itu. Jalan rahasia?
Tapi Bao Jia memilih untuk mematuhinya saja dan tidak banyak bertanya.
Dan benar saja, tepat saat tiba di pasar yang letaknya hanya beberapa meter dari kuil Zhi-jin, Liang Yi melihat seseorang yang mengintainya diam-diam dari belakang.
Tidak heran, meski hanya pelayan, semua pengikut klan Bintang Emas memiliki kemampuan, mereka juga menempa diri, jadi bukan hanya mengandalkan dedikasi atau kemampuan melayani. Mereka juga memiliki kekuatan bertarung dan mata pengintai yang mumpuni.
"Nyonya, Turunlah dari kereta tandu, Kita akan berjalan kaki"
"Kamu yakin?"
"Ya, Mari.."
Liang Yi pun membantu Bao Jia turun dari kereta tandu. Kemudian memerintahkan beberapa pelayan dan Pengawal pembawa tandu itu untuk menunggu saja.
"Kami akan berjalan-jalan, Kalian tunggulah di sini, mengerti?"
"Mengerti, Nyonya"
Bao Jia mengangguk ke arah Liang Yi, Mereka pun mulai berjalan perlahan, mendatangi toko pernak pernik dan pakaian yang berjajar rapi di depan Mereka.
Pengintai itu pun melakukan hal yang sama. Namun saat mencoba mengalihkan pandangannya agar Bao Jia dan Liang Yi tidak mencurigainya.
Kedua wanita itu sudah menghilang dari sana. Pengintai itu pun dengan cepat mencari Mereka seraya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pasar itu.
Sementara itu, Bao Jia dan Liang Yi sudah berada di jalan lain, menuju Museum Zhi-jin, tepatnya, jalan itu terhubung langsung dengan ruang bawah tanah Museum Zhi-jin. Jika terus menelusuri lorong ini, Mereka akan sampai tepat di bagian taman belakang museum itu.
"Bagaimana Kamu tahu tentang jalan ini, Bibi Yi? Aku bahkan belum pernah mendengarnya"
Saat Liang Yi tiba-tiba menarik Bao Jia dan masuk ke dalam sebuah bangunan kuno tepat di belakang sebuah toko barang-barang antik, Bao Jia berfikir mereka akan bersembunyi disana sampai pengintai itu pergi.
Siapa yang menyangka bahwa di dalam bangunan itu ada lorong rahasia.
"Sebenarnya, selain terhubung dengan museum Zhi-jin, lorong ini juga merupakan jalan pintas menuju Kuil Kuno Tian-ming dan juga Perbatasan Kekaisaran. Tidak hanya dari bangunan kuno tadi. Ada beberapa bangunan di wilayah ini yang merupakan pintu menuju jalan pintas ke tempat-tempat yang saya sebutkan tadi"
Bao Jia tercengang, Dia bingung sampai tidak tahu harus berkata apa, karena hal ini benar-benar diluar pengetahuannya.
"Jangan heran Nyonya, untuk kalangan budak dan pelayan seperti saya dan keluarga Saya, ini adalah pengetahuan yang wajib. Karena kami mengalami masa peperangan dahulu kala. Jadi, sebagai pelayan kerabat Istana maupun pejabat istana, Kami harus memiliki keterampilan seperti ini, karena keselamatan keluarga yang kami layani, menjadi tanggung jawab kami. Tempat2 ini tidak terjamah oleh pasukan musuh. jadi, ini merupakan cara para pendahulu untuk menyelamatkan diri dan berlindung dari serangan musuh. Jalan tikus seperti ini ada di semua wilayah kerajaan. Hanya saja semakin berkembangnya zaman, apalagi sudah tidak ada perang, Jalanan seperti ini sudah lama tidak digunakan"
"Begitu ya... Bibi Yi, Kamu sangat hebat"
"Tidak Nyonya, bukan hanya saya yang mengetahui ini, semua orang yang menjadi pelayan keluarga, pasti mengetahui tentang jalan-jalan rahasia seperti ini"
Jelas Liang Yi, Bao Jia pun mengangguk.
"Kita sudah sampai, Nyonya"
Liang Yi membuka sebuah pintu, dan benar saja, Begitu keluar, Bao Jia sudah berada di taman belakang museum Zhi-jin. Museum ini sangat luas, jadi, kemunculan Mereka tentu tidak di ketahui karena tempat ini termasuk sepi jika tidak ada pameran khusus.
"Kalau begitu ayo Kita masuk ke dalam museum, mungkin saja Huan-Ran sudah sampai"
"Baiklah Nyonya"
"Apa Kamu membawa semua barang-barang yang sudah aku siapkan?"
"Sudah, semuanya ada disini Nyonya"
Liang Yi pun menunjukkan sebuah kantong kain berwarna merah berisi semua barang-barang yang Bao Jia ambil dari dapur rumah Ayahnya beserta pakaian Ayahnya yang belum di cuci.
Mereka berdua pun masuk ke dalam museum itu, dan benar saja, Huan-Ran sudah berdiri disana menunggu Mereka.
Bersambung...