Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Ketika Diandra tengah sibuk mengambilkan pak Surya makanan ke atas piring, Bu Ratna diam diam berniat jahat dengan membongkar kecelakaan yang dialami oleh Diandra kepada pak Surya. Bu Ratna ingin kalau suaminya itu marah kepada Diandra karena menyembunyikan kecelakaan yang dialaminya darinya.
"Bagaimana perjalanan bisnisnya pa? Lancar?" tanya Bu Ratna yang basa basi sebelum melancarkan rencananya.
"Alhamdulillah lancar ma, mulai sekarang perhiasan berlian yang dibuat perusahaan kita akan diekspor ke Inggris." ucap pak Surya
"Alhamdulillah. Papa, mama tidak tahu apakah mama harus memberitahu mengenai hal ini atau tidak, tapi papa harus tahu mengenai masalah ini." ucap Bu Ratna yang membuat Diandra bersiap siap akan rencana jahat yang akan diberikan oleh ibu tirinya itu.
"Ada apa ma? Memangnya mama mau kasih tahu apa sama papa?" tanya pak Surya
"Begini pa, kemarin Diandra sempat pulang larut malam ke rumah. Dia juga pulang ke rumah dalam keadaan terluka dan tidak membawa mobil yang selalu ia pakai ketika pergi. Sewaktu mama tanya sama Diandra, Diandra hanya diam, mungkin papa bisa membantu mama untuk menanyakan hal ini kepada Diandra." ucap Bu Ratna yang membuat pak Surya yang semula menikmati makan malam kesukaannya, seketika khawatir dan bertanya kepada Diandra.
"Diandra apa betul dengan apa yang dikatakan sama mama kamu? Kamu terluka? Kok kamu nggak kasih tahu ayah?" tanya pak Surya dengan panik.
"Ayah, itu semua tidak benar. Diandra sama sekali tidak apa apa." ucap Diandra yang berusaha untuk tidak membuat ayahnya khawatir.
Namun wajah Pak Surya tak langsung tenang. Sorot matanya berubah tajam, mencermati putrinya yang kini menunduk, menyembunyikan gelisah di balik senyuman palsu.
"Diandra, ayah tahu kamu bukan anak yang suka berbohong. Ayah tanya sekali lagi, apa benar kamu terluka?" tanya pak Surya sekali lagi, suaranya terdengar lebih dalam, bergetar karena kecewa dan cemas.
Diandra menggigit bibirnya pelan. Tangannya yang sedari tadi memegang sendok, bergetar halus. Matanya melirik sekilas ke arah Bu Ratna yang tersenyum kecil di balik cangkir tehnya, merasa puas melihat rencana liciknya mulai berhasil.
"Diandra sama sekali tidak terluka, ayah. Ayah tidak perlu khawatir." ucap Diandra
"Kalau kamu tidak terluka, lalu dimana mobil yang sering kamu pakai nak?" tanya pak Surya
"Mobil itu.... Mobil itu ada di..." ucap Diandra dengan terbata bata yang merasa tidak tahu harus menjawab apa kepada ayahnya kalau sebenarnya mobilnya sudah hancur saat kecelakaan itu terjadi.
"Mobil kamu ada dimana Diandra?" tanya pak Surya yang kali ini lebih tegas dari sebelumnya.
Diandra yang tidak memiliki jalan keluar, bersiap untuk mengatakan yang sebenarnya kepada ayahnya. Namun sebelum Diandra ingin mengatakan kebenaran itu kepada ayahnya, tiba tiba suara bel pintu kediaman mereka berbunyi, membuat perbincangan tegang ayah dan anak itu mau tidak mau harus berhenti di tengah jalan dan membuat Bu Ratna merasa kesal.
Pak Surya pun mau tidak mau harus bangun dari tempat duduknya dan keluar untuk melihat siapa orang yang datang ke kediamannya saat ini. Setelah pak Surya membuka pintu kediamannya, ia melihat seorang laki laki dengan memakai seragam pekerja dari layanan car wash tersenyum padanya sekaligus memberikan kunci mobil.
"Selamat malam pak, saya dari layanan car wash, ingin mengembalikan mobil milik nona Diandra yang kemarin malam dititipkan di tempat saya untuk dicuci. Mohon maaf kalau mobilnya selesai dicuci dan dikembalikan hari ini karena kemarin yang mengantre masih banyak." ucap petugas itu yang membuat pak Surya mengangguk dan menerima kunci mobil itu dari tangan petugas itu.