TOLONG DI PERSIAPKAN MENTAL UNTUK MEMBACA CERITA INI YA KAWAN KAWAN...
Cerita ini menceritakan tentang Rere yang berumur 17 tahun mengalami kekerasan dan penculikan secara brutal, konflik hebat dan berat.
.....
Semilir angin sejuk dirasakan Rere ketika mobil sudah berjalan. Dia sama sekali tidak bisa mencerna semua kejadian 10 menit yang lalu. Tamparan Ben di pipinya sekarang terasa panas, namun entah kenapa rasa itu sekarang menghangatkan hatinya. Perilaku Ben yang kasar sekaligus lembut tadi benar-benar menggugahnya. Rere juga tidak bisa memutar otaknya untuk bertindak lebih lanjut. Rasa luar biasa lelah menggerogoti tubuhnya sekarang. Kedua kelopak matanya yang indah itu sekarang terasa berkilo-kilo beratnya. Rere memejamkan mata mencoba mempelajari apa yang sekarang dirasakannya dalam hati. Dia bahkan sempat merasakan Ben membelai rambutnya sambil berbisik “I’m really sorry Re…” sebelum dia terlelap tertidur terbawa alam bawah sadarnya untuk mengistirahatkan hati dan tubuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MegaHerdian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Konflik berat
"Kita ke dokter dulu ya Re… kamu harus periksa luka kamu…"Albie menyarankan Rere untuk memeriksakan lukanya dahulu, di lihat dari luar lukanya sudah mulai lebam keunguan.
"Apanya yang sakit?" tanya Albie kembali.
"Tadi perut aku sakit banget, but it’s ok now tapi My leg killing me right now… gak tau, mungkin patah atau apa… hidung aku juga gak jelas patah atau enggak nya" jawab Rere.
Hal ini melegakan Albie. Menandakan dengan menjawab itu berarti Rere sudah tenang dan tidak marah kepadanya.
"Kok kamu bisa datang ke sini??" Tanya Rere tiba-tiba ditengah-tengah perjalanan mereka.
"Aku emang belum niat pulang… suntuk banget abisnya. Tadi pulang sekolah aku sengaja tunggu kamu di kios samping sekolah. Aku masih liat mobil kamu di parkiran… jadi aku tungguin aja sambil ngobrol sama si Gondrong yang jaga kios"
"Trus, kok bisa masuk ke dalam kan ke kunci…?" Selidik Rere tiba-tiba.
"Aku manjat tembok…Aku emang niat belum pulang dulu sebelum liat kamu pulang trus selamat sampe rumah. Aku pikir kamu ada tugas penting di sekolah sampe lama belum pulang. Kirain juga kamu lagi ngerjain apa di Lab biologi atau di lab komputer gitu"
"Sampe aku denger ada yang gedor-gedor gerbang trus denger kamu teriak minta tolong" Albie menceritakan kejadian tadi siang yang membuat Rere mengangguk kan kepalanya pelan, pertanda mengerti.
"Tapi si Gondrong bilang itu cuma halusinasi aku aja karena aku kelewat khawatir and tergila-gila ama kamu" Mungkin terkesan lebay tapi setelah apa yang terjadi Rere mendengar itu seraya bersyukur, Albie masih mau menerima dirinya.
"Jadi aku ngecek sendiri ke sekolah, aku liat kamu udah mulai di tindihin sama si bangsat itu… jadi otak udah gak mikir panjang langsung aku manjat tembok" Gerutu Albie ketika mengingat bagaimana gadis impiannya di perlakukan oleh Ben dan teman-temannya.
Rere sendiri tidak tahu harus berbuat apa. Dia sungguh takjub mendengar bahwa Albie setiap hari selalu memastikannya selamat sampai rumah sebelum dia sendiri pulang ke rumahnya. Entah apa yang akan terjadi kalau Albie tidak datang pada saat itu. Mengulur waktu sebelum Ben dan kawan-kawan memperkosanya? Toh akhirnya dia juga diperkosa beramai-ramai.
Tetapi setidaknya dia memberikan sesuatu yang berharga miliknya kepada orang yang disayanginya. Dan perasaan lega ketika dia mengetahui bahwa bukan Albie yang menjebaknya. Tetapi siapa? Ika? Tetapi kenapa Ika bisa setega itu? Salah apa dia sama Ika?.
Sesaat dia memikirkan bagaimana persahabatannya dengan Lola. Mungkin sekarang saatnya dia mengesampingkan persahabatan dan mulai mengutamakan perasaan hatinya. Mungkinkah?.
Di satu sisi Rere memikirkan Lola, tapi... Ada hal yang menganggu pikirannya dan semoga saja ini hanya pikirannya saja.
Sumpah demi apapun Rere tidak akan pernah bisa memaafkan jika semua ini ada sangkut pautnya dengan Lola!? Dan hanya karena seorang lelaki bernama Albie, mau Ika atau siapapun yang menjebak dan merencanakan ini semua, sungguh GILA!.
Mungkin sugesti nya saat ini adalah Rere dijebak temannya Ika sehingga dia perkosa oleh empat pemuda berseragam putih abu-abu (tidak tahu dari sekolah mana) Ben, Zack, Sam dan Dave. Dengan segala perlawanannya, Rere berusaha untuk menyelamatkan diri sehingga menyebabkan beberapa luka di sekujur tubuhnya.
Albie laki-laki yang disukainya ternyata juga disukai sahabatnya. Datang menolong pada saat Rere betul-betul tidak berkutik lagi. Tetapi akhirnya pemerkosaan terus berlangsung dengan Albie memetik keperawanan Rere lebih dahulu.
"Pak Somad masih pingsan… tapi aku pikir besok dia udah sadar" kata Albie tiba-tiba membuyarkan lamunan Rere.
"Oo" seru Rere sekenanya, dia jadi teringat bahwa pak Somad memang tak sadarkan diri ketika dia meminta pertolongannya.
Honda Jazz Rere meluncur ke kawasan perumahan di daerah Bintaro. Rere tahu itu adalah jalan menuju rumah Albie. Tiba di sana Albie memarkirkan mobilnya di depan rumah.
"kamu tunggu sini ya Re, aku ganti baju dulu" katanya sambil melirik sepotong bahan yang melilit di pinggangnya.
"Abis itu aku anterin kamu ke dokter" Rere mengangguk pelan sebelum turun Albie mengusap pucuk kepala Rere, rambut lurusnya yang berantakan dan wajah cantiknya yang penuh luka membuat Albie menggigit bibir bawahnya saat mengingat apa yang telah terjadi.
"Tunggu di sini ya" Ucap Albie lagi memastikan.
Rere memperhatikan kompleks di perumahan tersebut memang sangat sunyi. Dia tahu Albie memang tinggal sendiri di rumahnya, seorang anak tunggal yang ditinggal kerja kedua orangtuanya di luar kota. Rumah Albie besar, tetapi sedikit tak terurus. Banyak rumput liar tumbuh lebih panjang di sekitar halaman depan rumahnya. 3 menit kemudian Albie muncul dari dalam rumah mengenakan pakaian lengkap. Jeans biru dan kaus denim warna merah ditutupi jacket jeans berwarna cream.
Mereka pun langsung meluncur kembali ke jalan besar. Albie membelokkan mobil tepat ketika Rere melihat gedung sedang yang berplang tertulis "Klinik 24 jam".
Rere menelan ludahnya kasar, sebenarnya dia takut. Dia takut orang-orang akan beranggapan yang seperti terlihat nya.
Wajah dan tubuhnya penuh luka dan bahkan rambut panjang lurusnya berantakan.
Rere menatap dirinya di pantulan cermin, begitu banyak pertanyaan di dalam dirinya, wajahnya yang selalu ceria dan penuh dengan kebahagiaan kini berubah dalam seketika.
Tangan Albie menggenggam erat tangannya, terlihat dia tersenyum manis ke arahnya, tangan satunya mengusap halus punggung tubuh nya.
"It's oke Re, ada aku.." Albie merasakan kegelisahan dan ketakutan yang sangat kentara di wajah Rere, dia bisa melihat begitu banyak pertanyaan di dalam kepalanya, wajahnya terlihat murung dan bingung tidak seperti biasanya.
Wajah cantik dan cerianya yang selalu dia idam idamkan, tubuh putih tinggi jenjangnya yang selalu menarik perhatian nya.
Albie menarik dagu Rere untuk menatap ke arahnya, seketika kedua mata mereka bertemu.
"Seperti kata aku tadi Re..aku bakal tanggung jawab, aku janji" Albie kembali mengulangi ucapan nya.
"Aku takut bie...gimana kalo dokter tau apa yang terjadi.. Dan gimana kalo dokter nyuruh aku telpon orang tuaku bie" Rere menggigit bibir bawahnya perasaan takutnya semakin menjadi.
Rere tidak mau orang tuanya tau apa yang telah terjadi padanya, mengingat dia adalah anak tunggal dan harapan kedua orangtuanya.
Kejadian yang memilukan dan bahkan tak pernah terpikirkan oleh nya datang dan menghancurkan segala nya..hidupnya dan bahkan masa depannya.
Kehadiran Albie pun membuat Rere gundah, Walaupun Albie akan bertanggung jawab tapi bagaimana dengan masa depan dan bagaimana jika Albie mulai bosan akan dirinya dan bagaimana dengan nasibnya nanti..
Hebatt bgt km thor..sehari 2x ..
aq ma suami sminggu 2x atau kadang sminggu 1x..sama2 repot,sama2 pasif mainnya,kpn2 bagi tips ya thor hehehehe
gmn baiknya tuh 2 bocah deh thorr..tinggal urus sj..aq sediain sesaji sama like yg bnyk dehhh
thooor bikin rere bahagia kasian