Helena Berasal keluarga Kaya Raya, kehidupan Mewahnya dan semua yang dia miliki seakan membuatnya tercekik, kehadiran ibu sambung dan juga anaknya membuatnya Terselengser dari Apa yang dia Nikmati bahkan kini dia sangat menderita, untuk Membalaskan Rasa sakit hati, dia menikah dengan lelaki Kaya yang saat itu di desak keluarganya menikah dan diancam dibatalkan jadi pewaris keluarga.
Mereka Bersepakat untuk melakukan pernikahan kontrak agar mereka mendapatkan tujuan mereka masing-masing
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Sintia menatap Helena dengan berang, dia dan teman-teman nya tidak bisa membully Helena lagi setelah ini, dia tidak mau kuliahnya berhenti karena dikeluarkan.
"Ayo kita belajar, Fokus, kalian sudah sudah semester akhir dan terus lebih fokus kuliah, kalian akan mulai fokus KOAS nanti, jadi perhatikan baik-baik selama kalian berada dirumah sakit, jangan buat kesalahan agar kalian bisa mendapatkan nilai bagus, kalian akan berhadapan dengan pendamping baru kalian selama KOAS ditempat baru, kalian mengerti?? ".
"Mengerti kak". Kompak mereka.
Raka mencuri pandang pada gadis bernama Helena itu, dia tidak menyangka, anak dengan jalur beasiswa berprestasi itu adalah pemilik Berlian Grup yang menjadi salah satu perusahaan terbesar di negara ini dan juga adalah istri Rendra seorang pengusaha muda yang merupakan pewaris perusahaan nomor satu di negara ini.
Mereka kuliah dengan tenang, sesekali terlibat interaksi, sedangkan Helena fokus pada catatan dan yang dia lakukan, karena hari ini adalah jadwal praktik mereka sebagai dokter.
Setelah selesai Helena keluar dari kelas itu menuju kantin karena dia haus dan akan membeli cemilan untuk dia makan sambil mengerjakan tugas lain, dia akan masuk ke perusahaan besok.
"Kau senang sekarang?? ". Tanya seorang dengan kesal.
Helena menatap malas orang yang kini berada di sampingnya saat dia membeli minuman dan cemilan.
"Apa yang kau lakukan Helena??, tidak mungkin kampus melakukan hal ini, sejak dulu tidak ada hal seperti ini, kampus tidak mengurus hal sepele seperti ini". Gadis disebelah Helena itu geram karena sejak tadi Helena tidak menghiraukan dirinya.
"Aku tidak melakukan apapun, aku hanya memberitahu apa yang harus kampus lakukan untuk melindungi Mahasiswa nya, dan menjaga citra kampus, lagian bukan aku yang melakukannya, kau pasti ingat bukan pengacara keluarga ku??, dia yang melakukannya, kamu beruntung karena aku tidak mengatakan namamu, sehingga kau tidak dikeluarkan dari kampus". Ucap Helena dengan sinis
Benar Helena menelpon pengacara ibunya dan kini menjadi pengacaranya, dia tidak mau berurusan dengan Sintia lagi. Jadi dia memberitahu pengacara, apa yang dia alami di kampus.
Sintia mengepalkan tangannya melihat Helena yang seakan meremehkannya, dia ingin menghajar Helena tapi ini masih daerah kampus, bisa kena masalah dia.
"Jadi kau sudah merasa menang?? ". Sintia menatap Tajam Helena.
" Menang?? ". Helena terkekeh pelan,
" Untuk apa aku merasa menang, toh sejak awal, kau bahkan memang tak punya apapun, semua yang kau miliki selama ini adalah hasil rampasan ibumu, jadi tidak ada gunanya aku bersaing denganmu, lebih baik kau belajar dengan benar supaya jadi orang kaya, supaya kau tidak seperti ibumu, pelakor!!". Helena menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Sintia menatap Helena dengan penuh emosi, dia tidak terima ibunya di hina seperti itu. Wajahnya memerah dan giginya bergemelatuk dengan keras.
"Jangan pernah kau menghina ibuku seperti itu, ku robek mulutmu, Helena". Sintia mengikis jarak pada Helena sehingga mereka sangat dekat.
Helena tersenyum sinis dan menatap remeh kearah Sintia, dia sengaja memancing emosi Sintia agar dia mengamuk dikampus dan dibawah keruang rektor, dia ingin Sintia mempermalukan dirinya sendiri dan keluar dari kampus tanpa dia harus susah payah. Dia bisa saja menghajarnya, tapi dia tidak mau menggunakan keahliannya kepada orang yang tidak bisa bela diri seperti nya.
"Loh, apa yang salah dengan perkataanku Sintia?? , bukankah benar, kau dan ibumu menumpang harta ibuku??, merampas ayahku padahal statusnya masih suami ibuku, menguasai harta kami karena aku masih kecil, dan sekarang kau sudah tidak bisa mendapatkan nya, kau kecewa begitu?? ". Helena terkekeh mengejek sambil menggelengkan kepalanya.
Bersyukur, yang mendengar perdebatan mereka hanya penjual makanan dihadapan mereka, wanita parubayah yang memang tidak suka bergosip walau dia banyak tahu informasi.
"Tutup mulutmu Helena, kami bisa lepas dari hartamu kok, ayah mu itu lebih memilih ibuku yang cantik dan memuaskannya dalam segala hal, jadi wajar jika dia meninggalkan ibumu yang penyakitan". Ejek Sintia menghina Ibu Helena agar Helena marah.
Helena kembali tertawa, kali ini tawanya keras tapi tatapannya sangat menusuk dan itu membuat Sintia merinding, tatapan Helena sangat berbeda.
"Sintia, Sintia, kau ini manusia naif dan tidak tahu diri, lagian ibuku jadi penyakitan karena ibumu membuatnya seperti itu, kau pikir aku tidak tahu jika pasangan suami istri itu sengaja meracuni ibuku dengan pelan, sesuai dosis ringan tapi mematikan, kau pikir, mereka akan bebas begitu saja??, kau salah!! , aku akan membalasnya dan akan kau lihat bagaimana kejamnya pembalasan orang yang selama ini kau tindas". Helena menyeringai puas melihat wajah Pucat Sintia.
Helena meninggalkan Sintia yang mematung mendengar ucapannya, dia tersenyum tipis.
"Kau salah pilih lawan, aku diam bukan takut tapi menunggu waktu yang tepat!! ". Helena menepuk pelan pundak Sintia lalu pergi dari sana
konfliknya tidak terlalu bertele"....
penyampaian kata" sangat baik dan cukup oke sejauh ini ceritanya gak buat bosan 👍
Semoga sukses kakk othor❤️
drama kehidupan sehari-hari