Seorang mafia yang kejam dan dingin menemukan dua bayi kembar yang cantik di dalam dus yang di letakkan di tempat sampah. Mafia itu merasa iba dan merawat mereka. Kadang dia kesal, lelah dan ingin rasanya melempar mereka ke belahan dunia lain. Itu karena mereka tumbuh menjadi anak yang jail, aktif dan cerewet, selalu menganggu kesenangan dan pekerjaannya. Namun, dia sudah sangat sayang pada mereka. Mereka juga meminta mami sampai nekat kabur karena tidak diberikan mami. Dalam perjalanan kaburnya, ada seorang wanita menolong mereka.
Wanita yang cantik dan cocok untuk menjadi mami mereka. Bagaimana usaha mereka untuk menjadikan wanita itu mami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.14
Jasmin, pulang ke rumah. Dia sengaja ingin menemui Kakaknya William. Dia ingin meminta bantuan William untuk mendekati Anita, agar Anita menjauhi Alkana.
Jasmin langsung masuk ke kamar Willi. "Kak! Aku mau minta tolong," seru Jasmin pada Willi ya g sedang rebahan di tempat tidur. Dia malas ke kantor lagi, jadilah dia pulang. Biarlah ada orang kepercayaannya yang akan mengurus bisnisnya.
"Kamu ini kebiasaan, baru masuk udah merengek!" Willi bangun dan duduk di atas tempat tidur.
"Aku yakin Kakak suka, ceweknya cantik, lugu, juga muka-muka imut gitu."
"Maksudnya apa? Kakak tidak mengerti?"
"Ini, coba lihat! Bagaimana menurut Kakak?"
Willi melihat foto di ponsel Jasmin. "Wanita ini, dia 'kan wanita yang sedang aku cari," pikir Willi. Dia tersenyum.
"Bagaimana Kak? Cantik, kan?"
"Iya, cantik. Terus, maksudnya apa ngasih tahu, foto ini?"
"Maksud Jasmin, Kakak dekati dia. Buat dia klepek-klepek sama Kak Willi. Kakak mau apain terserah Kakak."
"Memangnya, siapa wanita ini?" tanya Willi.
"Dia adalah inceran anak-anak untuk di Jadikan Mami mereka alias istri Alkana."
"Oh, begitu rupanya. Sepertinya ini akan semakin menarik. Aku akan mendekatinya."
"Bagus! Ini adalah bio datanya. Makasih Kak." Jasmin pergi keluar kamar.
"Aku melakukan ini bukan untukmu, adikku sayang. Namun, untuk diriku sendiri." Willi menyeringai.
***
Si kembar sudah sampai rumah, mereka langsung pergi ke kamarnya. Sepertinya hati mereka sedang tidak baik.
Alkana terpaksa pulang untuk membuat si kembar tenang. Dia tidak ingin si kembar dalam keadaan sedih. Alkana pergi ke kamar Dhara dan Dhira.
"Sayang boleh Papi masuk?" tanya Alkana di depan pintu.
"Masuk aja Pi." Alkana masuk ke dalam setelah mendapat izin.
"Ada apa dengan anak Papi?"
"Papi apakah harapan kami terlalu tinggi?" tanya Dhara.
"Kami hanya ingin punya Mami," Ucap Dhira.
"Tidak justru bagus jika kalian mempunyai harapan dan mimpi"
"Tetapi percuma jika harapan kami tidak akan terwujud."
"Kata siapa tidak akan terwujud? Asal kalian berusaha insyaallah harapan dan mimpi kalian akan terwujud."
"Tidak Pi, Kak Nita sudah menolak itu berarti harapan kami, untuk Kak Nita menjadi Mami kami tidak akan terwujud."
"Apakah dia bilang tidak?"
"Dia hanya bilang jodoh itu sudah di atur, jika jodoh bagaimana pun caranya mereka pasti akan bersatu. Jika bukan jodoh walau pun berusaha disatukan tidak akan pernah bersatu," ucap Dhara.
"Nah itu, kalian tahu jawabannya," celetuk Alkana.
"Jawaban apa Pi?" tanya Dhira.
"Jodoh itu rahasia Tuhan. Berarti Papi dan Kak Nita bisa jodoh atau bukan?" ucap Alkana.
"Selama belum ada yang menikah, berarti bisa saja Papi adalah jodoh dari Kak Nita. Yang perlu kita lakukan adalah meminta pada Tuhan agar Kak Nita menjadi Jodoh Pap," lanjut Alkana.
"Semakin banyak berdoa, semakin besar kemungkinan terkabul. Tapi ingat jika tidak terkabul kalian jangan marah atau sedih. Semua sudah di atur yang terbaik ya." Alkana hanya tidak ingin mereka sedih.
"Iya Pi, jadi benar masih ada harapan?" tanya Dhara.
"Iya."
"Alhamdulillah."
Alkana berbincang panjang lebar dengan si kembar.
***
Dua hari berlalu Willi mulai mendekati Anita. Dia mendatangi restoran tempat Anita bekerja.
Willi makan siang di sana.
"Selamat siang Tuan, ini daftar menunya.
Silahkan pesan Tuan."
"Kamu yang waktu itu saya serempet 'kan? Bagaimana keadaan kamu sekarang?"
"Saya baik-baik saja Tuan." Anita ingat pria ini dia yang waktu itu tidak sengaja menyerempetnya.
"Maaf, ya waktu itu saya pergi. Karena sedang terburu-buru," ucap Willi.
"Iya Tuan."
"Jadi kamu bekerja di sini?" tanya Willi.
"Iya."
"Bagaimana jika sebagai permintaan maaf saya traktir kamu makan malam. Nanti sepulang kerja kamu akan saya jemput."
"Tidak usah Tuan."
"Saya memaksa, ayolah! Agar hati saya tenang dan tidak terus-terusan merasa bersalah."
Anita menimbang dan akhirnya dia setuju. "Baiklah Tuan. Saya pulang jam lima sore."
"Oke, terima kasih Nita."
"Permisi Tuan. Pesanan Anda akan segera diantar."
Willi menganggukkan kepala.
***
Saat ini sudah jam lima sore Anita sudah waktunya pulang, dan benar saja sudah ada Willi yang menunggunya di depan restoran. "Ayo, silahkan masuk Tuan Putri." Willi membukakan pintu untuk Anita. Wajah Anita bersemu merah.
"Terima kasih." Anita masuk ke dalam mobil.
"Kita akan makan di mana?" tanya Willi.
"Terserah Tuan."
"Sebelum makan aku akan mengajak kamu ke suatu tempat lebih dahulu."
Mobil melaju. Selama perjalanan Anita diam tidak bersuara. Sampailah mereka di boutique.
Willi turun dan membukakan pintu untuk Anita. Anita turun dan mengikuti Willi. Meski dia heran untuk apa mereka ke sini?
"Tolong pilihkan gaun malam yang bagus untuknya," ucap Willi pada pelayan.
"Baik Tuan."
Anita di giring mereka ke suatu tempat. Setelah setengah jam, Anita keluar dengan penampilan berbeda.
"Wow, kau cantik sekali."
"Terima kasih, ini untuk kalian." Willi memberi tip yang besar pada pelayan-pelayan yang membantu Anita.
"Ayo Anita, kita berangkat sekarang." Mereka pun beranjak pergi. Anita hanya diam tersipu. Entah kenapa? Dia merasa salah tingkah di hadapan Willi.
Mereka pergi ke restoran mewah. Anita dan Willi makan malam sambil berbincang....
***
Willi mengantar Anita pulang.
"Terima kasih Tuan. Nanti baju ini akan saya kembalikan," ucap Nita.
"Tidak perlu, aku membelinya untukmu."
"Tapi ini harganya mahal sekali."
"Tidak apa-apa. Anggap saja sebagai penebus rasa bersalah saya. Harap di terima ya."
"Terima kasih Tuan. Seharusnya tidak perlu. Karena saya sudah memaafkan Tuan."
"Saya memaksa. Saya pulang dulu, ya. Tidak enak sudah malam."
"Iya tuan"
Willi pulang ke rumahnya. Rencana pendekatannya berhasil. Ini baru langkah pertama. Lihat saja lambat laun dia kan membuat Anita jatuh cinta padanya. Kita lihat siapa yang akan di pilih oleh Anita. Alkana atau Willi.
Anita sendiri sedang tersenyum-senyum mengingat kejadian tadi. Dia merasa senang makan dengan Willi.
***
Si kembar hari ini akan pergi ke restoran tempat kerja Anita. Mereka akan meminta maaf atas sikap mereka kemarin. Mereka marah karena merasa kecewa. Dhara dan Dhira juga membawa sesuatu untuk Anita sebagai permintaan maaf, yaitu kue yang mereka buat sendiri. Sampai mereka bergadang.
Sampailah mereka di tempat kerja anita.
Mereka segera turun dan berlari masuk. Kebetulan saat itu Anita sedang melayani tamu yang baru saja masuk, dan tamu itu adalah Willi.
"Kak Nita!" Panggil si kembar.
"Kalian. sebentar ya."
Tak lama Anita menghampiri si kembar.
"Kakak senang kalian datang, Kakak pikir kalian marah dan tidak ingin bertemu lagi dengan Kakak."
"Tidak mungkin kami marah. Kami sangat sayang pada Kak nita." Dhara dan Dhira memeluk Nita.
"Kakak juga sayang pada kalian." Anita membalas pelukan mereka.
"Oh, jadi benar. Mereka adalah anak-anak alkana. Mereka sangat mencintai Anita." Willi tersenyum miring melihat mereka.
jgan2 Dominic kaka na anita yg tetpisah
kayanya anita bakal menimbulkan trauma