Zareena, wanita cantik nan sempurna menikah dengan pria yang sangat dicintainya hingga pernikahannya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Elvano. Lima tahun pernikahannya terasa begitu sangat indah, hingga kenyataan menghantam relung hatinya. Suaminya berselingkuh dengan adik angkatnya, bahkan keluarganya begitu memihak pengkhianat.
Di khianati dan disingkirkan, Zareena tiada dalam kesedihannya. Namun kepergiannya bukan akhir dari segalanya. Dalam gelapnya alam baka, Zareena bersumpah.
“Jika diberikan kesempatan kedua, aku akan memilih mengubah takdirku, melindungi putraku dari pengkhianat”.
Dan ketika ia membuka mata, ia kembali bukan sebagai Zareena, tapi sebagai ancaman yang tak mereka duga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu tak diundang
Dokter memeriksa keadaan Zareena, Elvano tak sedikitpun jauh dari mommy nya. Dia selalu duduk di dekat Zareena padahal Andra sudah membujuknya berulang kali.
“Bagaimana keadaan istriku, paman ?” tanya Andra kepada adik ibunya uang merupakan dokter di keluarga mereka.
“Istrimu harus bedrest, Andra. Kandungannya masih lemah ditambah lagi kalian hamil kembar, bukan ?”.
Andra menganggukan kepalanya. Istrinya hamil kembar itulah sebabnya kenapa Zareena tidak boleh terlalu lelah dalam hal apapun.
“ Paman akan memberikannya vitamin. Untuk Zaree, paman minta jangan terlalu memikirkan hal berat. Pikirkan kesehatanmu dan calon buah hati kalian, “ nasehat Anggoro kepada keponakan menantunya.
“Baik paman,”.
“ El…” panggil Anggoro.
“Ciap kakek Golo…” seru Elvano menegakkan tubuhnya.
“Harus jaga mommy ya !”.
“ Lakcanakan kakek Golo. El celalu jaga mommy dali olang-olang jahat !!”.
Anggoro terkekeh kecil. Dia segera memberikan vitamin di cairan infus Zareena. Setelah itu, mengajak Andra untuk keluar bersamanya dan membiarkan ibu dan anak berada di kamar.
“Andra, paman tadi melihat mertuamu di rumah sakit,”. Andra langsung menoleh menatap pamannya.
“Apa hubunganmu dengan anak angkatnya ?” tanya Anggoro datar.
“Paman, Andra dan Linda tidak ada hubungan apapun..” ucap Andra tegas.
“Tapi kenapa Linda di bawa ke poli kandungan. Kalau kalian benar tidak memiliki hubungan dibelakang Zaree…”
“Paman, Andra tidak tahu. Andra sama sekali tidak menyentuh wanita lain selain Zaree..” tegasnya.
“Lalu, kenapa Linda bisa hamil ? Kamu tahukan perlakuan orang tua Zaree gimana dengan istrimu dan Linda ?”
“Andra tahu, paman. Tapi Andra tidak menyentuh Linda sama sekali. Waktu kita ke luar kota. Andra dan Linda pisah kamar. Andra dilantai tiga sementara Linda dilantai dua..” jelas Andra membuat Anggoro berpikir sejenak.
“Apa ada yang tidak kamu ketahui tentang Linda saat kalian di luar kota, Andra ?”
Mendengar pertanyaan Anggoro membuat Andra terdiam seperti mencari sesuatu yang untuk dicurigai tapi dia tidak tahu apa ada yang terjadi saat mereka menginap di luar kota.
“Maksud paman ?”
Disisi lain, Belinda menangis histeris. Dia tak menginginkan janin yang ada di dalam perutnya. Zahra berusaha menghentikan aksi putrinya. Dia memeluk putrinya dengan hangat.
“Jangan seperti ini, Linda. “
“Mama, Linda tidak menyukai janin ini. Gimana kalau…”
Ceklek ! Pintu ruangan Belinda dibuka dari luar., menampakan sosok pria paruh baya yang tiba dengan raut wajah kesal.
“Papa, bagaimana ?” tanya Zahra.
Zion menggelengkan kepalanya. Dia menatap Belinda dengan wajah tanpa ekspresi. “ Siapa yang menghamilimu, Linda ??” tanya Zion.
Belinda diam ketakutan. Kedua tangannya memegang erat selimut yang menutupi setengah badannya. Mengetahui ketakutan Belinda, Zahra langsung menegur suaminya.
“Jangan membuatnya takut. Mama yakin ini pasti Andra yang melakukannya. Kita harus minta pertanggungjawabannya pa !” sery Zahra membela Belinda.
Zion mengusap wajahnya kasar. Dia sedang memikirkan sesuatu. “ Papa akan membawamu ke mansion Andra, nanti malam !”.
“Apa Andra setuju ?” tanya Zahra ragu.
“Setuju tidak setuju, Linda kita bawa ke sana. Andra harus bertanggung jawab atas perbuatannya !”.
Mendengar bahwa dirinya akan dibawa ke mansion Andra, wajah Belinda seketika sumringah. Dia tersenyum dan langsung mengelus perutnya. ‘Kita akan bertemu ayahmu..’
“Istirahatlah sebentar sampai infusnya habis. Papa akan meminta bibi untuk merapikan pakaianmu dan membawanya ke rumah sakit. Kita akan berangkat langsung dari rumah sakit,”.
“ Baik papa !” seru Belinda senang.
Sore harinya Zareena duduk termenung di balkon kamar mereka. Zareena menikmati angin sore dan senja dengan wajah tanpa ekspresi.
“Ah, Zaree bagaimana keadaan hatimu saat ini.. Bagaimana rasanya mengetahui perselingkuhan suamimu ? Bagaimana rasanya setelah mendapat kabar jika adik tirimu hamil anak suamimu ? Zaree, apa yang harus aku lakukan saat ini ?” lirihnya.
“Sayang, kenapa kamu di sini ? Sebentar lagi malam. Ayo, masuk ! Angin sore tidak baik untuk wanita hamil,” ajak Andra yang membuat Zareena tersentak kaget.
Saat keduanya hendak masuk, sebuah mobil terlihat memasuki halam mansion. Keduanya saling pandang hingga akhirnya melihat seorang wanita keluar dari mobil dan memapah wanita muda.
Kening Andra mengerut, “ Kenapa mereka ke sini ?”. Pertanyaan itu harusnya Zareena yang bertanya. Kenapa suaminya malah bertanya kepadanya.
“Nggak tau. Mungkin mas yang suruh !” ujar Zareena. Andra menggeleng. “ Mas tidak meminta apalagi menyuruh mereka datang ke sini. Bahkan mas sudah menolak tegas,” ucap Andra tegas.
Keduanya akhirnya diam dan masuk ke dalam kamar tanpa memperdulikan kedatangan orang tua Zareena dan Belinda.
Sementara dibawah, Zion meminta salah satu maid untuk menyiapkan kamar putrinya. Dia meminta agar kamar putrinya berdekatan dengan kamar Andra agar pria itu dapat melihat keadaan Belinda ketika menginginkan sesuatu.
“Maaf tuan, kamar diatas hanya diperuntukan pemilik mansion dan orang tuanya. Tidak ada kamar lain selain kamar kosong yang dijadikan tempat penyimpanan barang,” jelas maid itu.
“Masih ada kamar tamu, yang biasanya digunakan nona Belinda saat menginap di mansion ini !” serunya lagi.
Mendengar itu, Zahra tak terima. Putrinya sebentar lagi akan menjadi istri kedua dari tuan mereka. Maid yang berada di sana terlihat heran.
“Maaf, bukannya putri anda istri dari tuan kami ? Kenapa meminta putri yang lain jadi istri kedua ?” tanya maid itu dengan nada kebingungan dan menurutnya sangat aneh.
“Pahh, maahhh Linda maunya satu kamar dengan bang Andra. Masa, Kak Zaree yang bisa sekamar dengan bang Andra..” rengek Belinda tak tahu malu.
“Kamu dengarkan keinginan putri saya ! Jadi lakukan apa yang dia pinta. Jangan membuat cucuku ngincess gara-gara kalian menolaknya !!” bentak Zahra.
Karena tidak ingin beradu mulut dengan orang tua majikan, maid itu memilih pergi dari sana membiarkan mereka menunggu di ruang tamu.
“Enak aja, ngatur-ngatur di sini.” lirihnya kesal.
“Eh, Tina muka kamu kenapa kusut kali !” seru Dona penasaran.
“Biasa Don. Orang tuanya nyonya Zaree datang-datang minta kamarnya nona Belinda bersebelahan dengan kamar tuan Andra. Terus ya, non Belinda minta sekamar sama tuan Andra. Menurutmu, gil4 nggak sih orang gitu.. Kok ada ya, cewek. Ini adik ipar loh hamil sama abang ipar nya…” jelas Tina kesal.
“Sttttt.. Jangan keras-keras, nanti kamu di pec4t sama tuan Andra..” bisik Dona.
“Apa sih, Don. Lagian aneh sih, kayak nggak ada cowok lain apa. “ ujar Tina kesal.
Dona tertawa pelan. Dia juga merasa jengkel dengan kelakuan orang tua Zareena. Terlihat jelas Zareena seperti anak tiri sedangkan Belinda seperti anak kandung. Mereka tahu jika Belinda adalah anak angkat yang dibawa Zareena pulang ke rumah karena mereka mendengar sendiri bagaimana perdebatan sengit Zareena dengan Zion kemarin.
“Eh, Tin. Kamu kesini ngapain ? Kan tugas kamu udah selesai ?”.
“Aku kabur, Don. Males banget. Biarin aja mereka nunggu lama, biar tau rasa !” seru Tina membuat Dona menggelengkan kepalanya.
*
*
*
*
“Mah, kok pembantu tadi nggak nongol-nongol ya ? Udah satu jam kita disini, Linda capek ma. Mau tidur !” rengek Belinda manja.
“Eh, benar ya mas. Apa pembantu tadi bohongin kita !” seru Zahra sadar.
Sadar bila ketiganya di kerjain maid, Zion memutuskan untuk naik ke lantai dua untuk menemui Andra. Namun, mereka berpapasan ketika Zareena dan Andra dengan Elvano dalam gendongannya turun untuk makan malam.
“Dari mana saja kalian ! Kami menunggu di bawah satu jam dan kalian tidak turun !” ucap Zion emosi. Nafasnya naik turun membuat Elvano ketakutan.
Bocah menggemaskan itu memeluk erat leher Andra. Menyadari ketakutan putranya, Andra meminta mertuanya untuk tidak membahas tentang itu di depan putranya.
“Kita makan malam dulu, baru bicara !” seru Andra.
Zion berdecak kesal. Dia kembali memanggil putri dan istrinya. Dapat Zareena lihat jika kedua orang tuanya hanya menyayangi Belinda. Andra yang menyadari kesedihan istrinya mengelus pundak Zareena dengan lembut lalu mengajaknya untuk ke ruang makan.
‘Kenapa aku merasa, akulah tamu tak diundang itu.. Jadi kamu sangat sakit, Zaree.’