Bosku Tidak Pernah Puas

Bosku Tidak Pernah Puas

Bab 1 - Hari Pernikahan

Gemerlap lampu kristal menggantung anggun di langit-langit ballroom Hotel B Style. Lantunan musik klasik menggema lembut, membalut kemewahan ruangan tersebut. Meja-meja bundar berlapis linen putih bersih berjajar rapi, dihiasi bunga mawar dan anggrek yang menguarkan wangi lembut bercampur parfum mahal para tamu undangan.

Rocky Tanjung berdiri tegak di depan altar. Setelan tuksedo hitamnya sempurna membingkai tubuh tingginya yang atletis. Dagu terangkat, sorot mata tegas, dan bibirnya mengatup rapat. Walau tanpa senyum, pria itu tetap terlihat karismatik.

Brigita Saheela datang, langkahnya mantap meski gaun putih gading yang menjuntai panjang menekan geraknya. Di balik veil tipis yang membingkai wajahnya, mata Brigita bersinar.

Ia berdiri di samping Rocky yang kini resmi menjadi suaminya seraya melempar senyum pada para tamu undangan.

"Senyum lah meski hanya sedikit, hargai para tamu undangan yang datang!" bisik Brigita.

"Untuk apa? Pesta pernikahan ini bukan aku yang menginginkan nya, tapi kamu!" balas Rocky mendekat ke telinga Brigita dengan bisikan.

"Setidaknya semua orang di sini tahu bahwa kita saling mencintai,"

"Tapi aku hanya ingin pernikahan yang sederhana, bukan mendatangkan banyak orang seperti ini!"

.

Di sisi aula, empat bridesmaid berdiri anggun, masing-masing mengenakan gaun dusty blue yang seragam. Titi, Sera, Lena, dan Dyandra. Mereka tersenyum—senyum formal untuk para tamu, tapi mata mereka saling bertukar pandang, seakan ada rahasia besar yang tak bisa mereka bagi pada dunia.

“Aku masih nggak habis pikir, kenapa keputusan akhir Brigita harus sampai kayak gini,” bisik Titi, menyikut pelan Dyandra yang berdiri di sebelahnya.

Dyandra menahan tawa sinis. “Dipaksa nikah sama bosnya sendiri. Gila, ya. Padahal kita semua tahu seperti apa seorang Rocky Tanjung itu!"

“Tapi sepertinya Bapak Rocky Tanjung nggak main-main kali ini, apalagi sampai udah mau nikahin perempuan. Di depan publik. Ada harga dirinya di situ,” gumam Titi lirih, matanya mengamati raut wajah pengantin pria yang dingin seperti es kutub.

Lena menoleh ke arah altar. “Tapi kalian lihat sendiri kan, ekspresi Brigita tadi waktu jalan masuk? Kayak terpaksa banget senyumnya.”

“Tunggu aja. Kalau Rocky tahu Brigita belum sepenuhnya nurut, bisa-bisa bulan madunya malah jadi mimpi buruk,” desis Titi, kali ini dengan suara yang lebih kecil.

Sera menyipitkan mata. “Jangan berburuk sangka bisa jadi mungkin itu memang tujuan Pak Rocky dari awal. Mengikat Brigita supaya dia nggak bisa lari ke siapa pun.”

Titi menggeleng pelan. “Rocky bukan cowok biasa. Dia bisa bikin hidup Brigita mewah… atau sebaliknya, jadi penjara emas.”

.

Sambil terus menyalami tamu undangan yang satu persatu naik ke altar, Rocky dan Brigita masih diam tanpa obrolan.

Acara tersebut diadakan malam hari, tidak terlalu formal namun mewah. Tidak ada anak kecil di sana, karena pesta tersebut di khususkan untuk orang dewasa.

Berbagai macam minuman beralkohol ada di sana, tersedia untuk tamu undangan.

Karena geram akhirnya Brigita mengungkapkan isi hatinya.

"Pesta pernikahan dengan konsep seperti ini sungguh aneh, menyediakan minuman beralkohol untuk seluruh tamu undangan?" decaknya kesal.

"Diamlah, lebih baik terus tersenyum agar pesta ini cepat selesai,"

"Kau tidak menginginkan pesta ini tapi konsep nya harus sesuai dengan maumu, aku semakin tidak paham denganmu," ketus Brigita, menahan raut wajahnya agar terus tersenyum.

"Ya, karena bagaimana pun juga semua yang di keluarkan ini adalah uangku!"

Tak ingin menjawab ucapan suaminya, ia memilih memalingkan wajahnya ke sudut lain. Tatapan nya terpaku sejenak melihat pria berbadan tegap dan berkulit putih di ujung sana.

Leo Pratama— mantan suami Brigita Saheela.

"Berhenti menatap mantan suamimu, hargai keberadaanku di sini." ucap Rocky sambil merangkul Brigita kasar.

"Bagaimana pun juga dia ayah dari anakku," jawabnya pelan.

"Eh ayo kita foto dulu," seru Titi memotong percakapan mereka, mengajak teman-teman lainnya mendekat.

Mereka foto bersama di atas altar. Tepat di samping Rocky adalah Dyandra, tangan kirinya memegangi pinggul Dyandra agar mendekat.

Hal itu membuat Dyandra terkejut, tapi tak ingin menganggapnya berlebihan jadi ia hanya bisa diam saja.

Setelah berfoto, Dyandra berdiri di ujung ruangan memandangi foto itu terus menerus. Masih merasakan genggaman Rocky pada pinggulnya.

"Hey, Kak! Lihat apa?" tanya Lena penasaran.

"Ah tidak hanya melihat foto-foto tadi." menunjukan nya pada Lena, namun foto tersebut terfokus hanya pada Rocky.

"Hati-hati, jangan salah tangkap oleh sifat baiknya. Pekerjaanku setiap hari langsung berhubungan dengannya, jadi aku tahu betul seperti apa dia,"

Dyandra mengangguk. Ia memang lebih tua dari pada lainnya, dan statusnya pun masih memiliki suami.

.

Kedua pengantin itu menikmati pesta dengan teman mereka masing-masing. Berjoget dan tertawa atas candaan kecil.

Tanpa terasa waktu pun sudah lewat dari tengah malam. Brigita yang sudah lelah beranjak mencari Rocky untuk mengajaknya ke kamar yang sudah mereka pesan di hotel tersebut.

"Sayang, ayo kita ke kamar aku sudah lelah,"

Rocky hanya meliriknya sekilas kemudian melanjutkan percakapan nya dengan tamu undangan. Tubuhnya sudah di kuasai alkohol.

Tiba-tiba saja Leo mendekat, memberikan jas nya dan di pakaikan ke tubuh Brigita.

"Pakailah, ruangan ini dingin sekali. Minta teman-temanmu mengantarmu ke kamar." ucapnya.

Belum sempat Brigita menjawab, Rocky sudah lebih dulu membalikkan badannya.

Ia tidak terima dengan perhatian Leo yang berlebihan pada istrinya pun memberikan sorot mata yang tajam.

"Jaga jarak, dia bukan lagi istrimu,"

"Benar, tapi apa tidak bisa kau perlakukan dia dengan baik? Kau yang menginginkan dia untuk menjadi pasanganmu, bukan?"

Dua pria tampan itu saling menatap, bola mata mereka menyatu seperti bara api yang siap melahap.

"Aku tahu cara memperlakukan dia, tanpa perlu kau ajari!" ketus Rocky sambil menenggak minuman yang ada di tangan nya.

"Menurutku tidak, mengapa kau nekat menikahinya jika kau tidak cinta? Kau hanya terobsesi saat dia masih bersamaku!!" suara Leo mulai meninggi.

Rocky berdecak kesal.

"Sudahlah, aku tegaskan sekali lagi dia bukan lagi istrimu!" pekik Rocky.

"Dan kau bukan lagi sahabatku!" jawab Leo dengan tegas dan berani.

Setelah itu dia meninggalkan gedung tanpa berbalik badan lagi menatap dua orang yang dulu sangat dekat dengan nya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Brigita menatap kepergian Leo. Ada rasa penyesalanan besar, mengapa hanya karena merasa kesepian dia bertindak bodoh sampai harus bercerai.

"Kali ini aku harus menjaga rumah tanggaku, aku tidak akan lagi bertindak bodoh hanya karena perasaanku. Aku tidak akan berpisah untuk kedua kalinya, aku akan menjadi pribadi yang lebih baik." batin nya dalam hati sambil menahan tangis.

Keadaan tidak bisa kembali, hanya bisa melakukan yang terbaik di masa depan.

"Hey, istriku. Sudah siap melayaniku setelah ini, kau sudah menyalakan api cemburu di tubuhku." ucap Rocky dengan suara paraunya memecah lamunan Brigita.

Terpopuler

Comments

Elmi Varida

Elmi Varida

ikut nyimak thor

2025-04-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!