NovelToon NovelToon
Pelukan Untukmu ASHILLA

Pelukan Untukmu ASHILLA

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Beda Usia / Gadis nakal / CEO / Duniahiburan / Cintapertama
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: MissSHalalalal

Ashilla, seorang buruh pabrik, terpaksa menjadi tulang punggung keluarga demi menutupi utang judi ayahnya. Di balik penampilannya yang tangguh, ia menyimpan luka fisik dan batin akibat kekerasan di rumah. Setiap hari ia berjuang menembus shift pagi dan malam, panas maupun hujan, hanya untuk melihat gajinya habis tak bersisa.
Di tengah kelelahan, Ashilla menemukan sandaran pada Rifal, rekan kerjanya yang peduli. Namun, ia juga mencari pelarian di sebuah gudang kosong untuk merokok dan menyendiri—hal yang memicu konflik tajam dengan Reyhan, kakak laki-lakinya yang sudah mapan namun lepas tangan dari masalah keluarga.
Kisah ini mengikuti perjuangan Ashilla menentukan batas antara bakti dan harga diri. Ia harus memilih: terus menjadi korban demi kebahagiaan ibunya, atau berhenti menjadi "mesin uang" dan mencari kebebasannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MissSHalalalal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 : KAU MILIKKU

Mobil van itu melesat membelah jalanan, di dalam kabin yang pengap, aku meringkuk dengan tangan terikat. Isak tangisku teredam kain yang menyumbal mulut, namun jeritan batin ini begitu memekakkan.

Ayahku sendiri baru saja menyerahkan ku pada kawanan serigala demi selembar kuitansi hutang judi.

Perjalanan itu terasa selamanya sampai mobil berhenti di depan sebuah bangunan tua yang tampak seperti bekas pabrik tekstil. Dinding-dinding betonnya yang mengelupas dan jendela kaca yang pecah memberi kesan angker. Aku diseret turun, kakiku tersandung kerikil tajam, namun mereka tak peduli.

"Masuk!" bentak pria bertato naga itu.

Aku dibawa ke lantai atas, sebuah ruangan luas yang hanya diterangi lampu gantung temaram yang berayun pelan. Di tengah ruangan, duduk seorang pria di balik meja kayu besar. Ia menyesap cerutu, asapnya mengepul tebal, menyembunyikan wajahnya di balik bayang-bayang.

"Tuan, kami membawa pembayaran untuk hutang Pak Johan," lapor salah satu dari mereka sambil mendorongku hingga aku jatuh berlutut di lantai yang dingin.

Pria itu berdiri. Langkah kakinya yang mengenakan sepatu pantofel mahal terdengar ritmis di atas lantai beton. Saat ia melangkah ke bawah cahaya lampu, jantungku seakan berhenti. Ia masih muda, mungkin awal tiga puluhan, dengan wajah yang dingin dan tajam seperti pahatan batu es.

"Apa ini?" suaranya rendah dan dalam, namun mengandung otoritas yang menindas. "Aku menagih uang, bukan sampah rumah tangga."

"Maaf, Tuan, tapi Johan tidak punya uang. Dia menawarkan anak gadisnya sebagai pengganti. Dia menjamin... dia masih murni," ucap anak buahnya dengan nada menjilat.

Pria itu—sang Tuan—mendengus rendah. Ia mendekat, ujung sepatunya hanya beberapa senti dari tanganku yang terikat. Ia membungkuk, mencengkeram daguku dengan kasar agar aku menatap matanya. Mata itu tidak memiliki emosi.

"Aku tidak suka barang sisa. Dan aku paling benci pria yang menggunakan darah dagingnya sendiri untuk membayar dosa-dosanya. Singkirkan dia dari hadapanku. Aku tidak butuh pelacur baru."

Harapan kecil muncul di dadaku. Apakah dia akan melepaskan ku? Namun, anak buahnya segera menyela dengan bisikan yang terdengar jelas di ruangan yang sunyi itu.

"Tuan, dengar dulu. Johan benar-benar sudah gila. Dia bahkan sempat bilang ingin menjualnya ke rumah bordil mana saja asal hutangnya lunas. Jika kita tidak mengambilnya, pria itu akan menjualnya ke tempat lain malam ini juga. Setidaknya, gadis ini berguna. Dia bisa berguna di klub kelas atas."

Sang Tuan terdiam. Ia menatapku kembali, kali ini dengan tatapan yang lebih meneliti, seolah sedang menilai kualitas sebuah komoditi. Tatapannya turun ke sudut bibirku yang pecah akibat tamparan Ayah.

"Ayahnya benar-benar ingin menjualnya?" tanyanya memastikan.

"Benar, Tuan. Pria tua itu sudah kehilangan akal sehatnya."

Senyum tipis yang mengerikan muncul di bibir sang Tuan. "Menarik. Jika ayahnya saja tidak menghargai kehormatannya, kenapa aku harus peduli?" Ia melepaskan cengkeramannya pada daguku dan berbalik membelakangi ku. "Baiklah. Aku setuju. Katakan pada Wijaya hutangnya lunas. Dan kau..."

Ia kembali menoleh padaku. "Jangan berharap ada belas kasihan di sini. Sebelum kau mulai bekerja untuk melunasi sisa bunga hutang ayahmu yang membukit itu, aku ingin memastikan apa yang mereka katakan benar. Aku ingin mencicipi barang ini terlebih dahulu."

Darahku serasa membeku. "Tidak... tolong..." suaraku hanya berupa gumaman lemah di balik sumbat mulut.

"Bawa dia ke kamarku di atas. Bersihkan dia. Aku tidak suka bau kemiskinan," perintahnya dingin.

***

Sementara itu, di sudut kota yang berbeda, Andra terbangun dengan kepala berdenyut hebat. Ia meringis saat menyentuh pelipisnya yang basah oleh darah. Di sampingnya, Doni mencoba duduk sambil memegangi perutnya yang lebam.

Dengan sisa tenaga, andra menyeret tubuh nya bangkit. Doni masih terbatuk di samping, memegangi perutnya yang lebam. Andra tidak memedulikannya. Matanya tertuju pada satu orang: pria yang berdiri mematung di ambang pintu rumah itu. Ayah Ashilla.

Andra melangkah tertatih, menerjang masuk dan mencengkeram kerah kemeja ayah ashilla.

"Manusia macam apa kau ini?!" teriak Andra tepat di depan wajahnya. Suaranya parau, pecah oleh amarah yang membuncah. "Dia anakmu! Darah dagingmu sendiri!"

Pria itu hanya diam, matanya kosong, namun tak ada sedikit pun gurat penyesalan. Ia mencoba melepaskan tangan Andra, tapi dia mencengkeramnya lebih kuat.

"Kau menjualnya?! Kau menjadikan Ashilla pelunas hutang judi mu pada mucikari?!" Andra mengguncang tubuhnya kasar. "Dia bekerja banting tulang, menguras tabungannya hanya untuk mengeluarkan mu dari penjara siang tadi! Dan ini balasanmu? Kau membuangnya ke neraka?!"

"Kau tidak tahu apa-apa, anak muda," desisnya pelan, suaranya dingin tak berperasaan. "Hutang itu harus lunas, atau nyawaku taruhannya."

"Lalu kau tukar dengan nyawa putrimu? Kau lebih rendah dari binatang!" Andra hendak melayangkan pukulan ke wajahnya yang tak tahu malu itu, namun sebuah suara dari arah pagar menghentikannya.

"Ashilla? Kenapa rumah ini berantakan sekali?"

Itu suara Ibu Ashilla. Ia baru saja pulang dari pasar, menjinjing plastik belanjaan dengan wajah lelah yang biasanya selalu tersenyum ramah. Ia menatap Andra dan Doni yang bersimbah darah, lalu menatap suaminya, kemudian melihat pintu kamar Ashilla yang terbuka lebar dan hancur.

"Andra? Kenapa wajahmu... Mas, apa yang terjadi?" tanyanya gemetar. Plastik belanjaannya terjatuh, sayur-mayur berhamburan di tanah.

"Dia sudah pergi, Bu," jawab Doni dengan suara bergetar. Andra melepaskan kerah baju pria itu dengan jijik.

"Pergi? Pergi kemana? Shilla bilang hari ini mau istirahat..."

"Bajingan ini menjualnya, Bu!" teriak Andra putus asa. "Ashilla dibawa paksa oleh penagih hutang karena ulah suamimu! Dia dijadikan jaminan!"

Wajah Ibu Ashilla seketika pucat pasi. Ia limbuh, tangannya mencengkeram pagar besi untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh. "Apa...? Tidak... tidak mungkin. Mas, katakan Andra bohong! Katakan anakku masih di dalam!"

Pria itu memalingkan wajah, tak sanggup menatap istrinya. Keheningan itu menjadi jawaban yang paling mematikan.

Jeritan pilu pecah dari mulut Ibu Ashilla. Ia jatuh terduduk di tanah, meratapi nasib putrinya di tengah tumpukan sayuran yang berserakan. Andra mengepalkan tangan hingga kuku-kukuku memutih.

"Aku akan mencarinya," janji Andra dalam hati. "Meski aku harus menjemputnya dari pintu neraka sekalipun."

***

Di gedung tua itu, aku telah dipindahkan ke sebuah kamar yang jauh lebih mewah daripada ruang utama tadi. Kamar itu beraroma cendana, namun bagiku baunya terasa seperti ruang eksekusi. Tanganku sudah dilepaskan dari ikatan, namun pintu terkunci rapat dari luar.

Aku meringkuk di pojok tempat tidur, memeluk lututku. Pintu terbuka. Sang Tuan masuk tanpa suara. Ia telah menanggalkan jasnya, hanya menyisakan kemeja putih dengan dua kancing teratas terbuka.

"Siapa namamu?" tanyanya sambil berjalan mendekat.

Aku tidak menjawab. Tubuhku bergetar hebat.

"Kau punya pilihan, Ashilla—ya, aku tahu namamu sekarang. Kau bisa melayani aku dengan baik malam ini dan mendapatkan hidup yang layak di gedung ini, atau kau bisa menolak dan aku akan menyerahkan mu kembali pada anak buahku di bawah. Mereka tidak sehalus aku."

Ia duduk di tepi ranjang, merayap mendekat hingga aku bisa mencium aroma parfumnya yang mahal bercampur tembakau. Tangannya yang besar membelai rambutku yang berantakan.

"Ayahmu sudah membuang mu. Sekarang, kau milikku."

***

Bersambung...

1
partini
ehhh nongol tuh Kunti,kata mati kecelakaan?
wah ga mati ini cuma pergi ma lelaki lain ,,
kalea rizuky
tolol harusnya lu sebagai orang tua jujur biar erlangga gk goblok lagi
partini
ahhh jadi seperti itu ,hemmm maklum lah cinta mata MEREM hati tertutup jadinya y agak ni BEGE PLUS IDIOT tetang cinta ,ya susah ga bakal percaya apa lagi tuh sarah dah methong terkecuali ada video Ina inu
partini
Erlangga ko bisa jadi kaya gitu karena wanita,,saking cintanya atau saking dalam lukanya sih Thor aku ngeh bacanya kah
kalea rizuky
biarin ibumu mati bapak mu mati qm bebas sila goblok
kalea rizuky
keluarga tolol. ini. novel paling konyol yg q baca
kalea rizuky
lu yg aneh sila uda tau orang gila lu berkorban demi ibu lu yg goblok itu
kalea rizuky
ibuk goblok
kalea rizuky
emakmu aja gatel tkut kehilangan laki. mokoondo biar aja di penjara lahbuk suami. g guna mati aja lu biar anakmu bebas keluar dr situ jd ibu nyusain doank lu
kalea rizuky
bodoh itu ibumu laki. goblok. kok di piara cerai lah nyusain anak aja buk lu itu
Meris
Maaf thor kalimat perkalimat Ashilla terlalu mendramatisir...
MissSHalalalal: terima kasih banyak atas sarannya kak. akan aku di perbaiki di bab berikutnya🙏
total 1 replies
Meris
Shilla ini aneh .lha wong dia yg menyerahkn diri...koq malah dia yg penuh drama
partini
aku baca sinopsisnya udah nyesek mulai baca bab satu Weh tambah nyesek
MissSHalalalal: jangan lupa baca sampai akhir ya kak🙏
total 1 replies
Iis Amoorea
panggung kehidupan....bikin mewek
MissSHalalalal: terimakasih kak🙏 semoga suka dengan karya saya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!