Rea Hati Yang Tersakiti

Pukul tujuh malam Elon hadir dirumah dinas Rea. Sedangkan rumah dinas satu barak berisi dua rumah ditempati Lita dan Nita sedangkan Paul sendiri. Pukul empat sore Rea mendapat pesan dari Elon kalau dia hanya mau makan berdua dengan Rea. Dan benar Rea menyetujui itu. Karena ada hal yang bersifat rahasia yang mau Rea ceritakan kepada Elon.

Malam itu Rea menyiapkan makan malam seadanya. Tentu olahan ikan yang banyak di jumpai di kampung ini.

"Terima kasih, masakan kamu enak."

"Sama - sama kapten. Berarti sudah memaafkan saya?"

"Mana ada saya marah ke kamu hanya gara - gara suntikan."

"Kenapa saya susah - susah tebus kesalahan."

"Kamu tidak salah."

"Tetapi secara medis, saya tidak boleh asal menyuntik tanpa memberi tahu pasiennya. Saat itu panik aja. Takut lukanya infeksi. Terus saya pikir tentara mana ada yang takut sama jarum suntik. Ternyata.....???" selesai mengucapkan itu Rea tersenyum.

"Senang kamu tahu saya seperti itu?"

"Maaf kapten."

"Rea besok kalau mau olah raga pagi bisa jangan terlalu seksi?"

"Maksudnya?"

"Ada banyak tentara di kampung ini. Saya tidak mau orang yang saya suka jadi kesukaan orang lain. Suka dalam tanda khusus." Rea langsung kaget mendengar apa yang diucapkan Elon.

"Maksudnya?"

"Saya jatuh cinta padamu dokter Rea, bukan saat kita disini saat perjumpaan pertama di Jogja di cafe. Saya berjanji jika bertemu lagi berarti kamu jodoh saya. Malam itu waktu jemput kakak saya di rumah sakit saya lihat kamu juga lagi tunggu hujan reda, diajak namun menggunakan motor."

"Jadi kamu adiknya dokter Sara?"

"Saya saya adiknya. Saya jatuh cinta kepadamu Rea. Tuhan pertemukan kita di tempat ini dalam tugas yang berbeda. Dengan tujuan sama."

"Kamu tidak kenal saya? Lagian kita ngak seumuran?"

"Kamu hanya lahir duluan dua bulan. Saya mau kenal kamu?"

"Saya janda?"

"Kamu istri dua hari. Suamimu berselingkuh."

"Tetapi status itu akan menjadi aib buat kamu. Keluarga besar kamu."

"Apanya? Jandanya? Buka hati dan mata kamu belajar mencintaiku. Lihat aku Rea, aku mau kamu percaya padaku."

Terus terang kharisma Elon sangat berpengaruh pada hati Rea. Sejak melihatnya di kampung ini ada getaran aneh di hatinya. Getaran yang sudah lama dia pendam. Sebenarnya waktu ditolong di cafe di peluk oleh Elon sudah ada perasaan aneh itu. Namun Rea berusaha melupakannya.

"Ahk............"

Malam ini kata - kata Elon membuat Rea susah tidur. Dia gelisah memikirkan perkataan Elon. Akhirnya jam lima subuh dia bangun berdoa membersihkan muka dan sikat gigi. Berganti dengan baju olah raga dan akan menikmati udara pagi hari.

"non dokter mau lari pagi?"

"Iya tante."

"Berto tidak ikut?"

"Tidak janjian."

"Tante temani. Non lari dan berenang tante tunggu sambil temani."

Akhirnya pagi itu Rea berlari melepaskan kegelisahan hatinya. Elon tahu apa yang dilakukan Rea. Di juga sudah ada di pantai. Elon meminta tante Since pulang saja. Biar dia yang temani Rea.

"Kapten tolong jaga ya, semalam dokter tidak tidur." Elon mengangguk. Dia pun berlari dibelakang Rea. Seperti biasa Rea tidak melihat kiri dan kanan atau belakang dia fokus kedepan saja. Berlari sambil mendengar lagu. Dengan gejolak perasaannya. Elon makin mendekat dan dipegang tangan Rea. Langsung reflek Rea bergerak dan hampir jatuh namun Elon dengan cepat memeluk tubuh itu.

"I love you dokter Rea. Jangan siksa tubuhmu karena perasaan ini. Karena saya tidak menyerah saya tetap cinta kamu."

"Kamu ngak kenal aku Elon?"

"Makanya jangan tutup hati ini.(Elon meraba dada Rea) Buka aku mau mengenal, aku mau melindungi kamu."

Rea langsung memeluk Elon dan dibalas dengan pelukan dari Elon. Pagi itu dipantai kampung nelayan Rea menceritakan semua tentang dia termasuk keluarga papanya juga Simon Elias mantan suaminya.

"Masa lalu, biarlah berlalu.Bersama saya, hanya tentang masa depan. Bisa Rea?"

Kebiasaan Rea setiap pagi jika dia lari pagi adalah berenang. Pagi itu sebelum jam tujuh Rea melakukan aktivitas pagi di pantai sambil berenang ditemani oleh Elon yang hanya menunggunya di pantai sambil memotret Rea yang resmi pagi ini menjadi pacarnya.

Rea beraktivitas seperti biasa, selain warga kampung, mereka juga melayani para anggota tentara yang sakit, karena di kampung ini ada banyak tentara yang sedang melakukan kegiatannya. Sudah dua hari Elon tidak bertemu dengan Rea, karena kesibukannya. Kalau pun dia hanya lewat di depan puskesmas hanya melihat sejenak itupun jika Rea ada di depan puskesmas. Tetapi berkirim kabar tetap dilakukan oleh mereka lewat pesan.

Hari ini, Elon ke puskesmas untuk menganti perban lukanya. Namun Rea tidak ada. Karena semalam Rea bersama Paul sedang ke kota mengurus administrasi puskesmas.

"Dokter Rea kok tidak kelihatan?"

"Tadi pagi, dokter ada ke kota urusan ke dinas kesehatan."

"Pagi??? Sama siapa???"

"Pukul enam pagi, bis pagi ke kota bersama Paul pak." Lita begitu gugup menganti perban luka Elon. Namun kerja hari ini sudah Rea tulis apa saja yang harus dilakukan termasuk pasien yang balik kontrol.

"Hallo, sayang."

"Mas, aku di kota, sori tidak beritahu semalam, karena ngak mau buat kamu repot."

"Iya, mas ngerti. Tetapi lain kali kasih tahu ya. Mas kuatir satu. Kedua mas kangen."

"Siang jam tiga sudah balik. Bis terakhir ke sana."

"Mas jemput di terminal."

"Mas mau dibawain apa?"

Elon tidak memesan apapun. Namun Rea membeli beberapa minuman jus dan kue buat kekasihnya dan juga dia. Kebutuhan mereka di puskesmas juga Rea beli. Tak lupa ole - ole buat Berto sahabat kecilnya. Paul sangat senang menemani Dokter Rea, karena di kota dia menikmati makanan enak yang ditraktir oleh dokter.

"Kakak Dokter sekarang sombong."

"Kamu yang lupa sama saya."

"Kakak kan sekarang dijaga sama kapten." Nita, Lita dan Paul tersenyum.

"Ada yang cemburu itu dokter."

"Kakak tidak sayang saya ya?"

"Sayang, kakak dokter sayang Berto."

"Tetapi cintanya buat saya Berto." Elon datang tiba - tiba. Mereka hari ini sudah selesai mengerjakan program kerja mereka, dia sengaja mampir di Puskesmas karena lukanya kembali mengeluarkan darah.

"Mas kenapa ada darah dicelana kamu?"

"Tadi bekerja tidak sengaja lukanya kena benda tumpul."

Rea langsung memeriksa luka di kaki Elon. Dibersihkan dan memang betul ada bekas goresan di luka yang lama sehingga mengakibatkan luka itu berdarah.

"Berto begitu kalau punya pacar."

"Kapten dengan kakak dokter sudah suami istri?"

Elon tersenyum, Rea kaget. Dari mana Berto bisa bertanya itu. "Saya melihat dokter dan kapten berpelukan di pantai." Lita, Nita dan Paul tersenyum.

"Selesai kami bertugas di sini, dokter Rea akan menjadi istriku Berto."

"Oke. Om tentara Sem tidak boleh suka sama kakak dokter ya."

"Oooo sudah tentu ngak boleh."

"Saya akan kasih tahu mereka bahwa Kapten Elon punya istri dokter Rea."

"Mantap. Bagus Berto. Sampaikan kepada mereka. "

"Protektif banget kapten."