Kisah Klasik Pernihakan
Haloo sesuai janji aku pisahin season 2 ini di sini..
sekali lagi aku tegasin yaa.. Jangan berharap konflik berlebihan disini karena aku hanya ingin kita meneladani akhlak dari para tokoh disini sehingga semuanya aku bikin sebaik mungkin karakter nya. Namun bukan berarti ga akan ada konflik sama sekali kok.. Tetep ada tapi ga banyak hehe..
Selamat membaca!!
*****
Simon dan Maria berjalan beriringan menuju pelaminan. Disisi dan kanannya para sahabat menaburkan bunga sambil tersenyum
“Congrats botherr!!” Dareen memeluk sang sepupu dengan senang.
“Thanks kak, cepet nyusul ya!” goda nya
“mending cepet lulus kuliah dulu deh kak!” sindir Maria,
Darren hanya cengengesan.
“Jangan lupa kado dari gue di minum” bisik darren membuat Simon mengerutkan dahinya.
“Apa?” tanyanya curiga
Daren hanya tertawa.
Simon lanjut menyalami yang lainnya
“Congrats bos!!” ujar Rea lalu memeluk Maria
“Cantik banget sihh” bisiknya
Maria hanya tersenyum,
“Thanks banget kalian..”
“Mudah mudahan kalau udah nikah galaknya ilang ya!” ucap Laras yang langsung di pelototi Simon.
“Hahaha…”
MC memanggil Briyan untuk melakukan speech di hari bahagia mereka.
“Hari ini, saya melepas anak saya satu satunya. Princess yang selalu menjadi bayi bagi kami.. Maria lahir dengan berat badan 2kg, dia kecil sekali dulu. ditambah dengan ASI istri saya yang kering membuat Maria akhirnya mempunyai saudara sepersususan. Reno Abigail dan Raffi Mustofa, ini penting saya sampaikan karena biar bagaimana pun mereka adalah saudara dan kedepannya agar tak terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak keluarga. Anyways..” Briyan memulai speeachnya.
“Simon Abraham Ahmad, seorang pemuda berusia 15 tahun waktu itu, datang bersama kedua orang tuanya kerumah saya untuk..” Briyan menatap Simon jenaka
Simon hanya tersenyum mendengarnya
“Meminta anak saya menjadi pacar nya hahaha.. Saat itu suaranya bahkan masih cempreng!”
Gelak tawa terdengar bersamaan dengan foto Simon yang berusia 15 tahun tampil di layar Billboard yang cukup banyak di sudut ruangan.
Semua layar yang ada disana menampilkan foto Simon yang tentunya bisa dilihat oleh seluruh tamu undangan yang ada.
“Saat itu saya sempat menolak, namun sahabat saya, Rony ayahnya Simon meyakinkan saya. Sampai akhirnya saya menyetujuinya. Tentu saja dengan aturan aturan ketat yang saya buat untuk mereka. Ajaibnya si anak yang baru puber itu setuju dan tidak pernah sekalipun melanggar..” Briyan berucap bangga.
“semua itu karena Saya merangkulnya, saya selalu menjadi tempatnya bercerita apapun itu. saya bahkan tau ketika awal dia mimpi basah karena menceritakannya kepada saya..”
“Huuuwuuuuuu” sorak yang lain sambil tertawa dan menggelengkan kepalanya.
Simon hanya tersenyum tanpa malu sedikitpun.
“saya mengatakan padanya dosa dosa yang akan tejadi jika mereka pacaran. Saya titipkan anak saya dunia akhirat padanya dulu. Saya bilang bahwa, jika sekali saja Simon menyentuh Maria yang belum waktunya, maka saya yang akan di bakar di neraka”
Semuanya diam.
Briyan melanjutkan
“Simon mengerti, dia bahkan selalu membawa korek disakunya awal awal mereka pacaran karena katanya selelu ingin memegang tangan Maria seperti teman temannya yang lain, dan dia akan membakar tangannya jika keinginannya tersebut menggebuk gebu.. Pada saat itu tentu saja saya semakin mendukung mereka "
“Memasuki usia SMA, dia mulai sibuk dengan kegiatannya di sekolah dan anak saya juga sudah mulai sibuk dengan persiapan olimpiade matematikanya. Mereka jarang bertemu jika bukan Simon yang kerumah, tapi jangan salah..”
“Walaupun hampir tiap hari dia pulang kerumah saya, dia tidak pernah sekalipun meminta mengobrol dengan anak saya..”
“Dia selalu membawa buku catatannya, mengatakan apa saja yang ingin dia pelajari disekolahnya.. Kenapa sekolahnya begini dan kenapa begitu, kenapa guru ngaji dan guru sekolahnya menjelaskan hadist yang berbeda dan kenapa kenapa yang lainnya..”
“Maria bahkan selalu menggerutu katanya yang diapelin selalu papa ga pernah aku” Briyan menirukan nada bicara Maria yang langsung membuat semua orang tertawa.
“Kami sangat dekat, terlalu dekat untuk ukuran ayah dari kekasihnya..”
“Terkadang kedua orang tuanya selalu menelpon menanyakan apakah anaknya ada dirumah saya? Dan memang dia selalu dirumah saya.. Semakin tumbuh besar, Simon semakin mirip ayahnya ketika muda, saya selalu merasa kembali berteman dengan Ron versi muda jika sedang bersamanya.”
"saat anak saya juga masuk ke SMA yang sama dengan Simon, saya sedikit khawatir dengan pergaulan mereka. Mereka pasti akan sering bertemu namun karena saya ingat bahwa Raffi Mustofa, saudara sepersusuan dari Maria ternyata juga bersekolah disana bahkan menjadi teman dekat Simon. Akhirnya saya memberika tugas tambahan kepadanya. Saya selaku meminta Raffi untuk selalu menjadi orang ketiga diantara mereka. Saya minta padanya untuk selalu melaporkan apapun terkait interaksi mereka berdua. Dan begitulah hubungan mereka di SMA."
“sampai menjelang kelulusan sekolahnya, Kakek Irawan, kakeknya Simon mengetahui hubungan mereka. Awalnya saya kira kakeknya akan meminta dia putus, namun lagi lagi pesona anak saya mengalahkan ego nya” Briyan tertawa kecil
“Simon yang sudah takut duluan akhirnya memutuskan anak saya.. Sedih, kecewa itu pasti mereka rasakan. Namun lagi lagi saya hanya bisa pasrah, saya sangat menghargainya. Menghargai keputusannya untuk melepaskan komitmen kepada anak saya, setelah sebelumnya dia selalu mengatakan agar jangan sampai saya menerima lamaran dari pria lain selain dia.”
“Tapi pada akhirnya dia sendiri yang memutuskan komitmen itu.. Selama 2 tahun pertama saya masih memintanya untuk mempertimbangkan kembali namun dia tidak bergeming dan masih dalam pendiriannya. Yakni menjauh untuk memantaskan diri katanya."
“2 tahun sisanya saya gunakan untuk memberi kesempatan kepada para pelamar Maria, semuanya saya tes dengan metode yang sama, sampai dinding terakhir yakni keinginan anak saya Maria.”
“Namun tak satu pun dari mereka yang sesuai dengan kriteria saya..”
Layar bilboard menampilkan dokumentasi Simon yang sedang di tes kala itu.
“Sampai tiba tiba dia datang lagi, sama seperti calon yang lain, saya melakukan tes juga untuknya”
“Dan saya dibuat tidak percaya dengan hasilnya..”
Briyan memutar Video ketika ustadz Maulana mengatakan bahwa simon adalah seorang hafidz yang sudah mutqin
Lalu videonya ketika mengimammi shalat.
Semuanya berdecak kagum
“Nanum tak sampai disana, saya juga melakukan tes terakhirnya.. Yakni anak saya..”
“Malam itu, saya bertanya pada anak saya apakah dia masih menunggu mantan kekasihnya atau sudah punya calon yang lain..”
“Dan tentu saja, pernikahan ini tak akan terjadi jika anak saya sudah move on kan?” ujar Briyan yang diiringi tawa semua orang.
“Dan hari ini, malam ini Simon, menantuku.. Aku titipkan anak ku padamu.. Aku percaya baik dunia dan akhiratnya, kamu akan mampu membimbingnya dengan baik..”
“Semuanya bertepuk tangan setelah melihat Simon menganggukan kepalanya. Tangannya menggenggam tangan Maria erat.
“Terimakasih Papa, aku akan menjaga putri kecil papa yang sangat cantik ini dengan seluruh jiwa dan raga ku” balas Simon di pelaminan.
Sementara Maria hanya tersenyum haru melihat bagaimana Papanya membanggakan Simon kepada semua orang.
“Oke kita berikan dulu tepuk tangan untuk papa Iyan.. Selanjutnya silahkan dari papa Rony selaku papanya Simon, Silahkan Pa"
“hai Son!! And my beatiful girl Maria..” ucap Ron mengawali
“Selama ini papa selalu membujuk papa Iyan untuk menikahkan kalian bahkan dari SMA… semua itu tentu saja papa lakukan karena papa tahu bagaimana pesona si anak gadis satu satunya dari Briyan ini.. Cantik, pintar dan Shaleha. Gambaran gadis sempurna.. Maria memang sesempurna itu, papa Irawan yang semula marah pada kami karena membiarkan Simon menjalin hubungan haram dengan seorang gadis tiba tiba juga ingin melamar Maria untuk segera dinikahkan dengan sang cucu.." ucap Rony,
Kakek Irawan tertawa kecil mendengar nya.
"Maria, dari kecil memang selalu cantik. kecantikannya menurun dari kedua orangtuanya yang juga tampan dan cantik. Sofia, dia mengabdikan dirinya untuk keluarga yang dia bangun bersama Briyan. Dia mendidik dan membesarkan Maria dengan penuh kasih sayang sehingga Maria tumbuh menjadi anak yang lembut dan anggun sedikit manja juga sebenarnya hehe.. Beberapa kali kami sering menghabiskan waktu bersama, dan seperti Simon yang tergila gila pada Maria dulu sebenarnya Maria juga begitu. Iya kan sayang?" Rony bertanya kepada Maria.
Maria mengangguk sambil tersipu.
"Sofia mendidik Maria dengan segala attitude nya yang sangat baik. Bagaimana dia tidak boleh terlalu menunjukkan perasaannya dihadapan semua orang namun mata ga bisa bohong, saya dengan jelas selalu melihat binar binar cintanya untuk putra saya.. Ketika Simon memutuskan hubungan mereka, saya bisa bayangkan sehancur apa perasaannya. saya bahkan selalu mencari tahu, namun apa yang saya dapatkan?"
Hening, semuanya terlarut dalam cerita Ron dan penasaran dengan kelanjutan nya.
"dia semakin berprestasi, beberapa kali saya mendengar dia mendapatkan banyak beasiswa disana. dan puncaknya, 1 tahun setelah dia putus dengan anak saya, dia menjadi Hafidzah. Prestasinya yang tak banyak orang tau. Jika tadi Briyan bilang bahwa Simon adalah seorang mutqin, maka sesungguhnya sebelum Simon, Maria lebih dulu menyandang gelar itu.."
Semua orang terhenyak, beberapa dari mereka saling pandang dengan oandangan tak percaya, apalagi alumni IBS.
“lalu bagaimana dengan Simon? seperti yang tadi diceritakan oleh Iyan, dia menglang. Hal itu tentunya membuat saya sebagai seorang ayah merasa sangat khawatir jika pda akhirnya mereka tidak berjodoh.. Tapi ternyata dia menghilang dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin hingga pada saatnya Briyan tak mempunyai alasan lagi untuk menolak lamarannya..”
“Anak anakku, setelah ini mungkin tidak akan selalu mudah, tapi papa percaya dengan bekal ilmu agama yang kalian punya, papa yakin keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah itu akan kalian dapatkan.. “ tutup Ron mengusap air matanya
“Aamin aamin. Makasih papa, i’ll do my best!” balas Simon.
Tepuk tangan kembali terdengar..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments