Petualangan seorang pemuda tampan melaksanakan tugas dari sang guru gaib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara Selamatan
Setelah makan Bima beristirahat sejenak rencananya sehabis sholat magrib ia akan menjenguk asep yang sudah pulang tadi pagi.
"Drrrrrt, drrrrrt, " tiba tiba hp Bima bergetar, Bima mengambil dan melihat hp nya, " Intan" tertera di layarnya sang pemanggil
" Assalamualaikum, ya sayang" Bima mengangkat panggilan telepon nya.
" kamu di mana sayang" tanya Intan
" di rumah , aku baru ngobati ibu" jawab Bima
" terus gmana sayang??" Tanya Intan lagi penasaran.
" Alhamdulilah sekarang sudah sembuh" sahut Bima penuh syukur
" Alhamdulilah, kamu hebat sayang" puji Intan
" bukan hebat sayang, hanya kebetulan ibu di kasih sembuh melalui tangan ku" jawab Bima merendahkan
" trus acara selamatan nya mau kapan sayang??" Tanya Intan lagi
" aku mau nengok Asep dulu, kalau sudah sehat Asep nya dan bisa bergabung, malam ini kita manggang kambing " tutur Bima
" aku mau kesana ya, boleh??" Tanya intan berharap
" nanti sayang , aku mau ke rumah Asep dulu, nanti aku kabari, kalau jadi papa ajak yah" ucap Bima
" ok , aku tunggu sayang" Bima tak jadi beristirahat, ia segera ke rumah Asep , saat sampai di rumah Asep Bima melihat seluruh keluarga asep sedang berkumpul dan Asep tampak sedang duduk sambil ngopi .
"Assalamualaikum " salam Bima
" Waalaikum salam " Jawab serempak semuanya , Asep yang melihat Bima datang bangkit dari duduk nya dan berlari ke arah Bima, ia langsung memeluk Bima
" terimakasih yah sob, gw tau loe yang nyembuhin kaki gw," ucapnya senang
" iya , sama-sama tapi jangan peluk peluk juga , gw masih normal " canda Bima, yang di sambut tawa saudara saudara Asep
" ah sue , dasar temen laknat , ngeledek terus bisa nya" ucap Asep kesal, Bima tertawa melihat nya,
Bima duduk di samping pak rt, dan mengutarakan maksudnya karena melihat Asep sudah sehat seperti sedia kala. Pak rt mendengarkan ucapan Bima dengan seksama, tak lama ia berdiri
" mohon perhatiannya" lantang pak rt." Ada sesuatu yang ingin di sampaikan oleh nak bima" lanjutnya kemudian, semua terdiam dan melihat Bima, Bima berdiri
" Assalamualaikum,"
" Waalaikum salam "
" mumpung lagi pada berkumpul di sini, saya ingin mengundang saudara sekalian , buat selamatan ibu saya yang sudah sembuh, mohon sekiranya bisa hadir dan membantu " ucap Bima panjang lebar
" Alhamdulilah kalau ibu nak Bima udah sembuh " ucap pak rt , " ya sudah Selepas magrib kita kerumah Bima" saran pak rt
"Setujuuuuu" sahut serempak para hadirin, dan mereka pulang satu persatu
Kini tinggal Bima, Asep , pak rt dan kakeknya Bima yang tersisa di sana
" kamu udah bisa ngobati ibu kamu Bim?" Tanya asep penasaran
" Alhamdulilah udah bisa sep" jawab Bima
" tunggu!?, jadi yang ngobati ibunya Bima Bima sendiri??" Potong pak rt
" iya pak" Jawab Bima
" kaki saya juga Bima yang sembuhin, pak rt" sela Asep
" kok kamu tau kalau Bima yang nyembuhin kaki kamu???, tanya pak rt bingung soalnya saat Bima dan ia ke rumah sakit Asep belum bangun
" Ratna yang ngasih tau pak rt, sebelum nya Ratna di kasih tau kalau kaki saya patah, tapi setelah Bima masuk tulang saya sudah normal lagi, lukanya pun tinggal keropeng kering doang" tutur Asep sambil memperlihatkan kakinya.
" Alhamdulilah, semoga Bima mau nolong warga yang sakit di sini" pinta pak rt
" insyaallah pak rt, saya akan membantu sebisa saya untuk menolong sesama." Jawab Bima. Bima kemudian menelepon Intan agar datang bersama papanya, sehabis magrib. Untuk keperluan lainnya Bima meminta tolong pada pak rt dan Asep untuk mengkoordinir nya.
Selepas magrib para warga dan para murid perguruan berkumpul di rumah Bima, para murid di tugasnya memanggang kambing, sedang untuk sayuran dan nasi ibu ibu yang menghandel nya, suasana tampak meriah dan gembira.
" tiiin, tiiin" suara klakson terdengar, Bima mendekat ,ternyata Intan dan papanya sudah datang,
" Assalamualaikum om, gmana kabarnya??" Salam Bima saat pak Handoko dan intan turun dari mobil, Bima bersalaman dan mencium punggung tangan pak Handoko.
" di mobil ada beberapa krat minuman dingin , tolong turunin aja Bim" ucap pak Handoko sambil membuka Bagasi belakang mobilnya, Bima memanggil beberapa muridnya untuk menurunkan minuman itu, Bima melihat ternyata minuman itu beer non alkohol, jumlahnya ada 3 krat, yang berarti 48 botol, karena perkrat nya 16 botol. Pak handoko bergabung dengan group pak rt, sedangkan Intan menuju dapur menemui ibunya Bima.
" kapan sampai nak??" Tanya ibu Bima saat melihat Intan menghampiri nya
" baru aja bu , sama papa" Jawab Intan dan langsung membantu pekerjaan ibu ibu yang ada di sana, sedangkan Bima mengobrol dengan Asep .
" Sep besok bisa ga suruh paman loe buatin meja yang agak panjang dan di sisi sebelah kanan nya di buatin lemari dari kaca buat naroh makanan? " Tanya Bima
" bisa kayanya Bim, gw liat juga lagi ga sibuk kok dia, tapi buat apa ?? " Tanya balik asep,
" buat ibu jualan Sep, rencananya ibu mau dagang di depan rumah" tutur Bima
" mau dagang apa emang bim, kan loe udah ada pemasukan yang agak besar dari ngajar silat???" Tanya Asep lagi
" dagang sarapan pagi sep, kaya uduk, lantang sama gorengan, mau gw juga ibu ga usah kerja, tapi ibu ngotot mau usaha sendiri, loe tau sendiri kan ibu gw kaya gmana" ucap Bima menghela napas.
" iya yah, ya udah tapi jangan sampe kecapean kaya dulu, datangnya di depan rumah aja" saran Asep, ia memang kondisi ibunya Bima, ibunya Bima dulu pernah pingsan saat berjualan
" justru itu Sep , meja yang gw pesen, itu buat di depan rumah, dagang nya di depan rumah juga ga banyak kok, buat ngisi waktu ibu aja" tutur Bima
" ok deh, asik kalau gitu ada tempat ngutang, ha ha ha " seru Asep tertawa.
" mulai aja belum, udah mikir mau ngutang " gerutu Bima"dah sana bilang ke paman loe , ini gw kasih dp 500 ribu." Bima mengeluarkan uang dan memberikan pada Asep, Asep langsung menghampiri paman nya yang juga berkumpul di belakang.
Selepas Asep pergi Bima bergabung dengan group pak rt dan pak Handoko, sudah banyak botol kosong yang berserakan, Bima hanya menggelengkan kepala" untung non alkohol, paling kembung kalau kebanyakan " gumam Bima dalam hati
Tak lama masakan pada matang, Bima dan beberapa muridnya mencari pelepah daun pisang, buat bancakan, ada 3 tempat yang di buat bancakan, buat para wanita dekat dapur, buat para bapak bapak di depan rumah Bima, dan buat para murid agak jauh di tengah, tadinya untuk pak Handoko akan di pisah di piring sendiri tapi pak Handoko ga mau, ia mau bareng seperti yang lainnya, pak Handoko teringat saat ia masih di pondok di daerah Pandeglang Banten, kata orang sana namanya ngeliwet, dan hampir tiap hari para santri ngeliwet, kecuali ada yang lagi hajat, karena para santri pasti di undang untuk baca doa bersama dan pulang nya terkadang di beri besek, yang di dalamnya ada nasi lengkap dengan lauknya.
Acara bancakan beres jam 10 lewat, setelah bebersih dan beberes bekas bancakan para warga pulang satu persatu untuk beristirahat, pak Handoko pun pulang dengan intan. Kini rumah Bima kembali sepi, Bima masuk ke kamarnya dan beristirahat karena besok dia harus sekolah.
lanjutkan bang dhani, semoga menjadi yang terbaik.. 👍
salam santun 🙏