"Ibu Ayah!”.
Seorang wanita cantik terisak melihat Ibu dan Ayahnya yang menjadi pusat perhatian orang-orang
Di tengah acara pesta ulang tahun sepasang suami istri paruh baya dengan rendahnya mengelap lantai di tengah kerumunan pesta, padahal pesta itu adalah pesta calon besan mereka.
.
.
Lily dan Roy sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan mereka selama 4 tahun, mereka hubungan mereka yang baik membuat kedua insan itu hendak melakukan hubungan lebih serius yaitu pernikahan
Tapi siapa sangka Ibu Roy tidak merestui mereka, karena latar belakang Lily yang hanya dari keluarga sederhana tidak seperti Roy yang memang dari kasta tinggi, segala cara Ibu Roy melakukan hal kezam untuk memisahkan dua orang itu
Hingga Lily akhirnya menyerah karena kedua orang tuanya, dia meninggalkan kesan kelam pada Roy dan keluarganya pergi dengan cara elegan membuat seorang pria dalam pesta itu tertarik kepadanya
.Guys yang ngerasa relate jangan lupa baca ya🥺☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Kilas Balik.
"Untuk apa kau ke sini Michelle? Apa yang kau rencana kan huh? Kau sudah memutuskan hubungan dengan ku!". Alex mengepalkan tangannya menatap masa lalunya yang indah sekaligus menyedihkan
"Huh kau mengatakan jika kita sudah putus hubungan, tapi begitu aku meminta mu untuk datang kesini kau datang dengan begitu cepat".
Wanita itu menjentikkan jarinya menyuruh Alex untuk mendekat, tidak ada penolakan dari pria itu karena nyatanya Alex belum benar-benar move on dari mantan kekasihnya
"Jadi kau menargetkan satu orang wanita itu membalas dendam untuk ku Lex? Kau tega sekali".
"Sama seperti kau meninggalkan aku Michelle aku bisa melakukan hal yang sama". Alex menepis tangan Michelle sesaat lalu menggenggam tangan itu ketika melayang sebentar di udara "Kita impas"
Michelle hanya bisa tertawa manis membuat pria itu kembali tidak berdaya dengan pesonanya, pesona wanita yang selama 5 tahun berhasil membuat jatuh cinta setiap saat membuat eropa menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi Alex
Saat wanita itu berkhianat dengan menikah dengan orang pilihan orang tuanya, Eropa bukanlah lagi tempat yang indah melainkan seperti neraka
"Kau seakan menyalahkan ku untuk perpisahan kita Lex....memangnya ini adil?". Michelle dengan raut wajahnya yang murung berhasil membuat hati pria itu berdesir begitu saja
"Lalu siapa yang patut di salahkan, kau sendiri yang meninggalkan ku Michelle membuat ku seperti orang bodoh menerima setiap wanita untuk menghibur ku sesaat". Alex masih mengingat saat dia baru pertama kali ketika di tinggal Michelle
Dia menerima siapapun wanita yang mendekatinya menjadikan mereka kekasih sesaat meski dia sesak sendiri, sampai dia bertemu kembali dengan Lily dan mengingat kilas balik mereka sebelumnnya karyawan muda yang cantik itu memiliki keberanian
Membuat hatinya semakin tertarik, dengan banyak pertimbangan pria itu mengambil resiko untuk menjadikan Lily sebagai istrinya yang tanpa dia sadari hanya sebuah pelarian semata
"Kau tidak bisa melupakan ku Alex kau harus menerima fakta itu".
Michelle mengusap wajah Alex dengan lembut menyusuri wajah tampan itu dengan jemari lembutnya, sampai akhirnya Alex terbawa arus mengingat masa lalu indah mereka
"Kau menyakiti ku Michelle"
"Alex jika kau menunjukkan identitas mu sejak awal, orang tua ku mungkin akan merestui kita dan kita akan bahagia saat ini....tapi dengan bodohnya kau memilih berpura-pura sebagai karyawab biasa untuk menguji cinta ku"
"Jika kau benar-benar mencintai ku, kau harusnya melakukan perlawanan...tapi kau tidak melakukannya"
Kini kedua orang itu duduk dengan jarak yang sangat dekat mengikis jarak yang ada pada mereka sendiri, Michelle menatap wajah tampan itu masih sama dan cinta yang terakhir dia tinggalkan juga masih sama pria itu masih akan tetap tunduk kepadanya
"Aku bisa meninggalkan Imron, jika kau menunggu...jadi tinggalkan wanita itu". Michelle memberi penawaran yang semakin menggucang hati Alex
Jika saja dia tidak merebut mahkota berharga milik Lily dia mungkin akan mengiyakannya dengan cepat, dia tahu Lily wanita yang sangat bermartabat karena itu dia memilih Lily tapi sekarang Michelle kembali memberikan penawaran yang tidak akan terulang kembali
"Aku tidak mencintai Imron, begitu juga dengan kau dan Lily kita sama-sama terjebak karena kesalahpahaman ini"
"Aku tidak mencintai Lily, tapi aku bisa melhat dari matanya jika dia tidak pernah main-main dengan suatu hubungan".
Alex menghembuskan nafasnya dengan kasar rasa sesak di tenggorokannya membuat kepalanya berdenyut begitu saja, dia mundur beberapa centi dar Michelle tapi wanita itu malah semakin mendekat membuat Alex harus tersudut dan tidak bisa menjauh
"Kau tidak ingin bersama ku?".
Wajah Michelle mendekat hingga sebuah kecupan lembut mengenai bibir Alex pria itu tidak menolaknya dia melumat bibir itu sama seperti sebelumnya, seperti saat mereka menjadi papsangan kekasih dia tidak menyia-nyiakan waktu itu meski rasanya sangat mengganjal
Hatinya tidak rela tanpa suatu alasan yang jelas dia hanya memejamkan matanya bertanya jika apa yang mereka lakukan saat itu salah?
Brakkk.
Pintu terbuka Alex membuka matanya menyadari siapa yang telah membuka pintu dan terlihatlah Lily di sana dengan pandagannya yang polos dia melukai wanita itu sama seperti Michelle dulu melukainya
"Lily...."
Dia mendorong Michelle menjauh mendekati Lily tidak ada yang bisa dia jelaskan semuanya sudah terjadi, dia tidak isa berbohong karena faktanya memang begitu insting Lily sebagai wanita bekerja jauh lebih kuat
"Anda hanya mempermainkan saya"
"Bukan begitu, Lily tunggu!"
Meski wanita itu pergi Alex berdiam diri di tengah kebingungannya dia melakukan segala kesalahan, lalu kembali menatap cinta lamanya masih tersenyum di sana
"Lihat kau bahkan tidak bisa mengejarnya, kau pikir karena apa...?"
Kembali. Pada Alex.
Pria itu kembali ke Mansion menatap bangunan yang menjadi tempat tinggalnya itu, di sana George sudah menunggu di pintu masuk utama dengan wajahnya yang kecewa dia tahu apa yang terjadi pada priia itu
"Tuan...anda ingin beristirahat"
"George, aku ingin kau menghubungi Lily...katakan padanya jika itu hanya salah paham....aku hanya perlu waktu untuk memahami situasi ini"
Tapi George menggeleng dia tidak ingin melakukan hal itu dia hanya menghela nafasnya kasar karena apa yang terjadi berikutnya akan lebih hancur
"Anda tahu seharusnya anda tidak melakukannya, hati anda yang terluka membuat seseorang yang lebih terluka....anda sendiri tahu jika Lily baru saja patah hati sepeprti anda, tetapi anda menikamnya untuk kedua kalinya"
"George!"
"Saya tidak bisa membenarkan anda kali ini!". George menunduk seperi orang tua yang mendalami kekecawaan dalam hatinya "Masuklah anda perlu beristrahat dan berpikir jernih mengenai hal ini sebelum....sebelum semuanya terlambat tuan muda"
Kekecewaan George bukanlah salah satu masalah besar tapi Alderson dan juga Asa mungkin akan lebih menyeramkan lagi, dia tidak bisa mengambil keputusan untuk melanjutkan pernikahannya dengan Lily di tengah kebimbangan dan kekacauan hatinya
Di Tempat Lain
Sepadang suami Istri yang ikut terluka karena putrinya. Dani dan Ciara mengetahui semuanya kini tinggal menjalankan keputusan putri mereka yang akan mengambil langkah yang jauh
"Kau yakin nak akan pergi dari kota ini?". Tanya Ciara mendengar keputusan berat itu "Jika benar begitu, Ayah dan Ibu akan ikut kami tidak bisa membiarkan mu pergi sendiri!"
Dani hanya bisa diam dan menurut mengambil keputusan yang terbaik untuk putrinya lebih dari apapun pria itu sama terlukanya dengan Lily air matanya ikut mengalir mengingat kesalahan apa yang telah dia perbuat semasa hidupnya hingga putri yang dia sayangi mengalami hidup seperti ini.
"Tante Om....jangan menekannya seperti itu, biarkan Lily beristrahat....kita akan melakukan keputusan terbaik jika kita berpikir tenang". Ujar Elin
Wanita itu bukan orang asing di sana sebisa mungkin wanita itu akan memberikan yang terbaik untuk Lily yang sudah seperti saudari nya sendiri.
maen" am hati perempuan
demi batu kali, kehilangan berlian
lotus putih
belum jadi besan sudah begitu, kasian ayah ibu
melow aku kalau sudah menyangkut orang tua