Lin Feng, seorang Pendekar Langit yang dihormati di seluruh Dunia Langit Surgawi, berhasil mencapai pencapaian legendaris: membangkitkan Seni Pedara Naga Terbang, teknik kuno yang hilang yang mampu membuka Gerbang Surgawi. Namun, kesuksesannya justru menjadi bumerang. Kaisar Langit Xuan, penguasa dunia, diliputi keserakahan dan rasa iri, merancang konspirasi keji untuk mencuri kekuatan Lin Feng—kekuatan yang hanya bisa diambil dengan membunuh pemiliknya.
Dijebak, difitnah sebagai pengkhianat, dan disiksa di penjara paling kelam, Gua Pengasingan Langit, Lin Feng menyaksikan hidupnya hancur berantakan. Bahkan Mei Ling, istri yang dicintainya, dirampas dan dijadikan selir oleh Pangeran Ke-7. Dalam detik-detik terakhir sebelum ajal menjemput, hati Lin Feng dipenuhi amarah dan penyesalan yang mendalam.
"Jika ada kehidupan lain... aku akan membalaskan semuanya!"
Namun, kematian bukanlah akhir baginya. Roda takdir berputar dengan cara yang tak terduga. Jiwa Lin Feng yang penuh dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wee nakk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HADIAH PERPISAHAN
Setelah kembali ke pondok sederhana, suasana antara Lin Feng dan Ming Yue terasa agak canggung. Lin Feng merasa telah berlebihan mengambil sumber daya milik Ming Yue, sementara wanita itu lebih banyak diam, membuatnya semakin tidak nyaman.
Lin Feng gelisah, mencoba mencari cara mencairkan suasana. Beberapa kali matanya beralih ke gelang dimensinya, ingin mengembalikan sebagian hasil 'rampasan'nya, tapi tahu itu percuma karena tanaman yang sudah dipetik tidak bisa ditanam kembali.
"Tak perlu dipikirkan. Aku memberikannya padamu, jadi tak usah dikembalikan," kata Ming Yue datar, masih menulis di bukunya tanpa melihat Lin Feng.
Lin Feng tersenyum kecut. Ruang depan hanya berisi meja kecil tempat Ming Yue menulis, sementara mereka berdua duduk di lantai kayu. Meski tidak berdekatan, Lin Feng bisa melihat raut wajah Ming Yue yang masih kesal.
"Besok pagi aku harus pulang. Artinya kita tak akan bertemu lagi? Sebelum pergi, bisakah aku tahu siapa sebenarnya Senior Ming? Di masa depan, aku ingin menemui Senior lagi untuk membalas kebaikan." Lin Feng menggaruk pelipisnya.
Tangan Ming Yue berhenti menulis. Dia angkat pena, pandang Lin Feng sebentar, lalu lanjutkan menulis. "Tak penting bagimu tahu sekarang. Suatu hari kau akan tahu siapa aku ketika kau sudah kuat—mungkin sepuluh atau dua puluh tahun lagi. Tergantung usahamu."
Lin Feng terkejut dengan sikap dingin Ming Yue, tapi dalam hati setuju. Jarak kekuatan mereka memang terlalu jauh.
"Setidaknya beri tahu aku sedikit tentang Senior. Mungkin itu bisa memberiku semangat lebih untuk menjadi kuat."
"Aku sedang sibuk. Lebih baik kau istirahat. Besok perjalananmu panjang." Ming Yue tetap fokus menulis.
Lin Feng kehabisan kata. Dia memutuskan keluar dan duduk di bangku rotan dekat jendela, dari sana bisa melihat aktivitas Ming Yue tanpa mengganggu.
"Wanita ini benar-benar misterius. Yah, salahku juga terlalu rakus," gumam Lin Feng sambil menghela napas.
Tiba-tiba Bai Yun datang. Spirit beast sebesar anak sapi itu akan menemaninya pulang besok.
"Kenapa menatapku begitu? Kau tidak suka padaku?" tanya Lin Feng.
**GRRR!**
Bai Yun menggeram sinis, dalam hatinya berteriak: 'Tentu tidak! Kau yang buat ayahku menghukumku! Kau yang buat tuanku marah! Sekarang kau bertanya seolah tak bersalah!'
Bai Yun diperintahkan menyembunyikan kemampuan bicaranya dan identitasnya sebagai Spirit Beast level Surgahi.
"Hei, kau hanya anak serigala. Jangan sombong! Lagipula bulumu seputih ini, tidak cocok dengan tatapan menakutkan!" Lin Feng mengelus kepala Bai Yun seperti yang dilakukan Ming Yue.
**GRRR!**
'Bocah sialan! Nanti kujadikan kau makan malam!' Bai Yun mengibaskan kepala lalu masuk ke dalam rumah.
"Cih, serigala rumahan sok galak!" teriak Lin Feng, merasa puas bisa melampiaskan ketegangannya.
Malam berjalan cepat. Bulan tergantung di langit ditemani bintang-bintang. Lin Feng tertidur dalam posisi duduk, wajahnya tenang.
Di dalam, Ming Yue telah selesai menulis. Dia gulung buku tipis bersampul biru dan ikat dengan tali dari jubahnya.
"Ingat Bai Yun! Berikan ini padanya hanya ketika dia mencapai Tahap Langit Besar. Simpan baik-baik!" Ming Yue menyerahkan gulungan itu pada Bai Yun, yang menerimanya dengan kaki depan seperti tangan.
"Aku paham, Tuan Yue! Percayakan padaku!" Bai Yun menyimpan gulungan itu di kalung berlian di lehernya.
Ming Yue menganggak puas, lalu mendekati Lin Feng yang tertidur.
Dia memandang wajah Lin Feng dengan harap. "Aku belum bisa beri tahu identitasku, tapi bisa memberimu sesuatu untuk mengingatkannya padaku. Semoga kau tidak mengecewakanku, Lin Feng!" Dengan lembut, Ming Yue melepas kalungnya dan mengenakannya pada Lin Feng.
Setelah memandang Lin Feng sekali lagi, Ming Yue kembali ke dalam rumah, memerintahkan Bai Yun menunggui Lin Feng.
*****
Sinar matahari pagi menyinari kegelapan. Saat burung-burung berkicau, Lin Feng meregangkan badan dan membuka mata.
"Tidur nyenyak sekali. Sudah pagi rupanya." Lin Feng berbicara sendiri, teringat kehidupan sebelumnya yang jarang punya waktu tidur.
Kebetulan atau tidak, saat Lin Feng bangun, Ming Yue muncul dari dalam rumah. Jubah biru yang dikenakannya pagi ini terlihat segar dan menyejukkan, membuat Bai Yun terpesona. Lin Feng lebih lagi—terpesona bukan hanya pada kecantikan Ming Yue, tapi juga pada lekuk tubuhnya.
"Kau bisa membersihkan diri di sungai selama perjalanan. Bai Yun akan tunjukkan jalannya," kata Ming Yue, mengabaikan pandangan Lin Feng. "Sekarang waktu tepat untuk berangkat. Aku sengaja temui kau untuk mengingatkanmu lebih berhati-hati."
Pandangan Lin Feng masih penuh kekaguman. "Senior Ming adalah Dewi Surgawi! Bagaimana mungkin aku menyia-nyiakan waktuku? Apalagi sekarang ada dewi yang mengkhawatirkanku! Oke, kita pasti bertemu lagi di masa depan dalam situasi berbeda."
Ming Yue tersenyum tipis, menunjukkan reaksi hangat penuh harapan.
Lin Feng terkejut ketika Ming Yue tiba-tiba memeluknya, mendekap nya dengan erat.
"Jaga diri baik-baik! Jalan yang kau tempuh tidak mudah dan penuh tipu daya. Dari penglihatanku, kau harus waspada dengan apa yang ada dalam dirimu. Bai Yun bukan cuma akan mengantarmu, tapi akan menemanimu selamanya. Jadi tolong bersikap baik padanya." Ming Yue membelai kepala Lin Feng.
Ming Yue membantu Lin Feng naik ke punggung Bai Yun. Sikapnya begitu lembut sampai Bai Yun yang biasanya sulit diatur jadi penurut. Serigala perak itu merendahkan tubuhnya agar Lin Feng mudah naik.
"Terima kasih untuk segalanya, Senior Ming! Aku pergi..." Bai Yun langsung membawa lari Lin Feng sebelum dia selesai bicara.
"Yue, sudah waktunya kau kembali ke akademi dan akhiri pengasinganmu! Kudapat kabar orang-orang Bulan Perak menjalin hubungan dengan seseorang dari Klan Lin," kata Xiao Lei yang muncul dari samping rumah.
"Oh, Klan Lin? Bukankah Xuan Ming ada di sana sebagai juri turnamen dari akademi? Dia pasti sudah tahu. Mari kembali ke Bulan Perak dan tunggu laporan Xuan Ming." Ming Yue menyeka air mata, ekspresinya tiba-tiba berubah dingin.
di sebelah udah ampe jauh bgt ini ceritanya