NovelToon NovelToon
Braga After Rain

Braga After Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:508
Nilai: 5
Nama Author: Isma ismawati

Kita tidak tahu, kapan hujan itu akan datang? Entah, tiba-tiba atau dengan pertanda langit yang gelap disertai suara petir yang menggelegar. Begitu juga dengan rasa cinta, yang hadir tanpa bisa di tebak.

"Dulu, aku membenci hujan karena sudah merenggut seseorang yang aku sayangi. Namun, ketika hujan mempertemukan aku denganmu. Seketika aku selalu merindukan kehadirannya, seperti aku merindukanmu. "
~ *Aishakar Rafka Bagaskara* ~

"Aku sangat menyukai hujan. Terlebih, saat hujan mempertemukan aku dengan dirimu. Aku tak ingin hujan itu berhenti."
~ *Gabriella Anastasya*~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan

Bagaskara melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, dia terkena serangan panik karena mendapat pesan tersebut. Sehingga motornya kehilangan kendali.

Dia pun tergelincir. Tubuhnya terpental dari motor cukup lumayan jauh. Tubuhnya sudah penuh dengan luka dan memar, dan darah yang sudah bercucuran dari kepalanya membuat dia tidak sadar kan diri.

Dia kecelakaan di jalan Gatot Subroto. Kebetulan itu sehabis hujan dengan waktu yang sudah cukup larut, jadi tidak banyak orang yang lalu lalang dijalan itu.

Bagaskara ditemui sepuluh menit setelah kejadian, lalu dibawa ke rumah sakit terdekat oleh beberapa orang yang kebetulan lewat jalan itu. Dan mereka juga tidak ada yang menyaksikan kejadian nya.

Lorong rumah sakit sudah dipenuhi oleh Chintya dan beberapa temannya yang berada di rumah sakit tersebut.

Malam itu diliputi oleh rasa cemas, takut dan sedih. Karena, Bagaskara mengalami pendarahan di otaknya. Dikarenakan benturan yang cukup keras dan dia tidak menggunakan helm.

Arjuna yang menunduk lalu mendongak."Harusnya tadi aing ga biarin dia pulang. Pasti gak akan ada kejadian kaya gini" Ucapnya dengan mata yang memerah akibat tangisan yang tak terhenti.

Sagara menepuk-nepuk pundak laki-laki itu lalu berkata."Ini bukan salah maneh Jun." Ucap Sagara mencoba menenangkan Arjuna.

Arjuna lah yang paling dekat dengan Bagaskara diantara temannya yang lain. Mereka sudah kenal dari sejak SMP, dan hanya dia yang tau masalah-masalah pribadi Bagaskara. Makanya dia yang paling merasa terpukul dari temannya yang lain.

Saat waktu fajar tiba Pradipta pun baru sampai di rumah sakit tersebut. Dia yang sedang dinas di Jogja, lalu mendengar kabar bahwa anak satu-satunya itu kecelakaan pun langsung pulang ke Bandung untuk menemuinya.

Dia langsung memeluk istrinya yang sedari malam hanya menangis memikirkan anaknya yang sampai saat ini masih belum tersadar.

Tangisan Chintya semakin pecah saat suaminya datang dan memeluk dirinya. "Bag-g-gas, Mas." Ucap Chintya disela-sela isak tangisnya.

Pradipta yang ikut terpukul dengan kejadian ini hanya bisa menahan tangisnya. Dia tak mau membuat istri nya semakin cemas dan sedih.

"Gak papa. Bagas gak papa, dia cuma lagi tidur" Jawab Pradipta sambil mengelus-elus rambut istrinya. Tanpa sadar air mata sudah membasahi pipinya.

...****************...

Hari ini berita tentang kecelakaan Bagaskara sudah tersebar luas di sekolahnya. Banyak siswa-siswi yang membicarakan masalah tersebut.

"Eh, kamu udah tau berita tentang Bagas?" Celetuk Sheila, selaku teman sebangku Gabie.

Gabie yang sedang meletakkan tasnya dimeja langsung mengerutkan dahinya. "Bagas? kenapa dia?" Tanya Gabie.

Mendengar ucapan Gabie seketika Bella langsung menoleh ke belakang. "Lah kamu belum tau?" Heran Bella.

Gabie semakin kebingungan saat mendengar ucapan temannya itu, saat jalan pun dia mendengar beberapa murid menyebut nama Bagaskara. "Belum. Emang ada apa sih?" Jawab Gabie.

"Dia kecelakaan, katanya sampai sekarang belum sadar" Jelas Bella.

Gabie sangat terkejut mendengar berita tersebut, karena semalam laki-laki itu masih mengiriminya pesan. "Hah! kecelakaan?!" Jawab Gabie, yang langsung berdiri dari duduknya.

Gabie berlari meninggalkan dua temannya itu. Dengan rasa cemas yang menghantui dirinya, dia berlari dengan cepat menuju warung nasi uduknya Mak Inah. Berharap laki-laki itu berada disana, dan berita itu hanyalah hoax.

Dengan nafas yang terengah-engah dia hanya bisa terdiam saat menatap warung Mak Inah. Sebab, hanya Bagaskara yang tidak ada disitu.

"Ini mimpi atau bukan sih?" Gumamnya sambil menampar pipinya sendiri.

Gabie menghampiri segerombolan laki-laki yang berada di warung itu, mereka pun sedang membicarakan berita yang baru saja dia dengar.

Gabie duduk di kursi warung tersebut, sambil termenung lalu bertanya. "Berarti benar berita tentang Bagas?" Tanyanya membuat orang-orang yang berada disitu menoleh kearahnya.

Dikta yang berada disampingnya ikut menoleh.

 "Ya gitu deh, kita juga masih kaget denger kejadiannya. Apalagi liat keadaanya" Jawab Dikta.

"Dia kemarin cabut duluan. Kita belum ada yang tau kronologinya." Jelas Sagara sambil menghisap rokoknya.

"Kemarin sebelum dia cabut, aing ngerasa dia kaya panik gitu pas habis buka handphone" Celetuk Agha dengan wajah herannya.

Gabie yang sedari tadi terdiam mencerna berita tersebut menjawab. "Emang dia gak cerita apapun ke kalian?" Tanyanya.

"Enggak sih. Tapi emang akhir-akhir ini aing lihat gelagat nya beda" Jawab Shankara.

Gabie hanya mengangguk. Seketika mereka semua terdiam, membuat suasana warung itu menjadi hening. Ditengah-tengah keheningan itu terdengar suara teriakan dari luar warung.

 "Woi, bro!" Teriak Mahesa dari luar sambil melambaikan tangannya.

Mendengar itu seketika mereka semua menoleh kearah teriakan tersebut.

"Wah si bangs*t baru muncul!" Umpat Dikta yang langsung beranjak dari duduknya, lalu menghampiri Mahesa yang baru datang.

Dikta langsung menonjok bagian hidung laki-laki itu sehingga hidungnya langsung mengeluarkan darah segar.

Mahesa yang tidak terima langsung membalas tonjokan tersebut sambil mengumpat "Apa-apaan t**!" Umpat Mahesa.

"Maneh yang apa-apaan bangs*t! Lavegas lagi bermasalah maneh malah pergi entah kemana! sekarang Bagas koma maneh masih bisa nyapa sesantai ini s**!" Bentak Dikta dengan tangannya yang tak henti menghajar laki-laki itu.

Gabie berlari menghampiri mereka berdua sambil berusaha melerai perkelahian itu. "Udah! gak usah berantem!" Tegas Gabie.

Arjuna yang tak habis fikir dengan kelakuan kedua temannya itu ikut menghampirinya "Udah, ta. Maneh juga jangan kebawa emosi mulu, tahan emosi maneh!" Bentak Arjuna.

"Maneh juga, Sa! dari kemarin kemana aja? keadaan markas lagi keos tapi maneh malah hilang gak ada kabar" Bentak Arjuna lagi.

Dengan wajahnya yang sudah memerah menahan amarah dia menjawab. "Aing ada urusan! Aing teu tau kalau Bagas koma!" Tegas Mahesa, berlalu pergi meninggalkan teman-temannya.

"Jangan kabur maneh t**!" Teriak Dikta sambil ingin berlari mengejar laki-laki itu. Tetapi ditahan oleh Arjuna.

"Udah! Dikta!" Tegas Arjuna.

"Tapi dia kaya anj**g, Jun." Jawab Dikta.

"Aing tau! tapi teu usah pake emosi kitu! kita lagi banyak masalah, maneh gak usah bikin masalah baru!" Tegas Arjuna lagi.

"Kita diskusi in masalah ini pulang sekolah. Habis itu kita ke Bagas." Perintah Arjuna, Dan dibalas anggukan oleh teman-temannya.

...****************...

Apakah Mahesa berkaitan dengan masalah ini?

Apakah Bagaskara hanya murni kecelakaan?

Nantikan bab selanjutnya 🥰.

Note :

Aing : aku.

Maneh : kamu.

Teu : tidak/tak.

1
asrikaa
lanjuttt...bagus banget 😍
Isma Ismawati: SIAP KAA
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!