NovelToon NovelToon
Melting The Iced Princess

Melting The Iced Princess

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Sekuel dari Bunga dan Trauma.

Jelita Anindya memutuskan pindah ke desa tempat tinggal ayah dari papanya, sebuah desa yang dingin dan hijau yang dipimpin oleh seorang lurah yang masih muda yang bernama Rian Kenzie.

Pak Lurah ini jatuh cinta pada pandangan pertama pada Jelita yang terlihat cantik, anggun dan tegas. Namun ternyata tidak mudah untuk menaklukkan hati wanita yang dijuluki ‘Iced Princess’ ini.

Apakah usaha Rian, si Lurah tampan dan muda ini akan mulus dan berhasil menembus tembok yang dibangun tinggi oleh Jelita? Akankah ada orang ketiga yang akan menyulitkan Rian untuk mendapatkan Jelita?

follow fb author : mumuyaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gagal Maning

Jelita memiliki kebiasaan yang konsisten sejak kuliah, yakni bangun pagi, bahkan di hari libur sekali pun. Di rumah sendiri, di rumah Oma Lita, di rumah Tante Silvia, maupun kini ketika tinggal bersama Kakek Doni di kampung, kebiasaan itu tetap melekat. Baginya, bangun pagi adalah bentuk penghargaan pada diri sendiri. Ia merasa rugi jika melewatkan udara segar yang masih bersih sebelum hari benar-benar dimulai. Apalagi saat ini dirinya tinggal di sebuah kampung yang masih sangat asri.

Maka itu, ketika fajar baru hendak menyingkapkan cahaya pertamanya, Jelita sudah keluar rumah, mengenakan jaket poliester tipis dan mulai berlari menyusuri jalanan desa. Hawa dingin pagi itu menembus kain jaket, menusuk hingga kulit, namun Jelita tidak memperlambat langkahnya. Napasnya ritmis, ringan, dan matanya sesekali menangkap warga yang sudah memulai aktivitas pagi.

Beberapa warga melambaikan tangan, menyapa hangat, dan Jelita membalas dengan sopan sebelum kembali fokus pada langkahnya.

Ketika mencapai sebuah persimpangan, Jelita memperlambat sedikit langkahnya. Namun justru di saat itulah ia bertemu Rian. Pria itu rupanya juga sedang lari pagi. Dari kejauhan, Rian sudah melihat Jelita dan senyum lebarnya muncul begitu saja. Dengan cepat ia meningkatkan kecepatan untuk menyusul gadis itu.

“Lari juga, Mbak Jelita?” sapanya dengan nafas yang masih teratur.

Jelita hanya memberi senyum tipis tanpa memperlambat larinya. Rian langsung menyesuaikan tempo, berlari di sisi kirinya.

“Mbak Jelita memang suka lari?” tanya Rian lagi, mencoba membuka obrolan.

“Kadang, Pak Lurah,” jawab Jelita santai.

Rian langsung mencebik. “Bisa nggak usah manggil ‘Pak’ lagi nggak, Mbak? Saya aja nggak manggil ‘Bu Psikolog’, kan.”

Jelita spontan mengerutkan dahi, tidak menyangka pria itu benar-benar mempermasalahkan hal tersebut. Namun untuk menghindari perdebatan pagi-pagi, ia akhirnya mengangguk.

“Baik, Mas Rian.”

Rian yang dari tadi menahan senyum akhirnya memamerkan senyum puasnya. “Nah, gitu. Lebih enak didengar.”

Namun baru beberapa langkah lagi mereka berlari berdampingan, tiba-tiba terdengar suara motor menderu dari belakang. Tidak lama kemudian, Nadya muncul, berhenti tepat di dekat mereka sambil membuka helm setengah.

“Mbak Jelita? Mas Rian? Eh… lari bareng, ya?” tanya Nadya dengan nada yang terdengar terlalu manis untuk jam segini.

Rian hanya bisa menghela napas, dalam hati tahu bahwa momen paginya bersama Jelita baru saja dirusak. Nadya kemudian menatap Rian.

“Mas Rian, nanti ikut sarapan di rumahku, ya? Mama masak lontong lodeh. Langsung aja, nggak usah mandi dulu,” katanya sambil tersenyum antusias.

Jelita menoleh, ekspresinya tetap datar, tidak menunjukkan cemburu, tidak menunjukkan ketertarikan juga. Justru ia mempercepat sedikit langkahnya.

Rian buru-buru menolak halus. “Eh… nanti liat dulu, Mbak Nadya. Saya masih mau kelarin lari.”

Nadya mengerucutkan bibir, tapi tetap mengangguk. “Ya udah, aku tunggu.”

Begitu Nadya pergi, Rian mengusap wajahnya frustasi. “Aduh… pagi-pagi sudah begini aja.”

Jelita menahan tawa kecil yang hampir saja lolos. “Masnya populer sekali, ya,” komentarnya singkat.

“Bukan gitu, Mbak… Aku cuma… ya ampun, ini malah makin malu.”

Jelita mempercepat langkahnya lagi. “Saya lanjut duluan ya, Mas Rian. Mau selesai sebelum matahari tinggi.”

Rian otomatis ikut mempercepat lari agar tidak tertinggal. “Lho, tunggu—tunggu! Aku ikut! Jangan ditinggal!”

Rian menyamakan tempo larinya dengan Jelita yang kini sedikit menaikkan temponya.

“Suka ikut event marathon nggak, Mbak?” tanya Rian yang nafasnya mulai tersengal-sengal.

“Kadang,” jawab Jelita singkat.

“Mau ikutan event Kapolda Marathon, nggak?”

Jelita memelankan lajunya dan melihat ke arah Rian yang masih berada di posisinya, tepatnya di sebelah kirinya.

“Emang ada?” tanya Jelita yang memang tidak tahu mengenai hal itu.

Rian mengangguk. “Ada. Bulan depan eventnya,” jawab Rian.

Jelita langsung menghentikan langkah larinya. “Seriusan, Mas?” tanya antusias.

Rian yang juga langsung berhenti mengikuti Jelita. “Serius. Mau daftar? Ikutan yang 5K atau 10K?” tanya Rian.

“10K,” jawab Jelita cepat.

“Oke, nanti aku daftarin. Kebetulan teman SMA ku ada yang jadi panitianya,” ungkap Rian.

Jelita mengangguk dengan wajahnya yang masih datar. “Nanti kabari aja biaya pendaftarannya berapa, Mas.”

Rian menggeleng cepat. “Biar aku traktir aja.”

“Maaf, saya nggak suka merepotkan orang lain, Mas. Nanti saya daftar sendiri saja.” Usai mengucapkan kata itu, Jelita kembali lari meninggalkan Rian yang kini sedang melongo melihatnya.

“Eh… tunggu!” Rian kemudian berlari menyusul Jelita.

“Kenapa nolak? Nggak apa-apa, Mbak Jelita saya daftarin aja.”

“Seperti yang saya bilang tadi, kalau saya tidak suka merepotkan orang lain, Mas,” jawab Jelita yang semakin memacu langkahnya.

Rian semakin menaikkan ritmenya, mengikuti langkah Jelita yang juga semakin cepat. “Ya sudah kalau Mbak Jelita nggak mau saya bayarkan. Nanti sewaktu membayar saya kasih tahu Mbak Jelita langsung,” ucap Rian dengan nafasnya yang tersengal-sengal.

“Saya daftar sendiri aja, Mas,” jawab Jelita langsung.

“Lho? Kenapa, Mbak?” tanya Rian yang sudah merasa putus asa.

Jelita tidak menjawab. Gadis itu hanya terus berlari dan menghadap ke depan tanpa memperdulikan Rian yang masih menunggu jawaban darinya.

Sebuah motor terlihat dari kejauhan di depan sana. Semakin dekat, semakin dapat dikenali oleh Jelita. Seorang pria tua yang menjadi salah satu pekerja sang kakek.

Jelita menghentikan larinya dan membuat Rian turut ikut menghentikan langkahnya. “Pak Bakar!” panggil Jelita yang membuat pria tua yang bernama Pak Bakar itu menghentikan motornya.

“Mbak Jelita.”

“Bapak mau ke rumah?” tanya Jelita.

“Iya, Mbak. Ada apa, ya?” tanya Pak Bakar.

“Saya ikut.” Jelita kemudian langsung naik ke atas jok belakang motor Pak Bakar. Sontak hal ini membuat Rian terkejut.

“Lho, nggak lanjut larinya, Mbak?” tanya pria itu.

“Nggak, Mas. Saya mau langsung pulang aja,” jawab Jelita.

“Lah, terus saya?” tanya Rian yang masih dengan wajah melongonya.

“Mas Rian, kan mau ke rumah Mbak yang tadi untuk sarapan. Langsung kesana saja. Ayo, Pak.”

“Permisi, Pak Lurah.” Pak Bakar kemudian menarik gas motornya, dan meninggalkan Rian yang menatap kepergian mereka dengan tatapan hampa kesedihan.

“Yaah… gagal maning gagal maning.”

1
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
bayangin ekspresi papa fadi saat jelita disanperin cowok... pasti bakalan jadi barongan ngereog...🤣🤣🤣🤣
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
ya allah cabe merah 1 kg hampir 80
cabe setan 1 kg 90
rawit 1 kg 70.... ya allah.....😭😭😭😭😭 bawang merah 1 kg 50
mumu: kak disini cabe merah 150 sekilo 😭😭
total 1 replies
😇😇
udah main princess princess aja, pak lura 😂😂
Supryatin 123
🤣🤣🤣papa fadi terlalu overprotektif lnjut thor 💪💪
cahaya
gagal maning gagal maning 🤣🤣🤣
Esther Lestari
belum apa2 papa Fadi sudah posesif gitu sama anak ceweknya🤭.
Rian harus siapkan mental menghadapi papa Fadi dan kakek Doni
😁
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
bukan siap siap mantu,,, tapi siap siap ngasih pelajaran dulu smaa calon mantu...🤣🤣🤣
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
mampuuuuuusssssssss udah bilang gak boleh duluan..... rian siap siap loe dibogem mentah sama si papa keren kece badai abis....🤣🤣🤣
Esther Lestari
Pak Lurah aja digosipin sama warganya🤭
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Hary Nengsih
klo d kampung y begitu cepet nyebar gosip harus tebal telinga
Supryatin 123
seruuu ceritanya ❤️❤️❤️
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Hary Nengsih
lanjut
cahaya
good 👍👍
Lyana
nice thor
Esther Lestari
semoga retensinya bagus thor dan cerita Jelita berlanjut
Esther Lestari
istirahat dulu Jelita,tenangkan pikiran baru cerita dgn kakek Doni.
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
emaknya kalo ngamuk ngalahin papa fadi,,, papa fadi aja tunduk sama kanjeng ratu ibunda mama bunga jelita tercinta...🤣🤣🤣🤣🤣
mumu: anak mapala jangan dilawan 🤭🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!