Dewasa 🤎
Jika aku boleh memilih...
Aku lebih suka
mencintai seseorang yang tidak mencintaiku.
Setidaknya, disitu aku mengetahui
bahwa aku benar-benar mencintainya
dengan tulus tanpa mengharapkan apapun.
~anonim~
Quote diatas menggambarkan perasaan seorang Farel kepada Nada.
Awalnya Nada hanyalah adik dari temannya, seiring waktu perasaan itu berubah menjadi cinta.
Kisah ini menceritakan perjuangan Farel mendapatkan cinta Nada, juga perjuangan mereka untuk dapat saling mengerti dan menerima. Saat Farel berhasil menikahi Nada, mereka berusaha mengerti arti kata pernikahan yang sesungguhnya.
Full of love,
Author ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran
Dear diary,
Sudah lama aku tidak menulis, karena akhir-akhir ini hubunganku dengan kak Farel membaik, atau bisa dikatakan sangat baik?.
Aku bahkan sudah melakukannya dengan kak Farel. Pertama kali kami melakukannya ia memperlakukanku sangat lembut dan berhati-hati. Namun akhir-akhir ini kecepatan ritme kami tidak berada di jalur yang sama. Bukan berarti aku tidak menikmati permainan kami, ada kalanya aku bisa mengikuti ritmenya, namun di beberapa permainan aku berharap kami lebih lama dalam melakukan pemanasan.
"Aku pulang Nada".
"Ya kak", ucapku dari dalam kamar mandi.
Tumben kak Farel pulang cepat, pikirku dalam hati. Saat aku keluar kamar kulihat kak Farel sedang duduk di sofa membaca laptopku. Astaga, sebelum mandi tadi hal terakhir yang kulakukan adalah menulis diary, karena aku ketumpahan minuman, jadi aku langsung mandi tanpa mematikan laptop. Aku langsung berlari dan menutup layar laptopku.
"Kakak baca sampai mana?".
"Mmm... semuanya...".
"Ohh....", ucapku sambil menutup mukaku, entah bagaimana aku harus menghadapi kak Farel setelah ia membaca diaryku, aku sungguh malu.
"Mmm... Nada... aku harus mengatakan sesuatu", ia membuka kedua tangan yang menutupi wajahku, kulihat ia berlutut di hadapanku.
"Kakak mau mengatakan apa?", tanyaku gugup.
"Sebenarnya aku sudah lama diam-diam membaca diarymu Nada, maafkan aku. Aku tau aku salah, tapi jika waktu bisa diulang aku akan melakukannya lagi, karena dengan demikian aku bisa lebih mengerti apa kamu sukai dan tidak, aku bisa lebih mengenal kamu melalui tulisanmu".
"Kakak!".
"Iya aku tau aku salah, maafkan aku. Tolong dengarkan aku dulu. Nada, awal kita menikah kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik, diary itu menjadi semacam panduan untukku mengenal kamu. Caraku memang salah, tapi kupikir itu adalah solusi terbaik saat itu".
"Sebenarnya sudah lama aku tidak lagi membaca diarymu Nada, apalagi akhir-akhir ini hubungan kita jauh membaik. Sungguh hari ini hanyalah kebetulan semata. Apakah kamu mau memaafkanku?".
Aku mengulang kata-kata kak Farel, apa aku marah? Ya sedikit, tapi kata-katanya ada benarnya juga jadi aku tidak bisa benar-benar marah padanya. Apa aku memaafkannya? Tentu saja, tapi aku merasa egoku masih ada sedikit dan tidak ingin dengan mudah memaafkannya, ia harus melakukan sesuatu agar rasa kesalku, egoku, dan rasa maluku bisa hilang.
"Tapi kakak diam-diam membaca diaryku!".
"Kakak bersedia dihukum, kamu mau kakak melakukan apa yang bisa membuatmu lebih baik?".
"Entahlah", jawabku singkat.
"1 hari Nada, bagaimana? Jadi dalam sehari nanti saat weekend aku akan melakukan apapun yang kamu mau, membelikan apapun yang kamu mau juga, pokoknya benar-benar hari itu adalah harinya kamu. Bagaimana Nada?".
"Mmm baiklah".
"Jadi kamu memaafkanku?".
Aku mengangguk mengiyakan, kemudian ia mengubah posisinya dengan duduk disampingku, dan memegang kedua tanganku.
"Nada, akhir-akhir kita hubungan kita membaik bukan?".
Aku mengangguk lagi memberi tanda persetujuan.
"Aku mencintaimu Nada, sangat mencintaimu. Apa saat ini kamu juga sudah merasakan hal yang sama sepertiku?".
"Ya, aku juga mencintai kakak".
"Kalau begitu, bisakah kita berjanji mulai hari ini kita harus meningkatkan komunikasi kita? Aku akan mengatakan hal-hal yang aku sukai ataupun tidak. Sebaliknya dengan kamu Nada, kamu juga harus bisa memberitahukanku apa yang kamu rasakan, setidaknya beritahu aku kalau kamu tidak menyukai sesuatu. Kata orang, kunci pernikahan adalah komunikasi, dan aku percaya itu Nada. Jadi bisakah kamu berjanji untuk itu Nada?".
"Baiklah, Nada janji".
"Sekarang bisakah kita membahas isi diarymu? Apa selama ini kamu sering merasa tidak nyaman saat kita berhubungan intim?".
Ya ampun, haruskah kita membahas hal ini? Bisa kurasakan wajahku mulai memerah.
"Nada, aku ingin kamu juga menikmati apa yang aku nikmati, 'it takes two to tango', apa kamu mengerti apa yang aku maksud Nada?".
"Ya kak..., bukan aku tidak menikmatinya kak, seperti yang kakak baca, cuma kadang ritme kita berbeda, kadang aku lebih lambat dari kakak dan butuh pemanasan lebih lama untuk benar-benar bisa menikmatinya".
"Lain kali bisakah kamu langsung mengatakan apa yang kamu mau saat kita sedang berhubungan intim Nada?".
"Ya kak".
"Terima kasih Nada", kemudian ia memelukku dan mencium bibirku lembut.
...----------------...
It takes two to tango, adalah ungkapan dalam bahasa Inggris yang artinya dibutuhkan kerja sama antara dua pihak untuk mencapai tujuan.
Ungkapan ini dapat diartikan dalam berbagai konteks. Dalam konteks hubungan, dibutuhkan partisipasi dua orang untuk bermain romansa. Jika salah satu orang tidak mau lagi menari, maka tariannya akan bubar.