Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Cukup Akrab
Cilla berada di dalam mobilnya yang baru saja selesai mengantarkan Gama ke sekolah. Tetapi raut wajahnya tampak begitu gelisah dan sebentar-sebentar melihat arloji yang terpasang di pergelangan tangannya.
"Ya Allah, malah macet lagi, bagaimana jika tuan Andrean akan marah dan kecewa dengan pertemuan kami karena hari pertemuan pertama aku harus terlambat," ucapnya terlihat begitu gelisah.
"Ya Allah, engkau lunakkan hati beliau, semoga saja beliau tidak mempermasalahkan pertemuan kami, semoga beliau belum datang dan sehingga tidak menungguku," batin Cilla tidak berhenti mengoceh sendiri.
Bagaimana tidak panik jika dia akan bertemu dengan klien dan sementara dirinya masih berperang di tengah kemacetan lalu lintas di ibukota.
Sampai akhirnya mobil Cilla berhenti di salah satu Restaurant dan Cilla langsung buru-buru keluar dari mobil tersebut. Cilla memasuki Restaurant itu dengan kepala berkeliling mencari seseorang. Sampai akhirnya dia menghela nafas ketika melihat salah satu meja terlihat seorang pria yang membaca buka.
"Ternyata beliau sudah datang, semoga saja beliau tidak kecewa," batin Cilla penuh dengan harap menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan yang kemudian melangkahkan kakinya menghampiri pria yang terlihat tenang itu.
"Tuan Andrean!" sapa Cilla membuat pria berkacamata itu dengan kulit sawo matang melihat ke arah Cilla.
"Nona Cilla?" tanya pria tersebut memastikan dengan kedua alisnya terangkat.
"Benar tuan," jawab Cilla menyatukan kedua tangannya yang tidak mungkin bersentuhan dengan pria yang bukan mahramnya.
Pria tampan itu tersenyum dan berdiri dari tempat duduknya.
"Saya senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda," ucap Andrean.
"Saya lebih senang. Maaf tuan jika saya datang terlambat dan membuat tuan menunggu. Ini sangat tidak sopan sekali dalam etika bisnis. Apalagi ini pertemuan pertama kita," ucap Cilla merasa tidak enak.
"Tidak apa-apa santai saja .... Mari silahkan duduk!" Andrean dengan sangat sopan menarik kursi untuk Cilla, membuat Cilla menganggukan kepala dan langsung duduk yang kemudian disusul Andrean.
"Saya sudah sangat menginginkan pertemuan ini dan akhirnya saya bisa bertemu dengan pelukis ternama dan Alhamdulillah kita akan bekerja sama untuk Cake yang lezat yang akan menjadi pemasok di hotel saya," ucap Andrean.
"Tuan sudah mencoba semua jenis kue-kue saya kirim sampelnya ke kantor tuan?" tanya Cilla memastikan.
"Saya tidak mungkin berkomentar, jika saya tidak mencobanya," jawab Andrean.
"Alhamdulillah jika kue-kue yang saya kirim cocok di lidah tuan," sahut Cilla.
"Nona Cilla kita akan menjadi rekan bisnis dan telinga saya risih mendengar panggilan Nona terlalu formal kepada saya. Panggil saya Andrean saya. Karena tidak mungkin memanggil saya bapak, karena saya tidak setua itu," ucap Andrean dengan seluruhnya mampu membuat Cilla tersenyum tipis.
"Baiklah! Saya juga merasa risih jika harus memanggil dengan Nona. Panggil saja saya Cilla," sahut Cilla.
"Baiklah Cilla," sahut Andrean langsung memanggil nama yang indah itu.
Cilla dengan kliennya tampak fokus berbicara bisnis diantara mereka berdua dan sampai akhirnya mereka berdua sepakat dengan final dan deal dengan kesepakatan yang sudah tertulis dikontrak. Keduanya juga sama-sama langsung lanjut lagi pertukaran kontrak diantara mereka.
"Jadi kita akan melanjutkan kerjasama ini dan semoga kita sama-sama saling menguntungkan," ucap Andrean mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan dengan Cilla.
Cilla tersenyum dengan menyatukan kedua tangannya, bagaimanapun sampai saat ini dia masih menjaga karena tidak bisa bersentuhan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
Andrean sangat menghargai hal itu dan bukan tersinggung tetapi malah tersenyum, tatapan matanya terlihat mengagumi sosok wanita di depan.
"Semoga kerjasama ini berjalan dengan baik," sahut Cilla.
"Amin!" sahut Andrean.
"Hmmmm...." Cilla mengeluarkan sesuatu dari paper bag yang sejak tadi dia bawa dan memberikan kepada Andrean.
"Saya sangat bersyukur jika Anda menyukai lukisan saya. Saya membawakan satu lukisan saya sebagai tanda kenang-kenangan di pertemuan pertama kita," ucap Cilla ternyata tidak lupa menyiapkan sesuatu untuk kliennya itu.
"Wau ini cantik sekali. Saya tidak expect akan diberikan lukisan terindah untuk awal pertemuan kita. Sepertinya saya benar-benar harus serius dalam kontrak ini dan tidak mengecewakan kamu, agar saya bisa diberi lukisan secara gratis lagi," sahut Andrean membuat Cilla hanya tersenyum dengan candaan pria yang terlihat dingin dari wajahnya dan ternyata orangnya humoris.
"Hmmm, kamu menyiapkan hadiah untuk pertemuan pertama kita dan saya juga menyiapkan hadiah," Andrean tidak mau kalah yang ternyata juga menyiapkan sesuatu dan mengeluarkan paper bag letakkan di atas meja.
"Apa ini?" tanya Cilla.
"Silahkan di buka," ucap Andrean dan kemudian Cilla mengeluarkan kotak besar dari paper bag tersebut dan ternyata itu adalah miniatur pesawat.
"Saya minta maaf tidak menyiapkan hadiah untuk kamu, karena saya tidak tahu apa yang kamu sukai. Jadi saya hanya menyiapkan hadiah untuk putra kamu dan mungkin anak-anak akan suka dengan mainan," ucap Andrean.
"Andrean tidak seharusnya membelikan mainan mahal seperti ini," ucap Cilla merasa tidak enak dan sepertinya pria di hadapannya itu memang mengetahui bahwa dia sudah menikah dan memiliki seorang anak.
"Kamu jangan menyinggung saya dengan mengatakan mainan itu mahal. Bagaimana mungkin mainan itu lebih mahal daripada lukisan yang indah ini. Ketika saya mendapatkan lukisan yang indah ini, saya tidak percaya diri ingin memberikan hadiah mainan itu, karena lukisan ini jauh lebih mahal," sahut Andrean merendah diri.
"Kalau begitu saya ucapkan terima kasih. Putra saya pasti senang mendapatkan hadiah miniatur pesawat seperti ini dan ini memang salah satu mainan favoritnya," ucap Cilla menghargai pemberian Andrean.
"Saya juga berterima kasih dengan hadiah yang kamu berikan," ucap Andrean dengan tersenyum.
****
Rasyid berada di kantornya terlihat sibuk fokus pada laptopnya.
Tok-tok.
Pintu ruangannya yang diketuk membuat Rasyid menoleh kearah pintu.
"Masuk!" jawabnya dan kemudian pintu itu langsung dibukakan yang ternyata seorang wanita berpenampilan sangat sopan membawa beberapa dokument. Wanita itu tak lain adalah sekretaris Rasyid.
"Ini dokumen yang bapak minta kepada saya, saya sudah memeriksa semua," ucap Wanita bernama Devia itu.
Rasyid mengambil dokumen tersebut dan kemudian membolak-balikkannya dengan serius.
"Bagaimana dengan tuan Charles! Apa dia sudah kembali menghubungi untuk membicarakan proyek kita?" tanya Rasyid tanpa melihat wanita di hadapannya.
"Maaf pak, saya sudah menghubungi kemarin dan ternyata beliau sudah menandatangani kontrak bersama pengusaha lain," jawab Devia terlihat gugup menyampaikan semua itu membuat Rasyid mengangkat kepalanya melihat wanita yang menunduk itu.
"Dengan siapa?" tahta Rasyid.
"Grup Antana," jawab Devia.
"Lagi-lagi Grup Antana meyalip kita untuk yang ketiga kalinya dalam kontrak dengan perusahaan Amerika," ucap Rasyid menghela nafas.
"Saya mendengar jika tuan Andrean, Ceo dari grup Antana memberi tawaran yang lebih menguntungkan," ucap Devia menyampaikan semuanya kepada Rasyid membuat Rasyid terlihat lelah dengan pekerjaannya dan bahkan tidak semangat sama sekali.
"Maafkan saya. Pak, saya kedepannya akan lebih mengusahakan lagi, agar hal ini tidak terulang untuk yang kesekian kalinya," ucap Devia.
"Ini bukan kesalahan kamu. Kalau begitu kamu siapkan kalkulasi untuk proyek berikutnya," ucap Rasyid.
Dia juga tidak mungkin menyalahkan sekretarisnya untuk permasalahan proyek yang tidak dapat diambil oleh Perusahaannya.
"Pak, untuk proyek yang sudah disiapkan oleh tim ada kendala sedikit," ucap Devia tampak ragu-ragu menyampaikan semuanya yang takut mendapatkan masalah kembali.
Bersambung....
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla