Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. ibu dan anak
sementara di posisi Desi, dia tampak sedang menghubungi suaminya. dan tentunya mengadukan hal ini kepadanya.
"terus bagaimana..? Apakah ibumu masih di luar?" tanya Devan lagi. Desi yang mendengar penuturan itu mencoba mendengarkan suara ribut dari luar. namun dia sudah tidak mendengarkan suara ribut-ribut itu lagi.
"sepertinya, Ibu sudah pergi. mungkin diusir sama Ibu Ratna." gumamnya. Devan yang mendengar penuturan itu terkekeh.
"Ibu Ratna jangan dilawan!! di bagian komplek sebelah kanan perumahan ini, Ibu Ratna dikenal sebagai tukang pukul. tapi tentunya, Ibu Ratna bukan orang yang jahat. dia hanya akan menghakimi orang yang tidak tahu menghargai orang lain. makanya mas bilang sama kamu, kamu diam aja di dalam rumah dan tidak perlu berisik." ucap Devan kepada istrinya. Desi mencoba kembali mendengarkan, tapi memang dia tidak mendengarkan suara ribut-ribut lagi.
"Ya sudah kalau begitu.. Mas kerja aja dulu ya. aku cuma ingin menyampaikan ini aja kepada mas. jujur, tadi aku itu benar-benar cemas dan khawatir sekali. takut kalau ibu itu benar-benar menerobos masuk ke dalam." ucap Desi sambil menghela nafas lega. Devan kembali terkekeh.
"ya sudah.. kamu istirahat ya. tidak perlu banyak kerja." tuturnya lagi.
"baiklah Mas." akhirnya panggilan itu pun mereka tutup. dan Desi sendiri Langsung beranjak dari tempat duduknya, dia mencoba untuk berjalan ke arah pintu dan mengintip di sana.
"huh!! Untung saja Ibu sudah pergi. kalau tidak aku benar-benar akan stress. apa yang dikatakan Mas Devan benar-benar harus aku turuti. kecuali hal yang menyimpang. walaupun semua ini sangat mendadak, tapi tidak ada salahnya aku menghargai dan menghormatinya." ucapnya sambil mengusap dadanya untuk menenangkan perasaannya sendiri. setelah itu dia langsung kembali, dan kini dia bersiap untuk memasak makan siang nanti.
******
sementara di posisi ibu Manda. Ibu Manda benar-benar kesal kepada tetangga devan yang tak lain adalah Ibu Ratna.
"kurang ajar sekali orang itu!! lihat saja kamu ya.!! aku juga tidak akan tinggal diam. ini juga si Desi, sudah tahu ibunya datang, dia malah mengurung diri di dalam rumah." omelnya. Dia berjalan sambil mengomel dan berdecak pinggang. dia benar-benar apes banget hari ini.
sesampainya di rumah, dia langsung melihat putri kesayangannya tampak sedang berkemas. dia yang melihat hal itu dapat menebak, mungkin saja Marco benar-benar serius untuk mengajak anaknya tinggal di rumah keluarganya.
"Dita.." Dita yang dipanggil oleh sang Ibu langsung mengangkat kepalanya dan terlihat wajah kesal dan bete di sana. jujur saja, dia bahkan kebingungan sendiri mencari pakaiannya dan menyusunnya dengan rapi di dalam koper. Ya wajar, dia tak pernah melakukan hal itu. karena yang sering melakukannya itu adalah ibunya, kalau nggak, yang melakukannya adalah Desi.
"ada apa..? kenapa wajahmu kesal begitu ?" tanya ibu Manda.
"Ibu dari mana sih!! Ibu nggak lihat aku kerepotan begini mengemas barang-barang.!!" protesnya. padahal barang yang dikemasi olehnya itu tidaklah banyak.
"ini semua gara-gara mbakmu Dita!! kalau saja mbakmu datang pas Ibu ketuk pintunya, pasti kamu tidak akan kesusahan seperti ini." ucapnya sambil mendekat ke arah anaknya.
"Ibu juga tidak harus repot-repot mengerjakan semua pekerjaan rumah!! mbakmu ini benar-benar anak durhaka yang tidak tahu terima kasih dan berbakti kepada orang tua.!!" gumamnya lagi.
"terus ibu nggak berhasil ngebujuk dia gitu..?" tanyanya lagi.
"boro-boro berhasil Dita!! ibu malah dilabrak sama tetangga-tetangga Devan itu. Ibu sebenarnya bisa melawan, tapi Ibu tidak memiliki waktu untuk meneladaninya." ucapnya. padahal sebenarnya dia tidak sanggup.
"kurang ajar sekali Mbak Desi. lihat aja, dia pasti akan kualat gara-gara tidak berbakti sama orang tua." ucapnya penuh dengan penghakiman. dia tidak sadar diri kalau dia juga akan kualat karena sudah memperbudak kakak kandungnya sendiri.
"sudahlah!! untuk sekarang kita tidak perlu memikirkan Desi dulu. untukmu kamu harus fokus dulu untuk menyenangkan hati Marco. Ingat, kamu punya misi untuk meluluhkan hati Marco. Jangan sampai Marco kembali kepada kakak mu." ucapnya ibu Manda lagi. mendengar itu, Dita pun langsung mengangguk mantap.
menurutnya, Marco adalah seorang CEO di sebuah perusahaan. dan ini sudah sangat cukup bahkan sangat berlebih untuknya agar bisa hidup dengan enak. dan apapun tantangan kehidupannya di masa depan, dia harus berhasil melaluinya.
"Ibu benar!! Aku harus bisa merebut hati Mas Marco dulu. baru setelah itu aku bisa meminta apapun kepadanya. Aku tidak akan membiarkan Mas Marco kembali kepada Mbak Desi." ucapnya. tanpa ia ketahui, dengan sifat yang ia miliki ini, akan sangat mudah menjerumuskan dirinya ke dalam lembah ketidakpuasan.
"ini sudah semuanya..? terus kenapa kamu bawa barang dikit sekali ?" tanya ibu Manda kepada anak kesayangannya itu.
"Iya Bu. aku bawanya sedikit aja dulu. Aku ingin merayu Mas Marco. karena aku nggak mau tinggal di rumah keluarganya." ucapnya.
"aduh nak!! kamu jangan begitu ngomongnya. kamu nggak tahu apa seluas apa dan sebagus apa rumah keluarga Marco. di sana juga banyak asisten rumah tangga yang bisa memenuhi semua kebutuhan kamu. jadi tugas Kamu itu cuma belanja dan menghabiskan uang Marko saja." tutur Ibu Manda yang langsung mengeluarkan sifat materialistisnya. sebenarnya Ibu Manda juga bisa dibilang matre bisa juga tidak. karena selama hidup bersama dengan suaminya ini, dia tak pernah menuntut uang yang banyak. yang penting mereka bisa makan dengan enak dan juga bisa memenuhi semua kebutuhan hidup sehari-hari. lagi pula, dia tidak terlalu suka menghambur-hamburkan uang dalam hal-hal yang tidak penting. makanya rumah tangga mereka tetap awet selama ini.
tapi tentunya berbeda dengan anak kesayangannya ini. Dita yang sering dimanja dan dituruti semua kemauannya oleh ibu Manda, tentu saja tumbuh menjadi seorang gadis yang memiliki banyak keinginan. bahkan dia tidak peduli kalau kedua orang tuanya mengatakan tidak memiliki uang atau tidak sanggup untuk membelinya. tapi walaupun begitu, Ibu Manda tetap menyayangi anak bungsunya ini.
dan kenapa Ibu Manda lebih menyayangi anak bungsunya ini ? karena si bungsu ini adalah lulusan sarjana, dan tahap ini masih mencari pekerjaan. ya walaupun Dita masih belum memberikan pasongan apapun untuk kedua orang tuanya, tapi menurut Ibu Manda, dengan anaknya yang berhasil meraih gelar pendidikan, itu sudah jauh lebih membanggakan untuknya.
dan hal ini tentu saja berbeda dengan Desi yang hanya seorang gadis pekerja paruh waktu, dan tak memiliki gelar apapun dalam kehidupannya ini. bahkan saat SMA saja, Desi nyaris tidak bisa menyelesaikannya karena kurangnya uang yang dihasilkan olehnya sendiri.
di tunggu updatenya
semoga benih " cinta mereka menyatu & cepat hamil...