NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ibu susu / Ayah Darurat
Popularitas:33.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Sepuluh bulan lalu, Anna dijebak suaminya sendiri demi ambisi untuk perempuan lain. Tanpa sadar, ia dilemparkan ke kamar seorang pria asing, Kapten Dirga Lakshmana, komandan muda yang terkenal dingin dan mematikan. Aroma memabukkan yang disebarkan Dimas menggiring takdir gelap, malam itu, Anna yang tak sadarkan diri digagahi oleh pria yang bahkan tak pernah mengetahui siapa dirinya.

Pagi harinya, Dirga pergi tanpa jejak.
Sepuluh bulan kemudian, Anna melahirkan dan kehilangan segalanya.

Dimas dan selingkuhannya membuang dua bayi kembar yang baru lahir itu ke sebuah panti, lalu membohongi Anna bahwa bayinya meninggal. Hancur dan sendirian, Anna berusaha bangkit tanpa tahu bahwa anak-anaknya masih hidup. Dimas menceraikan Anna, lalu menikahi selingkuhan. Anna yang merasa dikhianati pergi meninggalkan Dimas, namun takdir mempertemukannya dengan Kapten Dirga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Setidaknya aku bisa menjaga kalian

Kapten Dirga turun dari mobil dinasnya. Pundaknya tampak tegak, langkahnya pelan namun berat, seperti tiap detik membawa badai yang sudah ia tahan sejak dua hari lalu.

Dimas berdiri terpaku begitu melihat sosok itu mendekat. Ia tidak memakai seragam, hanya jaket hitam dan celana jeans, jelas bukan pakaian dinas.

Dan jelas bukan cuti resminya.

"Ka-Kapten…,” gumamnya terbata.

Dirga berhenti dua langkah di depannya Tatapannya dingin dan menelanjangi segala kebohongan.

“Dimas Pratama.”

Suara Dirga rendah, stabil.

“Seharusnya kamu ada di pos jaga markas malam ini.”

Dimas menelan ludah, jantungnya berdetak kacau.

“Sa-saya … sebenarnya sedang izin, Kapten. Mendadak … ada urusan keluarga.”

“Urusan keluarga?” Dirga mengulang pelan.

“Urusan yang membuatmu meninggalkan tugas tiga hari berturut-turut tanpa laporan resmi?”

Dimas membeku, dia tidak tahu Kapten Dirga sudah menghitung. Dirga melangkah satu langkah mendekat hingga jarak mereka tinggal satu lengan.

“Kamu tahu konsekuensi meninggalkan pos tanpa izin, Dimas?”

Keringat dingin merembes dari pelipis Dimas. Namun ia masih mencoba tersenyum kaku.

“Maaf, Pak. Istri saya … melahirkan dan … bayi kami baru saja meninggal. Saya masih syok.”

Tatapan Dirga melayang sekilas.

“Melahirkan, ya?” suara Dirga berubah pelan.

“Di rumah sakit mana?”

Dimas terdiam sepersekian detik, itu saja sudah cukup membuat Dirga tahu ia sedang berbohong.

“Ru-rumah sakit … di daerah kota, Kapten. Saya tidak ingat namanya. Saya cuma...”

“Kamu tidak ingat rumah sakit tempat istrimu melahirkan anakmu sendiri?”

Suara Dirga tidak meninggi, tapi tekanan itu membuat Dimas hampir tersungkur. Dimas terdiam dan mematung. Dirga menatap lurus ke mata bawahannya untuk pertama kali secara penuh. Ada bara di sana.

“Aneh,” ujar Dirga dingin.

“Karena dua hari ini, aku menemukan bayimu tidak meninggal.”

Dimas tersentak seperti ditampar keras, nafasnya tersengal.

“A-ap ... apa maksud Kapten?”

Dirga tidak berkedip.

“Dan lebih aneh lagi … seseorang menyerahkan uang tunai kepada dokter jaga sesaat setelah istrimu melahirkan. Nama pengirimnya tertulis jelas.”

Ia mendekat, wajah mereka hampir sejengkal.

“Dimas Pratama.”

Dimas mundur satu langkah, wajahnya pucat pasi.

“K—Kapten … saya bisa jel...”

“Diam.”

Hanya satu kata, namun cukup untuk membungkam seluruh pembelaan.

Dirga menahan napasnya sejenak, sebelum berkata pelan namun menghantam dada seperti palu godam,

“Ups, maaf.” Ia mencondong sedikit. “Aku lupa, kamu sedang tidak cuti malam ini, Dimas.”

Dimas merasa kakinya melemah. Dirga mengamatinya sambil berkata,

“Besok pagi jam tujuh kau lapor ke markas. Kita akan bicara lebih jauh … tentang bayi yang kau buang, rumah sakit yang kau suap, dan perempuan yang kau hancurkan.”

Dimas membeku, tidak bisa bergerak, tidak bisa bernapas. Dirga berbalik pelan menuju mobilnya. Tapi sebelum masuk, ia menatap Dimas sekali lagi, tatapan seorang pemimpin, prajurit, sekaligus pria yang tahu kebenaran kelam,

“Aku peringatkan satu hal, Dimas.” Suaranya rendah.

“Jangan coba-coba mendekati Anna. Mulai malam ini.” Dirga menutup pintu mobil, dan mesin menyala.

Malam Itu di Panti Asuhan.

Langit malam tampak redup ketika mobil Kapten Dirga memasuki halaman panti. Lampu-lampu teras sudah dipadamkan, hanya satu lampu di beranda yang masih menyala, menyorot samar wajah serius Dirga ketika ia turun dari mobil. Sejak pertemuannya dengan Dimas, kepala Dirga tak berhenti berdenyut.

Kecurigaan yang selama ini ia tekan pelan-pelan menjelma menjadi kepastian gelap.

'Jadi ... bayi itu memang milik Anna. Dan pria itu mencampakkannya. Lalu ... siapa yang mengirim Anna ke kamar hotel ku pada waktu itu?'

Dirga menggenggam set stir mobilnya dengan keras sebelum akhirnya melepaskannya dan melangkah masuk.

Panti sepi, hanya suara jangkrik di luar dan detik jam di lorong yang terdengar. Ketika ia melewati ruang bayi, Dirga berniat hanya mampir sebentar untuk melihat keadaan, tidak lebih. Namun langkahnya berhenti di ambang pintu. Pandangannya sedikit melebar.

Di ruangan itu, lampu kecil menyala lembut. Di kursi goyang tua milik panti, Anna tertidur dengan kepala miring, wajahnya pucat namun damai. Di dadanya, terbaring bayi laki-laki mungil, menyusu sambil memegang ujung pakaian Anna dengan jemarinya yang kecil.

Selimut bayi lain, si adik perempuan tertidur di boks tepat di samping kaki Anna, wajahnya tenang seolah merasakan keberadaan saudara kembarnya dan sang ibu.

Sesaat Dirga terpaku, ada sesuatu di dalam dirinya yang tak bisa ia jelaskan, perasaan asing yang bergerak pelan dari dada, naik ke tenggorokan, dan membuat napasnya tertahan.

Ia mendekat, berdiri tepat di samping kursi goyang itu. Bayi laki-laki itu membuka mata sedikit, seolah menyadari kedatangan Dirga. Lalu menutupnya kembali, nyaman di pelukan Anna. Dirga mengembuskan napas lirih.

Pelan-pelan, ia meraih selimut kecil yang terjatuh dan menyelimuti kaki Anna agar tidak kedinginan.

“Bertahanlah,” bisiknya tanpa sadar.

“Untuk mereka.”

Ia sempat ingin kembali, tetapi tatapan lembut itu terus menahan langkahnya. Dirga akhirnya duduk di kursi lain di ruangan itu tidak menyentuh Anna, tidak menyentuh bayi itu dia hanya menjaga.

Seperti tubuhnya sudah memutuskan sendiri, malam ini, mereka di bawah perlindungannya

Di sebuah rumah rumah milik Asti, Dimas berdiri mondar-mandir seperti orang kehilangan akal.

Wajahnya pucat, tangan gemetaran sejak bertemu Kapten Dirga.

“Brengsek…” desisnya, menendang kursi hingga terjungkal.

“Aku harus menemukan Anna sebelum dia bicara macam-macam.”

Asti muncul dari kamar dengan riasan yang belum dibersihkan.

“Dimas, kamu kenapa? Kamu terlihat kayak mau dibunuh orang.”

“Kamu diam!” bentak Dimas, ketakutan membuat suaranya meledak.

“Tadi … Kapten Dirga datang! Dia tahu! Dia tahu sesuatu!”

Asti memucat.

“Kamu bilang dia nggak kenal Anna. Kamu bilang aman kalau kita membuang bayi itu ... tetapi kenapa Kapten Dirga ikut campur? Sejak kapan Kapten Dirga kenal Anna? ”

“Aku … aku kira juga begitu!” Dimas memegang rambutnya, hampir merobeknya sendiri.

“Kalau Anna ngomong macam-macam tentang malam itu ... tentang hotel ... habis kita!”

Asti menggigit bibir.

“Terus … kamu mau apa?”

Dimas menarik napas tersengal, mata memerah seperti orang yang terperangkap.

“Aku harus cari dia.”

Suara itu serak dan penuh niat gelap.

“Aku harus pastikan dia nggak buka mulut.”

Asti menelan ludah.

“Ana ... Anna ada di mana?”

“Aku nggak tahu.”

Wajah Dimas berubah liar.

“Tapi aku akan temukan dia. Mau sembunyi di hutan sekalipun akan aku tarik dia keluar!”

Ia mengambil kunci mobil, lalu berhenti, matanya gelap.

“Dia pikir bisa bebas setelah bikin masalah? Tidak! Dia harus diam. Dia harus tutup mulut ... selamanya.”

Asti memegang lengan Dimas, sedikit cemas.

“Jangan keterlaluan, Mas…”

Dimas menepisnya.

“Aku sudah kehilangan semuanya. Kalau aku jatuh … kamu ikut jatuh juga.”

Dengan itu, Dimas melangkah keluar, pintu dipukulkan keras hingga rumah berguncang.

Di luar, mobil menyala, lalu melesat ke malam gelap. Dimas mencari keberadaan Anna tanpa tahu bahwa wanita yang ingin ia hancurkan sudah berada di dalam perlindungan seseorang yang jauh lebih berbahaya darinya.

1
Dew666
🍡🍡🍡🍡
sri hastuti
horeee akhirnya ,hancur para pengkhianat itu, bagusss thor.
ayo basmi habis semuanya , biar kapten dirga dan anna bahagia
aamirandah ksh balasan yg setimpal dan berat 🙏💪
Lisa
Puji Tuhan misi penyelamatan Anna berjln dgn lancar..good job Dirga basmi smua keluarga Asmir..moga Anna segera pulih kembali pada kedua anaknya
iqha_24
menegangkan ceritanya 👍
Rohmi Yatun
haduuhh deg2an banget ni.. lanjut tboor🙏
Nar Sih
pertempuran sgra di mulai ,👍kapten sgra selamatkan anna
iqha_24
apakah nanti ada flashbacknya kk author knp keluarga Asmir segitu bencinya dengan keluarga Kapt Dirga
iqha_24: Ok kk Author makasih
total 2 replies
Lisa
Syukurlah Mayor Kevin dtg tepat waktu..ayo basmi Asmi & komplotannya itu..Dirga cpt selamatkan Anna..
Dew666
❤️‍🩹⭐️
sri hastuti
bagus kapten dirga ,ayo lawan mereka ,pengkhianat semua ,gulung komplotan mereka , ayo kalian ana sm kapten hrs bahagia ,saatnya menang atas kejahatan
kejahatan jangan dibiarkan terlalu lama thor , 🙏🙏🙏
Amel_
yeeesss akhirnya mayor Kevin sdh tiba , saatnya kehancuran kalian , lanjut lagi kak
Hikaru Natsumi Rei
kak author sehari up nya cuma sekali kah??
tiap jam berapa ya kak??
cerita nya aku suka banget🥰🥰🙏
Hikaru Natsumi Rei
cerita nya sangat menarik 💜💜💜
berharap update nya jangan lama2 🤭🙏💕
Hikaru Natsumi Rei: 🤭 oke kakak,, tetap semangat,, jaga kesehatan juga ya💪
total 2 replies
Lisa
Ayo Kak Author percepat langkah Mayor Kevin utk menghancurkan keluarga Asmir itu..segera bebaskan Anna..
iqha_24
sadis amat Asmirandah, tunggu pembalasan harus lebih sadis lg dong kk Author
Nar Sih
asmirandah bnr,,perempuan iblis ,ayo dirga cpt selamat kan anna ,kasihan sakit semua kasihan juga sikembar
sri hastuti
ayolah thor cpt dibongkar kejahatan para pengkianat, kasihan si kembar ,tumpas semua para pengkhianat itu, biar dirga sm anna bahagia dengn bayi2 nya 🙏🙏🙏
Nar Sih
tetap waspada dirga ,musuh mu sangat berbahaya ,semoga rencana mu berhasil
iqha_24
hmm tarik napas bacanya
Wulan Sari
semoga kapten Dirga berhasil dengan misinya yaaa kasihan Anna dan anak2nya, tolong Thor di buat bahagia nt akhirnya trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam 🙏
Wulan Sari: iya betul kasihan
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!