Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Seno mengulurkan tangan nya untuk menangkup pipi Yuka. "Apa kamu lagi gak enak badan?".
Yuka menyentuh tangan Seno yang ada di pipi nya, kemudian menarik tangan itu lalu menyingkirkan nya dari pipi Yuka. " Aku mau ketemu Mas Artha." mohon Yuka dengan mata sendu.
"Akhir nya obat perangsang itu bereaksi juga". Batin Seno.
Seno sengaja meminta asisten pribadi nya untuk memasukan obat perangsang di orange juice Yuka. Bodoh nya Yuka tidak menyadari hal itu karena memang tidak ada rasa aneh di minuman nya. Keringat dingin mulai membasahi pelipis Yuka. Seno yakin jika darah kewanitaan Yuka kini sedang berapi api.
" Yuka, apa kamu lupa kalau sekarang Artha lagi di luar kota?"
Yuka mendengus frustasi, dia lupa jika Artha sedang berada jauh dari nya. Yuka merasa semakin sulit untuk bisa mengontrol respon tubuh nya yang meminta agar segera di sentuh untuk mendapatkan kepuasan. Yuka tiba tiba menyadari sesuatu, kemudian menyambar gelas orange juice yang telah kosong. Yuka mengamati gelas itu lekat lekat.
Indra penglihatan Yuka kemudian memandang Seno penuh curiga. "Apa yang kamu masukan ke dalam minuman ku?"
Seno berkedip cepat lalu menggelengkan kepala mengaku tidak tahu apa apa. "Apa maksud mu Yuka?"
"Jangan bohong, Mas! " suara Yuka naik satu oktaf. "Apa kamu sengaja memasukan obat perangsang?"
Sebelum mendapatkan jawaban dari Seno, Yuka buru buru bangkit lalu berlari menuju pintu. Tangan nya gemetar saat pintu itu tidak bisa di buka, Yuka berusaha terus menarik nya, tetapi pintu itu masih tertutup rapat.
"Buka pintu nya sekarang juga!"
Seno memandang Yuka penuh seringai. Dia pun bangkit dari duduk nya lalu berjalan menghampiri Yuka dengan senyum penuh kemenangan. "Yuka Yuka, kamu tahu sendiri kalau aku akan melakukan apapun untuk bisa mendapat apa yang aku ingin kan."
Sebenar nya Seno sudah menugaskan asisten pribadi nya untuk mengunci pintu dari luar begitu Seno dan Yuka masuk tadi.
"Jangan mendekat, brengsek! " larang Yuka, yang masih berusaha mati matian untuk membuka pintu itu.
Seno menyentuh kedua pundak Yuka. "Aku tahu kamu pasti tidak akan menyerah Yuka. Jadi lakukan sebisa mu untuk berusaha membuka pintu itu."
Yuka yang mendengar kalimat Seno pun akhir nya berhenti, setelah tindakan nya membuka pintu itu sia sia. Selain itu, Yuka sudah tidak mampu lagi menahan respon tubuh nya yang semakin menggebu gebu. Yuka masih membelakangi Seno, dia bingung harus melakukan apa, karena untuk saat ini bisa keluar dari jebakan Seno itu hal yang sangat mustahil.
Tanpa Yuka sadari, air mat nya kini mengalir di pipi nya, Yuka melepaskan gagang pintu begitu saja, menunduk dalam dalam.
Dengan lembut Seno memutar tubuh Yuka, mengangkat dagu wanita itu agar menatap lurus mata nya, kemudian mengusap cairan di pipi Yuka.
Yuka menatap Seni dengan mata berair nya. "Mas Seno, Yuka mohon antarkan Yuka pulang sekarang juga."
Seno memegang pipi Yuka. "Aku janji akan memuaskan mu Yuka."
Yuka kembali menggeleng, air mata nya tidak bisa dipaksa untuk berhenti keluar. "Semua ini salah, Mas. Sampai kapan aku harus mengingatkan mu kalau aku ini bukan lagi pacar mu, tapi adik ipar mu." Yuka ingin menepis tangan Seno dari wajah nya, tetapi tiba tiba Seno justru langsung meraup bibir ranum wanita itu.
Yuka ingin memberontak, tetapi aksi Seni semakin brutal. Seno memojokan Yuka ke pintu lalu menghimpit nya, mengunci dua tangan Yuka ke atas, menikmati bibir Yuka tanpa henti.
Seno menjeda aksi nya sebentar. "Kamu harus tahu kalau aku masih sangat mencintai mu Yuka. Aku akan merebut mu dari Artha."
"Itu tidak akan terjadi, karena aku sangat mencintai Mas Artha! " ketus Yuka dengan sorot mata tajam.
Seno tertawa meremehkan. "cepat atau lambat kamu akan menjadi miliku, Yuka." setelah mengatakan itu Seno kembali melanjutkan aksi liar nya, meraup bibir Yuka kemudian melumat nya tanpa ampun.
Berkali kali Yuka berusaha mengatupkan bibir nya, berkali kali pula benteng pertahanan nya hancur. Seno dengan sangat lincah menaklukan tubuh Yuka, apalagi dengan kondisi Yuka yang saat ini tidak bisa menguasai diri nya akibat pengaruh obat perangsang.
Yuka membalas aksi pergulatan bibir yang di pimpin oleh Seno.
Menyadari Yuka mulai membalas lumatan bibir nya. Seno kembali menjeda aksi nya lagi, sekedar menatap Yuka dengan senyum penuh kemenangan. "Aku tahu kamu masih sangat mencintai ku, sayang." ungkap Seno penuh percaya diri.
Kehangatan pun berlanjut. Seno menuruni leher Yuka dengan kecupan kecupan yang menggelikan, membuat Yuka menggeliat ke kanan dan ke kiri.
Dengan satu tangan, Seno mulai melepas kancing kemeja Yuka, tetapi gerakan nya terhenti saat menyadari dua kancing teratas kemeja Yuka sudah terlepas. "Apa kamu sudah bersiap melayani ku Yuka? Kamu memang selalu menakjubkan."
Yuka membuang muka. Enggan menanggapi pujian Seno karena tidak mungkin Yuka mengatakan jika kancing kemeja nya lepas karena ulah dari sang mertua.
Seno mulai menyusuri belahan dada Yuka, menggenggam dua gunung milik sang wanita hingga membuat nya sesekali memekik bahkan menjerit.
Seno melepaskan tangan Yuka yang sedari tadi di kunci nya diatas kepala. Yuka menghela nafas lega setelah tangan nya bisa bebas bergerak lagi.
Secepat kilat, Seno mulai melepaskan jas nya, membuang nya seperti barang yang tak bernilai apa apa, kemudian dengan terampil melepaskan kancing kemeja nya, menampilkan dada nya yang kini sudah polos.
Seno melorotkan celana berikut dengan dalaman nya dengan cepat, kain itu tidak terlepas sempurna melainkan masih teronggok di betis nya. Pria yang merupakan kakak dari suami Yuka itu kemudian menyingkap rok selutut milik Yuka lalu menurunkan kain segitiga Yuka, membiarkan nya bertengger di lutut.
Seno mengangkat satu kaki Yuka. Dalam sekali hentakan, Seno memasukan pusaka nya yang sudah menegang ke dalam bagian bawah milik Yuka yang sudah berkedut sejak obat perangsang tadi bereaksi.
"Aahhh, Mas Seno..." pekik Yuka sontak melingkarkan tangan nya ke leher sang kakak ipar.
Nafsu Seno yang telah sekian lama terpendam itu akhir nya bisa tersalurkan. Seno bergerak maju mundur secara membabi buta membuat wanita dalam pelukan nya mendesah dengan sangat merdu di telinga nya.
"Mas Seno, jam istirahat kantor kurang lima menit lagi. Sebaik nya kita hentikan semua ini dan kembali ke kantor." tutur Yuka setelah tanpa sengaja mata nya melirik jarum pendek jam di dinding. Yuka mengatakan kalimat itu dengan susah payah karena suara desahan nya sama sekali yak bisa di tahan.
Seno tak menggubris perkataan Yuka, dia terus melanjutkan kegiatan nya dan semakin mempercepat gerakan maju mundur nya itu.