" Aku percaya suatu saat nanti kita akan saling mencintai dan menyayangi, walaupun sekarang kita disatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan, Tetapi hati seseorang siapa yang akan bisa menebaknya " Fadly ".
" Aku tidak tau apakah aku pantas bersanding dengan dirimu yang hampir sempurna di mata diriku, berbeda dengan aku yang jauh dari kata sempurna untuk menjadi wanita idaman " Azura".
Namun aku percaya kalau kita memang sudah di takdirkan bersama, maka semua kesulitan dan cobaan akan bisa kita hadapi bersama hingga pada saatnya yang kita rasakan adalah kebahagian setiap harinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novi yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# Part Sepuluh
Saat ini aku dan lelaki yang bernama Fadly, lelaki yang tidak akan lama lagi akan menjadi calon suami aku sedang berada di taman belakang.
" Mau bicara apa ? " tanya Azura.
" Baiklah sebelum sebelum saya mulai ke arah pembicaraan kita, saya mau memperkenalkan diri dulu biar lebih enak bicaranya.
" Nama aku Fadly dan kamu tidak perlu mengatakan nama kamu lagi karena aku sudah tau karena Ummi sudah memberitahu aku tentang kamu " ucap Fadly.
" Jadi yang mau aku bicarain, aku tau kamu mungkin terpaksa nerima perjodohan ini, karena setahu aku yang kemarin ingin di jodohkan dengan aku itu kakak kamu dan aku nggak tau apa yang terjadi sehingga calonnya berubah ke kamu.
Aku sendiri tidak mempermasalahan itu, karena menurut saya mau siapapun itu asalkan itu wanita baik-baik, apalagi keluarga kalian dan keluarga saya juga sudah kenal lama jadi aku tau Ummi tidak mungkin memberikan calon istri yang tidak baik untuk aku.
Karena itu saya akan menerima semua ini dengan tulus dan segenap hati, jadi aku berharap kamu nantinya juga bisa nerima aku sebagai suami kamu terlepas dari apapun masalah nantinya.
Meskipun sekarang aku tau kamu tidak ada perasaan apa-apa terhadap aku namun kita bisa memulai sama-sama untuk saling menjaga dan melengkapi dan aku percaya perasaan itu akan datang dengan seiring berjalannya waktu " ucap Fadly dengan panjang lebar dan Azura sedari tadi mendegarkannya dengan sangat serius.
" Iya aku ngerti kok, baiklah mari kita coba dan aku berharap semoga kedepan tidak ada satupun pihak yang tersakiti.
Baiklah udah selesaikan, ayo masuk mereka pasti udah nunggu kita " jawab Azura.
Mereka pun kembali ke dalam bersama-sama dan kedatangan mereka membuat semua pasang mata langsung mengalihkan pandangannya membuat Azura dan Fadly heran.
" Kenapa ? " tanya Azura heran.
" Gimana pembicaraannya lancar kan " tanya sang Ayah.
" Iya Yah, beres kok " jawab Azura.
Baiklah karena semuanya sudah beres, karena ini juga sudah malam, jadi kami pamit dulu ya " pamit Om Fajri pada ayah dan kami pun kembali bersalaman sebagai tanda pamitan.
" Tante hati-hati di jalan ya " ucap Azura mencoba basa-basi pada istri Om Fajri.
" Jangan panggil Tante dong, panggil Ummi aja biar sama kayak Fadly, kamu juga bentar lagi jadi menantu Ummi " ucap Ummi.
" Hehehe, iya Ummi " jawab aku malu, gimana tidak malu karena sedari tadi Fadly terus saja menatap aku apalagi ketika aku memanggil Umminya dengan sebutan Ummi, aku dapat melihat dia tersenyum ke arah ku.
Setelah itu mereka pun pulang setelah di antarkan oleh Ayah ke teras rumah dan kami semua kembali ke kamar masing-masing untuk berganti pakaian.
Tidak lama setelah aku selesai berganti pakaian dan berniat ingin tidur namun kembali aku urungkan setelah mendegar suara Bunda yang mengetuk pintu.
" Masuk Bun " ucap Azura dari dalam kamar.
" Mau tidur ya sayang " tanya Bunda.
" Iya Bun, kenapa ? " tanya Azura.
" Enggak ada, cuma mau ngucapin selamat tidur aja sayang, makasih ya sayang udah nerima perjodohan ini dan ngabulin permintaan Ayah dan Bunda " ucap Bunda.
" Ya Bun, selama itu bisa bikin Bunda sama Ayah senang, Azura akan lakuin apapun itu " jawab Azura.
" Jangan cuma Bunda aja yang bahagia dong, kamu juga harus bahagia ya, kamu harus ingat sayang tidak ada orang tua yang akan menjerumuskan anaknya ke dalam keburukan, Ayah sama Bunda yakin Fadly bisa jadi suami yang baik buat kamu dan bisa bimbing kamu hingga kalian ke surga bersama " nasihat Bunda padaku membuat aku menangis terharu dan memeluknya erat.
Dan tanpa mereka tau bahwa di luar pintu sang Ayah sedang berdiri dan mendegarkan semua pembicaraan sang istri dan anaknya dengan terharu hingga membuat mengeluarkan air mata hingga dia memutuskan kembali ke kamarnya.
" Iya Bun, Azura akan usahain agar bisa jadi istri yang baik buat suami Azura " "jawab Azura.
" Yaudah kamu istirahat terus ya, kamu udah shalat Isya kan " tanya Bunda.
" Udah Bun " jawab aku.
" Yaudah Bunda balik ke kamar dulu ya.
Sang Bunda pun kembali ke kamar setelah mematikan lampu kamar Azura.