NovelToon NovelToon
Luka

Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Trauma masa lalu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: oland sariyy

Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.

Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bapak?

Naima pulang ke rumah dengan membawa beberapa bungkus makanan untuk ibu dan juga Adik nya.

Malam ini Bu Maryah kembali libur memaksa karena mendapat kan rezeki tak terduga melalui anak nya.

" Mbak beli makanan ini di mana?" tanya Dito yang tidak berhenti memasukkan nasi ke dalam mulut nya.

Rasa makanan ini sangat enak sekali,sama seperti Naima,Dito juga baru pertama kali menikmati makanan enak seperti ini.melihat adik nya makan dengan lahap semakin besar pula semangat Naima untuk sukses, tidak akan dia biar kan lagi Adik nya menahan rasa lapar.jika perlu setiap hari Dito pergi ke restoran rdi ingin kan nya.mata Naima terpejam mengucapkan banyak doa untuk hidup nya di masa depan.

" Bukan Mbak yang beli,tapi Ibu nya teman Mbak.mereka tahu kalau Mbak dapat beasiswa jadi langsung ajak Mbak makan bareng gitu." Ujar Naima menjelaskan membuat Bu Maryah merasa tersentil.

Dia sendiri yang sebagai ibu kandung dari Naima tidak bisa memberikan hadiah kepada putri nya atas apa yang sudah di dapat kan,Bu Maryah mendukung penuh keputusan Naima untuk melanjutkan sekolah nya.tapi untuk urusan hadiah belum sanggup dia kabul kan karena terhimpit masalah ekonomi.

Mau minta uang kepada suami nya juga tidak mungkin,yang ada nanti Naima malah di minta untuk tidak usah menerima beasiswa tersebut.

" Baik banget ya mereka sama Mbak!Kalau ketemu mereka nanti Dito mau bilang terimakasih banyak untuk makan malam ini." ujar Dito sambil nyengir.

Naima tersenyum mengelus kepala adik nya.sesekali melirik ibu nya yang makan dengan pelan di temani sepotong ikan bakar.

" Bu! Ayam sama udang goreng nya juga enak banget loh Buk." Naima hendak memasukkan beberapa udang goreng ke dalam piring ibu nya tetapi langsung di tolak oleh Maryah.

Karena sudah terbiasa makan dengan lauk sedikit,Maryah tidak mau menambah lauk lagi.syukur- syukur masih bisa di makan untuk besok hari supaya Dito tetap bisa makan enak.

Apalagi dia teringat kepada seseorang yang mungkin saja belum makan malam.

" Sudah cukup Nai, nanti sisakan buat Bapak saja! Barangkali Bapak juga belum makan." kata Bu Maryah membuat Dito melirik ke arah Kakak nya.

Jelas saja Naima tidak suka mendengar ibu nya selalu memberikan perhatian lebih kepada Rudi, padahal Rudi sendiri tak pernah ingat kepada mereka bertiga.

Sampai kapan akan terus seperti ini? Kenapa Ibu nya tak berani mengambil sikap tegas?

Tanpa menjawab ucapan dari ibu nya,Naima memasukkan sepotong ayah goreng ke dalam piring Dito,tidak ada penolakan dari Dito,malah adik nya langsung nambah nasi lagi untuk yang kedua kali nya.

" Memang nya Bapak kemana sih Buk? Kenapa sibuk terus?" tanya Naima mencoba mengorek keterangan dari ibu nya

Sepulang dari restoran tadi,Naima sebenarnya sempat melihat keberadaan Bapak nya di sebuah warung bakso dengan seorang wanita yang berada di samping Rudi.Naima hanya bisa memandangi Rudi dari dalam mobil karena tidak berani meminta berhenti kepada Ayah Lara.

Naima Yakin sosok yang di lihat adalah ayah nya, tidak mungkin dia salah orang.meskipun Rudi jarang di rumah dan tidak pernah baik kepada nya,Naima hapal betul postur tubuh, baju yang di pakai Rudi hingga motor Rudi yang terparkir tidak jauh dari tempat duduk Rudi.

" Mungkin ke rumah Bibi mu! Atau nggak duduk sama teman nya." jawab Maryah ambigu dia sendiri juga tidak tahu pasti kemana selama ini suami nya pergi.

Jika bertanya maka Maryah akan mendapatkan kata-kata kasar dari suami nya,demi menjaga kewarasan Maryah memilih diam,yang penting anak-anak nya memiliki sosok seorang Ayah,ya meskipun Rudi tidak pernah menjalankan tanggung jawab nya dengan baik, yang penting Naima dan Dito tetap memiliki ayah di rumah ini.

" Tidak mungkin kan Bapak di rumah Bibi terus, pergi jalan-jalan mungkin." Naima kembali memberi kode namun Maryah tetap cuek.

Entah bagaimana hati Maryah sebenarnya,hanya dia yang tahu.selama ini Naima tidak pernah sekali pun mendapati Ibu nya menangisi Rudi sang Ayah.setiap kali Rudi marah kepada mereka,Maryah selalu sabar dan membawa anak-anaknya masuk ke dalam kamar demi menyelamatkan anak-anak nya dari amukan Rudi yang tidak segan memainkan tangan nya.

" Ibu juga tidak tahu Nak! Biarkan saja mungkin Bapak lelah setelah pulang bekerja." balas Maryah masih tetap membela suami nya.

"Apa Ibu akan tetap setia membela Bapak jika Bapak ternyata...."tidak ada kelanjutan dari ucapan nya,semua mengambang di udara bercampur dengan kekesalan yang menumpuk.

" Bapak Kenapa?" tanya Bu Maryah ingin tahu sementara Dito malah menatap lekat wajah kakak nya.

Naima menyulam rapat bibir nya lalu berdiri membawa sebagian piring kotor untuk di cuci nya.

Wajah lelah dari sang Ibu membuat Naima tidak berani berterus terang tentang apa yang tadi di lihat nya.apalagi hanya dia sendiri yang melihat tanpa ada bukti yang kuat.Ibu nya pasti tidak akan percaya dan terus membela sang Ayah.

" Maksud Mbak tadi apa?" Dito ikut masuk ke kamar mandi dengan membawa dua buah piring kotor di tangan nya.

Naima menggeleng kan kepala pertanda tidak ada maksud apa-apa,sengaja dia menghidupkan air keran supaya adik nya segera pergi dari kamar mandi yang sempit ini.

Malam ini Rudi kembali tidak pulang, rumah tua ini hanya di isi oleh Maryah bersama kedua anak nya.

***

Keesokan pagi nya,Naima lebih awal berangkat dari pada Dito.dia harus segera menyerahkan tugas nya sebelum guru masuk ke dalam kelas.

Jalan ini jarang di lewati oleh Naima karena lumayan jauh jika harus di tempuh dengan berjalan kaki,Naima terpaksa berbelok ke arah ini karena jalan yang lama sedang di perbaiki.

Entah Keberuntungan atau kesialan, Naima tidak tahu nama nya.yang jelas ketika dia melewati sebuah salon kecantikan.Naima melihat sepeda motor bapak nya terparkir di depan teras salon tersebut.

Pintu Salon sedikit terbuka,Naima yang penasaran pura-pura duduk di teras sebelah kanan demi bisa mendengar suara orang yang ada di dalam salon tersebut.

" Nanti sore Mas ke sini lagi,Kamu dandan yang cantik karena Mas mau ngajak Kamu jalan-jalan." suara itu sangat familiar di telinga Naima.

Rudi ayah nya sedang duduk di sebuah sofa sambil memangku seorang wanita cantik dan lebih muda dari ibu nya.Naima juga melihat sendiri bagaimana bapak nya bersikap mesra dan lembut terhadap wanita itu.

Sebuah sikap yang mustahil Rudi tunjukkan kepada Maryah dan anak-anak nya.

" Bapak.." gumam Naima membekap mulutnya.

Wanita muda itu adalah wanita yang kemarin di lihat nya sedang makan bakso bersama Rudi, ternyata di sini Rudi menginap.rambut Rudi masih acak-acakan dan tidak memakai atasan.nampak sekali Rudi baru bangun tidur.

Rudi pulang ke rumah hanya untuk berganti pakaian setelah itu pergi lagi dengan hanya menyisakan baju kotor untuk Maryah.

" Ini uang belanja untuk Kamu hari ini,masak yang enak ya, Mas suka sekali masakan mu." Rudi mengecup pipi Wanita nya dan itu masih bisa di saksikan oleh Naima.

Telinga Naima panas mendengar kata-kata pujian yang di lontarkan Rudi untuk wanita yang belum Naima ketahui nama nya.tidak ada wajah bengis ataupun sifat arogan.yang di pancarkan hanya kehangatan dan sifat penyayang.

Dada Naima bergemuruh hebat.seketika kepala nya berdenyut nyeri.dunia nya benar-benar gelap.

Sungguh pandai Rudi bersilat lidah tanpa takut yang nama nya dosa.anak istri nya makan seadanya.Rudi malah menafkahi wanita lain.

Pantasan saja selama ini Rudi kekurangan uang, ternyata di gunakan untuk menghidupi wanita nya.

Tidak kah Rudi merasa kasihan kepada istri dan anak-anaknya di rumah yang kadang makan dengan layak kadang tidak.

Naima terus menerus mencaci maki tingkah orang yang ada di dalam rumah tersebut.

" Bapak!Dasar tidak punya hati."

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar ya guys,like setiap bab yang kalian baca,dan bantu rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ nya ya..

1
ChikoRamadani
siapa yang menolong naima??? apa dokter bagas???
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
oland sariyy: perlu di kutuk kayak nya si Rudi ini ya kakak 😁😁
total 1 replies
oland sariyy
selamat membaca teman-teman semua nya.jangan lupa.tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya
ChikoRamadani
kira" apa yang dilakukan naima yah ??? jadi penasaran 🤔
lanjut dong thor
oland sariyy: tunggu di bab berikutnya kakak 😁😁
total 1 replies
ChikoRamadani
Mereka selalu diuji mulai dari tidak diberikan kasih sayang seorang ayah, tidak diberi nafkah dan saat mereka dalam situasi terpuruk pun ayahnya tidak peduli sama sekali...
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...


sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
ChikoRamadani
lanjut kakk,,
oland sariyy: siap kak
total 1 replies
oland sariyy
terimakasih sudah setia di cerita terbaru author,maaf kalau agak lama update nya kakak, author lagi kurang fit 🙏🙏
ChikoRamadani
Sedih banget loh jadi mereka, tidak diberikan kasihsayang sama sekali... hanya luka dan trauma yang diberikan oleh pak rudi...
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
ChikoRamadani
miris banget lihat keadaan mereka, apalagi pak rudi tidak ada rasa peduli kepada keluarganya sendiri. mana kakak pak rudi merendahkan bu maryah bilangin miskin dan banyak hutang eh gak sadar dia adiknya saja tidak pernah memberikan nafkah untuk keluarganya malahan bu maryah yang berjuang keras untuk membiayai kehidupan anaknya...
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...
oland sariyy: hai kakak terimakasih sudah mampir di karya terbaru author 😊🙏
total 1 replies
oland sariyy
Hai semua nya selamat datang di karya terbaru author 😊😊😊🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!