Bagaimana rasanya mencintai seorang pembunuh?
Bermula dari cerita masa kecil (1-7 bab) kedatangan Ray dengan ibu nya menjadi keluarga tiri Yara di mana Yara sangat akrab dengan mereka
Kerna suatu masalah Ray kabur dari rumah meninggalkan Yara yang selalu menantinya
10 tahun kemudian Yara bertemu dengan seorang pembunuh yang ternyata senior di sekolah nya, Yara mengancam nya lalu berakhir di sekap di tengah hutan yang berbahaya di mana Yara tidak bisa lari dan hidup berdua dengan pembunuh yang ternyata adalah Ray sang kaka tiri yang selama ini Yara cari
#Kriminal
#Romantis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rinnaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah selesai di ruang kepala sekolah, Yara berjalan menuju kelasnya bersama Buk Elin selaku wali kelas.
“Anak anak hari ini kalian ada teman baru, Yara perkenalkan dirimu,” titah Buk Elin
Yara merasa gugup “Perkenalkan nama saya Ivy Ayyara panggil saja Yara, umur 16 tahun,” singkat Yara kerna tidak tau lagi apa yang harus di katakan.
“Apa kau rabun?” sahut salah satu gadis di sana melihat Yara memakai kaca mata bulat.
Dengan cepat Yara menggeleng. “Aku tidak rabun.”
“Terus kenapa pakai kacamata? Mau caper ya?” sebut nya lagi, jelas saja itu kerna Yara begitu cantik membuat nya seperti iri.
“Buk emang ada larangan memakai aksesoris seperti yang saya pakai ya?” Yara langsung bertanya pada buk Elin.
“Tidak ada, hanya keca mata dan topi baret bukan lah masalah,” jawab buk Elin.
“Kalau gitu boleh saya duduk buk?”
“Iya Yara, kau bisa duduk di sebelah sana,” tunjuk Buk Elin di bangku urutan belakang samping jendela yang baru tiga puluh menit lalu di letak kan sebelum Yara masuk.
Yara melangkah dengan ringan melewati bangku gadis yang mengatai Yara caper tadi, sambil lewat Yara mengatakan sesuatu dengan pelan “Aku tau aku cantik,” sahut Yara, siswi itu terperangah walaupun Yara anak baru tapi ia cukup berani berlagak.
Jam istirahat.
Tiba tiba meja Yara di kerubuni banyak orang bahkan siswa kelas lain pun mengintip dari jendela kerna mungkin sudah beredar rumor tentang Yara.
Rasanya sesak sekali kerna banyak sekali pertanyaan yang datang.
“Aku mau ke kantin,” ujar Yara merasa tidak enak kerna harus meninggal kan mereka disaat mereka mengajak berkenalan.
“Yaudah bareng kami aja,” tawar Linda beserta gengnya.
“Boleh.” Yara mengiyakan.
Di sela sela makan Yara memperhatikan seorang laki laki yang tak jauh dari meja nya.
“Ganteng kan?” tanya Linda mengikuti arah pandangan Yara.
“Iya, siapa dia?”
“Nama nya Frey Grayson dia anak kelas 12, kau pernah pacaran? Kalau belum sebaiknya jangan dekati dia kerna dia di kenal Playboy suka main cewek. Terus yang ada di sebelah nya itu adalah Maya dia pacar nya kak Ray, mereka juga satu kelas,” lanjut Linda tapi bukan nya mendapat respon, Yara malah sibuk dengan pikiran nya.
“*Apa dia kak Ray? Bagaimana kalau bukan? Tapi namanya sama*,” Batin Yara, kerna Yara tak ingin pusing sendiri Yara pun menghampiri laki laki yang sibuk makan berdua dengan seorang siswi.
“Kak Ray,” panggil Yara, sedangkan yang di panggil mengangkat alisnya bingung kerna merasa tidak kenal.
“Siapa?” singkat Ray.
“Yara, Ivy Ayyara apa kaka kenal dengan nama itu?” tanya Yara memastikan.
“Tidak.” Ray melempar pandangan nya ke arah lain.
Setelah mendapat jawaban Yara menghela napas kasar. “Maaf aku salah orang ku kira kau kaka tiri ku. ” Yara pun pergi, Ray menatap punggung Yara yang meninggalkan nya.
“Dia sangat cantik ya Yang?” singgung Maya pacarnya Ray. Satu-satunya cewek yang masih di pertahan kan lama oleh Ray di banding kan pacar Ray yang sebelum sebelumnya.
“Hmm,” Ray berdehem merespon. Maya tersenyum getir kerna merasa Yara tertarik dengan Ray, dan yang tadi itu hanya basa-basi untuk mendekati Ray, pikir Maya.
“Yara apa yang kau lakukan? Kenapa kau tiba tiba menghampiri nya tadi?” tanya Linda panik.
“Itu aku hanya memastikan sesuatu saja tadi, nama nya seperti orang yang aku kenal tapi ternyata bukan,” sendu Yara.
“Di dunia ini memang banyak orang yang memiliki nama yang sama iya kan?” lanjut Yara.
Tbc.