Gendis merasa jika hidupnya sudah hancur setelah mengetahui jika suaminya berselingkuh dengan teman semasa sekolah suaminya, dulu.
Gendis yang tidak terima dengan pengkhianatan itu pun akhirnya menggugat cerai Arya. Namun, disaat proses perceraian itu sedang berjalan. Arya baru menyadari jika dia sangatlah mencintai Gendis dan takut kehilangan istrinya itu.
Sehingga, Arya pun berusaha berbagai cara agar Gendis mau memaafkan nya dan kembali rujuk dengan nya.
Sayang, Gendis yang terlanjur kecewa dan sakit hati karena telah dikhianati pun tetap melanjutkan perceraian itu.
Hingga suatu hari, Gendis pun mendapatkan kabar yang mengejutkan. Dimana, dirinya dinyatakan hamil anak ketiga.
Lalu, apa yang akan Gendis lakukan? Akankah dia tetap melanjutkan perceraian itu? Atau memberikan Arya kesempatan kedua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.9 | Pergi Lagi
Sementara itu, orang orang yang dicari oleh Arya. Kini, sedang berada dalam perjalanan menuju ke sebuah apartemen elit yang ada di salah satu sudut ibu kota.
Apartemen yang dulu diberikan oleh kedua orang tuanya sebagai hadiah ulang tahun ke 17 tahun. Sayang, apartemen itu belum sempat Gendis tempati karena Gendis keburu dinikahi oleh Arya dan mereka pun tunggal dirumah yang Arya sewa sebelum rumah yang pria itu bangun selesai masa pembangunan nya.
“Sekarang, kita akan tinggal dimana, Ma? Tidak mungkin kan, kalau kita kembali ke rumah Oma dengan keadaan seperti ini,” tanya Gisya.
“Untuk sementara waktu, kita tinggal di apartemen Mama dulu, ya. Setidaknya, sampai Mama tahu. Apa yang harus Mama lakukan selanjutnya,” jawab Gendis, menggenggam erat tangan putrinya. Sementara si kecil Ardi. Sudah tertidur lelap diatas pangkuan nya.
“Mama punya apartemen?” tanya Gisya lagi. Karena selama ini, dia tidak pernah diberi tahu jika sang Mama memiliki sebuah unit apartemen.
“Ada. Pemberian Oma sama Opa, dulu. Saat Mama ulang tahun. Sayang, unitnya tidak pernah Mama tempati karena Mama keburu nikah sama Papa dan tinggal di rumah yang sudah Papa siapkan,”
“Berarti, selama ini unit itu kosong dong? Kalau belum pernah di tempati,”
“Yang belum menempati unit itu kan Mama. Bukan orang lain, karena itu pemberian Oma sama Opa. Walaupun tidak ditempati tetap Mama rawat dan sesekali Mama juga sewakan. Hanya saja, tidak disewakan permanen seperti unit kosong lain nya. Mama hanya menyewakan untuk para penyewa yang hanya tinggal semetara saja. Kebetulan, penyewa yang kemarin sudah keluar karena rumahnya sudah jadi. Jadi, sekarang kita bisa menempati apartemen itu,”
“Lalu, apa yang akan Mama lakukan kedepannya? Mama, harus memberitahu Oma dan juga Opa tentang masalah ini. Karena Papa, sudah keterlaluan. Papa sudah bertindak terlalu jauh,”
“Iya, Mama tahu. Beri Mama waktu untuk menyiapkan diri untuk menceritakan semua nya kepada Oma dan Opa, ya. Mama janji, Mama akan menyelesaikan semuanya secepat mungkin,”
“Aku tidak mengerti, Ma. Kenapa, kenapa bisa Papa melakukan semua ini kepada kita? Apa salah kita, sampai sampai Papa tega melakukan itu? Bukan hanya mengkhianati kita, Papa bahkan sudah berani membawa perempuan itu ke rumah. Aku benci Papa, Ma. Aku benci,”
“Mama juga tidak tahu, Sayang. Selama ini, Mama merasa kalau Mama sudah melakukan yang terbaik untuk Papa. Tapi sepertinya, semua itu masih kurang di mata Papa sampai dia harus berpaling kepada wanita lain. Mama benar benar tidak menyangka jika Papa akan tega melakukan ini semua. Mama juga tidak mengerti, kenapa Papa tidak bicara baik baik saja kepada Mama, kalau Papa tidak merasa bahagia hidup bersama Mama. Dengan begitu kita bisa menyudahi pernikahan ini dengan baik baik? Tapi, kenapa Papa malah memilih untuk berselingkuh? Padahal, walaupun Papa bicara jujur, kalau dia sudah tidak bisa lagi menjalani pernikahan ini dan sudah ada wanita lain yang Papa cintai. Mama pasti akan mencoba mengerti dan Mama akan membiarkan Papa pergi. Tapi kenapa, malah jalan ini yang Papa ambil?”
“Lalu, apa yang akan Mama lakukan sekarang, Ma? Jujur, aku tidak mau ketemu Papa lagi,”
“Jangan begitu, karena bagaimanapun. Papa tetaplah Papamu. Mama tahu, kalau saat ini kamu sedang merasa kecewa kepada Papa. Tidak apa apa, marah saja dulu tapi jangan terlalu berlarut larut, ya. Kita coba dulu dengar penjelasan dari Papa. Setelah itu, kita pikirkan tindakan apa yang harus kita lakukan,”
“Baiklah. Apapun yang akan terjadi nanti. Aku, akan tetap berada disamping Mama,”
“Iya, sayang. Terima kasih.”
*
*
Setelah melewati satu jam perjalanan. Akhirnya, taksi yang membawa Gendis beserta anak anaknya pun tiba di kawasan gedung apartemen dan setelah mengeluarkan koper koper yang dia bawa dengan dibantu oleh supir taksi, Gendis dan kedua anaknya pun segera memasuki gedung apartemen.
Tit…
Tit…
Triiinnngggg…
Kreekkk.
“Ayo, kita masuk anak anak.”
Setelah membuka pintu, Gendis langsung membawa masuk kedua anaknya dan disaat masuk. Baik Gisya maupun Ardi, sama sama dibuat kagum oleh seisi unit apartemen milik sang Mama.
“Ini, rumah siapa, Ma?” tanya si kecil Ardi saat memasuki unit apartemen.
“Ini rumah Mama, Nak dan untuk sementara, kita akan tinggal disini dulu, ya,”
“Loh, kenapa kita tinggal disini, Ma? Kenapa tidak dirumah saja dengan Papa?”
“Papa kan sedang keluar kota, Nak. Jadi, sebelum Papa pulang. Kita tinggal disini dulu, ya,”
“Keluar kota lagi? Tapi, tadi Papa ada dirumah. Papa bilang, Papa cuma pergi keluar sebentar,”
“Iya, tadi niatnya Papa memang pergi sebentar. Tapi, mendadak Papa harus pergi lagi karena ada masalah disana. Sudah, sebaiknya Adek istirahat gih. Disini sudah ada kamar yang khusus buat Adek, lengkap dengan mainan nya juga,”
“Benarkah? Asik. Kalau begitu, mana kamar yang buat Adek, Ma? Adek mau lihat, mainan apa saja yang ada dikamar baru Adek,”
“Ayo, ikut Mama dan Kakak, istirahat juga, ya. Kamar Kakak ada di sebelah kamar Mama,”
“Baik, Ma.”
Ketiganya pun akhirnya berpisah untuk masuk ke kamar mereka masing masing. Gendis mengantarkan putranya terlebih dahulu ke kamarnya. Lalu, setelah itu dia pun segera pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
*
*
Sementara itu, Arya kembali dibuat kelabakan saat tidak bisa menghubungi istri dan juga anaknya. Baik Gendis maupun Gisya, sama sama tidak mengangkat telepon darinya dan juga tidak membalas satu pesan pun yang dia kirim kan.
Padahal, ponsel milik Gendis dan juga Gisya sama sama aktif. Namun, keduanya mengabaikan telepon dan juga pesan yang dikirim oleh nya.
“Sial. Kenapa semuanya jadi begini?” gumam Arya, tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya.
Saking kesalnya, Arya bahkan sampai membanting ponselnya. Pria itu terus menjambak rambutnya karena hanya itu yang bisa dia lakukan demi meluapkan semua amarahnya yang tertahan.
Arya tidak menyangka jika rumah tangga dan juga keluarganya akan menjadi berantakan seperti sekarang ini. Arya masih belum percaya, kenapa dia bisa terjerat cinta terlarang bersama dengan sahabatnya, Sharon.
Arya bahkan sampai gelap mata dan melupakan jika dia sudah memiliki Keluarga yang harus dia jaga dan dia lindungi. Namun, kini, malah dia sendirilah yang menghancurkan keluarganya.
Tidak tinggal diam begitu saja. Setelah tidak bisa menghubungi istri dan juga anaknya. Arya segera mengambil kunci mobil lalu bergegas pergi untuk mencari keluarganya dan tempat pertama yang terpikir oleh nya adalah, rumah sang mertua.
Tidak menunggu lagi, Arya pun segera pergi ke rumah keluarga Hardiana. Berharap istri dan kedua anaknya ada di sana.
btw..emng intan ada ya waktu arya ketemu sama angga?🤔
diperhatikam baik" arya...calonnya istrimu.😏
kemarin selingkuj dibilang salah paham..jenuh dibilang khilaf pdh emng doyan sama sharon..disini lagi dibilang terhasut..terlalu banyak alasan.
dibilangbyg masuk akal.utu MARUK doang dan gak cinta lagi sama istrinya.
lalu.menurutmu arya gak bosan dengan perhatian sahron? spek bidadari istrinya aja bosan.
trus arya gak bosan kehidpan perselingkuhannya tanpa bercinta sama sharon? emngnya yg mana sebenarnya yg bisa membuat arya bosan?....
gak usah pake alasan jenuh bosan dengan kehidupan rumah tangga segala...dihasut segala. jawabannya udah ada..MARUK. ARYA GAK CUKUP SATU WANITA. ITU ALASAN MASUK AKAL DALAM CERITANYA. JANGAN TERLALU BANYAK ALASAN DAN BERDALIH. GW GAK LIAT ITU DISETIAP JALAN CERITANYA.