NovelToon NovelToon
Mencintai Anak Bos Mafia

Mencintai Anak Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Romansa Fantasi / Fantasi / Mafia / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:55
Nilai: 5
Nama Author: intan maggie

Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.

Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"def, kalo gua ajak jalan ray, lo cemburu?" tanya ara kepada def.

Mereka sedang di ruang bawah tanah, bisa disebut markas willoza.

"lo suka sama dia?" tanya def.

"demi misi" balas ara.

"oke, gua serahin masalah ray ke lo, gua gak mau berurusan sama tuh orang, lo bisa serahin sisanya ke gua" balas def.

"ara, ku sudah membaca laporan mu tentang ray, terus dekati dia, kemungkinan dia terkait dengan red apple, setidaknya kakaknya yan" ucap evan, ayah def, setelah duduk bergabung.

"dan def jangan posesif terhadap ara kali ini, demi organisasi" tambah evan.

"baik ayah" jawab def mengangguk.

"akhirnya gua bisa bebas dari def, meski sebentar" pikir ara.

"ara, saya butuh informasi mengenai orang tua ray, saudara-saudara nya, dia tinggal bersama siapa, bagaimana hubungan dia dan keluarganya, baik orang tua dan saudara-saudaranya, dimana dia tinggal dan lain sebagainya" ucap lagi evan.

"baik pak evan, saya akan melakukan yang terbaik" balas ara mengangguk.

"ku percayakan tugas ini padamu" balas evan.

"ayah, jika kita berhasil. Menangkap assassin itu, apa yang akan kita lakukan?" tanya def.

"tentu saja membunuhnya, dia banyak menghalangi langkah kita" balas evan.

"saya ada informasi tambahan, kalian sudah dengar tentang pembunuhan yang terjadi tadi pagi jam 3 pagi di jalan mawar? assassin itu turun tangan lagi, sebagai bos pembunuh, harusnya dia bisa meminta bawahannya untuk turun, tapi akhir-akhir ini ia sering menunjukkan dirinya" jelas evan.

"ya saya sudah melihatnya, lagi-lagi dia menggunakan anting yang sama, walau tidak terlihat jelas seperti sebelumnya" balas def.

"kali ini korbannya 3 orang dan dia sendiri, sungguh monster" sahut ara.

"ya, kalian berhati-hati lah, jangan sampai siapapun curiga, dekati ray perlahan agar terlihat natural, jika perlu, buatlah seakan-akan kalian bertengkar dan ara buat alasan kenapa kalian bertengkar, kemudian ceritakan pada ray, mungkin jika bercerita kepadanya, bisa membuat dirinya juga terbuka kepada mu, jika gagal dan ketahuan, lalu mereka benar-benar berhubungan dengan red apple, nyawa kalian menjadi taruhannya" jelas evan.

"baiklah kami akan berhati-hati" balas ara.

"saya akan mencoba menelpon ray sekarang" ucap ara dan menelpon nya.

"hai rai" ucap ara di telpon.

"ohh ara, maaf ini yan, ray sedang keluar dan tidak membawa ponselnya" balas kak yan.

"ohh begitu" balas ara dengan nada sedih.

"ada apa?" tanya yan.

"tidak apa, hanya ingin bicara dengannya" balas ara.

"baiklah, akan ku sampaikan saat ia kembali nanti" balas yan.

"iya, terima kasih ka yan" balas ara.

telepon langsung dimatikan oleh yan setelah menjawab "sama-sama".

"orang bodoh mana yang tidak membawa ponselnya saat pergi keluar" seru ara.

"kenapa kalian tidak pergi mengunjungi bar di basement itu lagi, sekarang sedang malam minggu, mungkin ramai dan bisa mendapatkan lebih banyak informasi" evan memberi saran.

"ayo kita pergi kesana" ucap def, kemudian berdiri, diikuti ara.

Sampai disana, tidak ada kak yan. Lagi-lagi mereka hanya bergabung ke kumpulan random cukup lama.

Tidak ada cerita apapun, orang-orang disana hanya bersenang-senang.

"def" panggil ara dengan menatap seseorang yang menggunakan jaket navy dan menggunakan tudungnya.

Ia duduk di sudut bar, di sebuah meja kecil untuk 4 orang, dia duduk berdua, satu orang lagi menggunakan jas rapi dengan sebuah koper.

Mereka sambil meminum wine dari gelas kecil.

"aku akan kesana" balas def.

"heyy kalian mau kemana? Disini lebih menyenangkan" seseorang tak dikenal menarik tangan def, membuatnya duduk kembali.

"apa kau kenal orang itu?" tanya def kepada seseorang yang menariknya.

"jangan dekati dia jika masih ingin hidup" hanya begitu balasnya, sebelum ia kembali bersenang-senang.

Tak lama, pria misterius itu berdiri, def berdiri lagi dan ingin mendekatinya, pria yang tadi menghalangi nya, kali ini tidak menghalanginya, ia hanya terus bersenang-senang.

ia berjalan melewati banyak orang, berusaha mencapai orang itu.

"apa yang sedang kalian lakukan? .. Lagi?" tanya seseorang dari belakang ara dan def, membuat mereka berdua berbalik.

"ray?" tanya ara.

"ya?" balas ray singkat.

"oh ara, def kita bertemu lagi" sapa kak yan yang baru saja tiba sambil merangkul ray dan tangan satunya membentuk pis.

"oiya ray, tadi ara menelpon mu, niatnya ingin ku sampaikan saat kita di apart nanti" tambah yan.

"ohh, ada apa?" tanya ray ke ara.

"hmmm.. Lihatlah dia sampai menghampiri mu kesini ahahaha" sahut yan kemudian tertawa.

"kita bicara diluar saja, disini terlalu bising" sahut ka yan.

"ya benar, juga bau alkohol" sahut ray.

ray dan yan berbalik dan berjalan keluar diskotik, memang diluar diskotik ini ada beberapa tempat makan juga.

Ara dan def menengok ke belakang, pria misterius tadi sudah tidak ada.

Mau tak mau, mereka mengikuti ray dan yan keluar diskotik, dan duduk disebuah tempat makan di luar diskotik, walau masih terdengar suara dari diskotik itu, tapi tidak sebising di dalam.

Ku lihat anting yang dipakai ray berubah lagi, sekarang berbentuk kerucut, dengan runcing dibawah.

"jadi kenapa tadi menelpon ku?" tanya ray lagi saat sudah duduk.

"ku harus jawab apa, tidak mungkin ku bilang bertengkar dengan def sekarang, sedangkan aku pergi kesini bersamanya" pikir ara.

"hanya ingin berbicara dengan mu, entah kenapa" balas ara.

"ahahah bukankah ray suka membuat mu kesal?" tanya yan setelah tertawa.

"entahlah, gua juga bingung" balas ara menunduk malu.

"ahaha kenapa para wanita suka sekali begitu, beberapa wanita juga begitu kepada ku" lagi-lagi yan tertawa.

"ray" panggil seorang paruh baya yang berada di belakang ray, wajah ray dan yan cukup kaget saat menengok ke arahnya.

"ayah" ucap ray.

ara dan def saling bertatap.

"sedang apa disini ray?" tanya pria paruh baya itu.

"ohh, bertemu teman sekolah ku" jawab ray yang terlihat gugup sambil menunjuk ke arah ara dan def.

"berapa umur kalian?" tanya pria paruh baya itu, dilihat saja pria ini sangat mengintimidasi.

"enam belas" jawab def berusaha tenang.

"kalian masih dibawah umur untuk kesini bukan, kau juga ray" ucap pria paruh baya itu.

"maaf ayah, ray akan akan pulang sekarang" balas ray.

"maaf gaes, kita bertemu ditempat lain, lain waktu" ucap ray lagi ke arah ara dan def.

"kita juga pamit pulang om, kak yan, ray" sahut def, kemudian berdiri, ara mengikuti, mereka sedikit membungkuk kemudian pergi.

Tapi tidak benar-benar pergi, mereka mengumpat dibalik tembok, untuk tahu apa yang selanjutnya terjadi.

"sudah berapa kali ku bilang, kamu tidak boleh kesini" ucap pria paruh baya itu terhadap ray.

"maaf, itu salah yan, yan yang mengajaknya kesini, yan yang bertanggung jawab" sahut yan.

"seharusnya dia bisa menolak" balas ayahnya lagi menatap ray.

"maaf ayah, ray sedikit kesepian jika harus di apart sendiri" balas ray.

"baiklah ayo pulang bersama ayah sekarang" ajak ayahnya dengan nada mulai melembut.

"iya" balas ray menurut.

"yan, jangan pulang terlalu malam" ucap sang ayah kepada yan setelah merangkul ray.

"baik" balas yan singkat.

Ara dan def melaporkan kejadian malam itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!