Elara Vienne menyadari dirinya masuk ke dalam novel yang baru-baru ini ia baca. Tapi kenapa justru menjadi tokoh antagonis sampingan? Tokoh yang bahkan tidak bertahan lebih dari lima bab dalam cerita.
Tokoh antagonis ini benar-benar menyedihkan—tidak diakui oleh keluarga aslinya, dibenci oleh netizen, dan bahkan pacarnya direbut oleh sang putri asli.
Ketika bangun dia bahkan sudah kehilangan kesuciannya, sungguh Elara sangat terkejut. tapi kenapa laki-laki ini begitu mencintainya?
Let’s start the story.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly-Ra?, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Kenapa kalian mengikuti kita?" Tanya Elara dengan raut wajah bingung, menatap Keenan dan Alira bolak-balik, terlihat Keenan merasa kikuk menatap Elara. Sepertinya dia merasa malu dengan kejadian yang baru saja tadi.
Dengan sedikit menarik napas panjang, "Elara, aku sebagai kakaknya Daffa minta maaf sama kamu. kejadian tadi —"
Elara mengangkat satu telapak tangannya, membuat ucapan Keenan terpotong, "Gak usah minta maaf kak, kamu gak salah. Yang salah anak itu."
Mendengar penuturan tersebut dari Elara, Keenan menghela nafasnya lega. Yah setidaknya wanita didepannya tidak membenci dirinya, itu sudah cukup. "Baguslah kalau kamu berpikir seperti itu, anak itu memang bodoh dalam menilai orang."
Alira tersenyum sinis melihat Keenan yang tampak lega, "Gimana panik gak? Adikmu emang pembawa masalah banget ya kalau masalah beginian."
Mulut Keenan berkedut mendengar perkataan tajam Alira, dia tidak menjawab tapi mengangkat kedua tangannya, mencubit pipi Alira dengan gemas, membuat perempuan itu kesakitan.
"Aww sakit Keenan! Ngapain kamu cubit-cubit aku sih!" Alira segera menepis kedua tangan Keenan dengan kesal, dia menatap tajam kearah laki-laki itu dan mengusap kedua pipinya yang memerah.
Keenan terkekeh melihat ekspresi kesal Alira, "Lagian mulutnya berisik banget, asal ceplas-ceplos. Makanya aku cubit pipi kamu biar diem," ujar Keenan dengan begitu santainya.
Bagaikan ekor kucing yang terinjak, Alira langsung meledak mendengar alasan dari Keenan, "Sialan kamu! Berani-beraninya bilang aku ceplas-ceplos, lihat gimana aku memberimu pelajaran!"
Melihat Alira yang akan menghajarnya, Keenan langsung lari menghindari amukan Alira. Dan gadis itu mendengus tidak puas, lalu mengejar Keenan dengan marah. Aksi kejar-kejaran pun terjadi diantara mereka. Membuat penonton tercengang.
"Ini ... Sial kok romantis?"
"BERANINYA KEENAN MENCUBIT PIPI DEWIKU, AKHHH aku aja gak pernah!"
"Huh akhirnya episode tidak menyenangkan tadi terlewatkan, aku hampir tidak ingin menonton siaran ini lagi."
"AYO DEWI KEJAR KEENAN, HAJAR DIA!"
"Ukhh, idolaku terlihat seperti pengganggu untuk Alira. Apa cuman aku doang yang ngerasain?"
"KYAAA, MEREKA TERLIHAT SANGAT COCOK BUKAN?"
"CP KEENAN×ALIRA."
Elara tertawa melihat tingkah Keenan dan Alira, memang seperti kucing dan anjing. Terlihat tidak akur dimana-mana, tapi Elara menghela nafas lega karena mereka meredakan suasana yang tegang di program ini. Memang senior dalam industri hiburan. pandai membaca situasi.
"Ayo buat teh susunya, nanti sisain dua untuk Keenan dan Alira," ujar Elara kepada Arkan. Membuat laki-laki itu mengangguk patuh, menerima semua pengaturan istrinya.
Detik itu juga kejadian pertengkaran Elara dan Ayla menjadi trending topik di internet, banyak penggemar Ayla yang kecewa setelah mengetahui hal tersebut, dan ada juga kelompok setia yang membelanya. Akun Elara semakin bertambah followers, dan banyak menjadi penggemarnya.
Dua kelompok menyelesaikan misi mereka dengan baik, dengan pasangan Elara dan Arkan yang mendapatkan uang tertinggi, Alira dan Keenan yang kedua. Terakhir Daffa dan Ayla.
**
"Bagaimana bisa dia sampai seperti ini? Itu yang kamu ajarin ke dia?" tanya Ravindra Adikara dengan tajam, menatap marah kearah istrinya.
Berita tentang Ayla begitu merajalela di internet, sebagai keluarganya mereka juga terkena dampaknya. investor mulai menarik saham mereka! Pendapatan perusahaan jadi turun karena hal ini.
Seraphina Maheswari menggelengkan kepalanya, "Gak Pah, aku gak ngajarin Ayla kayak gitu. Aku ngajarin udah bener kok, Ayla aja nurut banget anaknya." ucapnya dengan nada menjelaskan pelan-pelan, jika suaminya sudah marah begini. Dia harus meredakan egonya.
Ravindra memegang keningnya merasa pusing, dia tidak mengira Ayla akan seperti itu, lagipula dimatanya Ayla memang gadis yang baik dan polos. Siapa tau itu hanyalah topeng.
Memikirkan Elara, Ravindra menghela nafasnya, "Sudahlah, jika anak itu sudah pulang. Jangan biarkan dia keluar dari rumah, bikin malu aja."
"Aku juga tidak menyangka anak ini bisa seperti itu, apa ini ajaran dari Nadira?" Seraphina menatap suaminya dengan bingung.
"Jangan bikin tebakan yang enggak-enggak, yang jelas sekarang kita harus hati-hati. Elara kayaknya dekat sama Tuan Arkan, kita gak bisa memprovokasinya." Ravindra menatap istrinya penuh peringatan, lagipula dia paling sering bertengkar dengan Elara semenjak adanya Ayla.
"Aku tahu."
Sebagai keluarga kaya, dia juga paham mana orang yang bisa diprovokasi dan tidak bisa diprovokasi, memikirkan Ayla. Seraphina diam-diam menggigit bibir bawahnya. Dia merasa malu! Karena kejadian tersebut, reputasinya dihadapan Nyonya kaya menjadi jelek.
Seraphina memikirkan sesuatu, jika Ayla harus diajar dengan sangat baik kali ini.
**
"Ini misi rahasia kalian," Sutradara Bayu memberikan setumpuk naskah kepada Elara dan Arkan, karena pasangan ini mendapatkan nilai tertinggi untuk hari ini. Tentu saja sutradara Bayu harus memberikan misinya.
Siapa yang bisa mengira? Setelah pertengkaran Ayla dan Elara, jualan teh susu kelompok tersebut memiliki pembeli yang banyak. Bahkan mereka harus bolak-balik ke Villa untuk memenuhi pesanan yang tiba-tiba menumpuk. Keenan dan Alira juga datang membantu, yah mereka akhirnya memiliki uang tambahan sebagai bonus karena membantu Elara dan Arkan.
"Kenapa misinya berbentuk naskah? Kita harus bermain drama?" tanya Elara dengan terkejut, sembari membaca naskah tersebut dengan cepat.
Sutradara Bayu menganggukkan kepalanya, "Betul, kalian harus melakukan drama yang berada di dalam naskah, jika kalian sudah siap. panggil saja juru kamera untuk merekam adegan. Misi akan berakhir setelah itu."
Keenan, Alira, dan Arkan menatap sutradara Bayu tajam, siapapun tahu kalau Elara tidak memiliki bakat akting. Bahkan penonton memarahi sutradara Bayu.
"Sial misi rahasia macam apa ini? TIDAK ADA HADIAH SAMA SEKALI?"
"Sutradara ini keterlaluan, masa memberi misi seperti ini? Seharusnya dia tahu kalau Elara tidak bisa akting!"
"HUHUHU IDOLAKU DIBULLY OLEH SUTRADARA."
"Sutradara ini memang tidak takut kena masalah, apa dia tidak takut kena amukan Tuan Arkan?"
"Sutradara, KAMU TERLALU LICIK!"
Sutradara Bayu yang mendapati tatapan tajam dari ketiga orang, dia menghela nafas dan berbicara dengan cepat, "Baiklah, jika Elara tidak bisa aku akan—"
"Siapa bilang aku tidak bisa? Aku bisa berakting, sutradara jangan ganti misi ini. Aku bisa menerimanya," Ucap Elara penuh dengan percaya diri.
Dia sudah mendapatkan penghargaan aktris terbaik, julukannya dari penggemar adalah Ratu Film. Mana mungkin dia tidak berani berakting? Akhirnya setelah sekian lama waktu, Elara bisa menunjukkan bakatnya.
"Kamu yakin?" tanya Keenan dengan menatap Elara ragu, lagipula dia pernah mendengar kalau Elara tidak memiliki bakat ini.
Plak!
Alira memukul lengan Keenan dengan keras, membuat laki-laki itu mengerang kesakitan, "Akh! Kenapa kamu memukul lenganku!"
"Jangan menanyakan hal seperti itu! Jika Elara ingin berakting ya berakting saja, kalau aktingnya jelek salahkan sutradara karena memberi misi seperti itu," ujar Alira dengan blak-blakan.
Perkataan Alira membuat sutradara Bayu sedikit tersinggung, tapi memang ini sudah disiapkan dari awal, siapa yang bisa mengira kalau Elara yang memiliki nilai tertinggi? Sutradara Bayu hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak berdaya.
"Jangan takut, aku ada disini." Arkan mengelus kepala Elara secara terang-terangan, dengan senyuman tipis yang menghiasi.
Semenjak kejadian itu, Arkan semakin berani untuk menunjukkan kasih sayangnya kepada Elara. Bahkan para penonton sudah mati rasa untuk terkejut lagi, mereka sudah terbiasa.
Elara tidak menjawab hanya menangapi dengan seulas senyuman, yang membuat Arkan tenang. Karena dia tahu, istrinya pasti bisa melakukannya.
...----------------...