NovelToon NovelToon
PLAGUEHART

PLAGUEHART

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Zombie / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyelamat
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Widya Pramesti

Di kota Plaguehart, Profesor Arya Pratama melakukan eksperimen berbahaya untuk menghidupkan kembali istrinya, Lara, menggunakan sampel darah putrinya, Widya. Namun, eksperimen itu gagal, mengubah Lara menjadi zombie haus darah. Wabah tersebut menyebar cepat, mengubah penduduk menjadi makhluk mengerikan.

Widya, bersama adiknya dan beberapa teman, berjuang melawan zombie dan mencari kebenaran di balik wabah. Dengan bantuan Efri, seorang dosen bioteknologi, mereka menyelidiki lebih dalam, menemukan kebenaran mengerikan tentang ayah dan ibunya. Widya harus menghadapi kenyataan pahit dan mengambil keputusan yang menentukan nasib kota dan hidupnya.

Mampukah Widya menyelamatkan kota dengan bantuan Dosen Efri? Atau justru dia pada akhirnya ikut terinfeksi oleh wabah virus?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan Masa Lalu

Efri, Alvin, Chaca sudah kembali ke tengah ruangan perpustakaan. Semua orang berdiri tegak, memandang ke arah mereka bertiga dengan mata yang penuh kecemasan serta penasaran.

Erin, yang berdiri paling depan, menatap Chaca dengan wajah pucat pasi dan tubuhnya masih gemetar. "Kenapa kamu berteriak, ada apa disana?" tanya Erin, melangkah lebih dekat ke arahnya.

Mulut Chaca terkatup rapat, sementara Efri dan Alvin saling bertukar pandang. Mereka berdua tahu jika Chaca masih ketakutan, dan membisu. "Ada satu zombie, terikat di dalam sana!" Efri menjawab, suaranya tegas.

Semua orang terdiam. Mereka saling bertukar pandang, sementara Aldo yang sejak tadi memperhatikan, akhirnya bersuara. "Ada yang aneh. Jika ada zombie terikat di dalam toilet, itu artinya masih ada yang hidup di sekitar sini."

"Benar. Aku juga heran, kenapa pintu perpustakaan ini sudah terbuka sebelum kita sampai ke sini?" sela Eric, bertanya dengan wajah serius. "Sementara, perpustakaan ini jarang dikunjungi, dan selalu terkunci. Tapi, kenapa ada zombie yang terikat di toilet?"

Semuanya terdiam, mencoba mencerna, memikirkan setiap kata-kata yang di ucapkan Aldo dan Eric. Sedangkan itu, Lina yang berdiri paling dekat rak, akhirnya bersuara. "Tunggu sebentar. Siapa yang punya kunci perpustakaan ini? Hanya pemegang kunci yang bisa buka ruangan ini, kan?" kata Lina, bertanya dengan wajah serius.

"Dosen Roger. Dia yang memegang kunci perpustakaan. Tapi, aku tidak melihat dia ada disekitar sini," jawab Efri, mengerutkan keningnya dan suaranya terdengar ragu.

Kini semua mata tertuju pada Efri. "Jika memang Dosen Roger yang membuka ruangan ini. Tapi, kenapa ada zombie yang bisa terikat di dalam toilet dan dimana beliau?" kata Alvin, bertanya karena merasa ada hal aneh di balik kejadian dalam toilet.

Hening. Semuanya tampak kebingungan, namun tiba-tiba terdengar suara keras di dalam gudang kecil yang terletak di sisi perpustakaan.

Semua mata tertuju pada gudang itu, sementara Efri, memberi isyarat untuk melihat apa yang ada di dalam sana. "Alvin, coba kita lihat ke sana. Kemungkinan ada zombie terikat juga di dalam gudang!"

Alvin mengangguk. Efri melangkah cepat ke arah gudang, sementara Alvin mengikuti dari belakang. Mereka berdua sudah di depan pintu gudang kecil itu, namun ternyata pintu itu terkunci dari dalam.

"Pak, ini pintunya terkunci. Apa kita dobrak saja?" bisik Alvin, bertanya dan bersiap untuk mendobrak pintu gudang. "Iya. Cepat dobrak pintunya!" jawab Efri, menyetujuinya dengan nada tegas.

Sementara itu, di dalam gudang kecil di perpustakaan, terdapat Dosen Roger bersama mahasiswa cantik, Rossa. Roger mengikat tangan Rossa ke tiang, dan melakukan hal tak senonoh kepada mahasiswa itu.

"Pak... cukup," desah Rossa, mencoba memberontak dan ketakutan. Kini, pakaiannya kusut dan rambutnya acak-acakan. "Diam , kamu!" bentak Roger, matanya penuh hasrat dan terus melanjutkan hal tak senonoh itu.

Satu persatu, kancing baju Rossa di buka oleh Roger. Sementara Rossa, terlihat ketakutan dan seolah meminta pertolongan, namun dirinya terjebak dan keadaan diluar juga semakin kacau.

"Tidak ada yang bisa menolongmu, kita akan selamanya disini dan kamu akan menjadi milikku," Roger menyeringai licik. Namun, tiba-tiba terdengar bunyi dentuman keras.

"BANG!" pintu itu terdobrak dengan keras, engselnya terlepas dan pintu itu jatuh ke lantai.

Dosen Roger terkejut, menoleh ke arah pintu dan melihat Alvin, Dosen Efri berdiri di atas pintu yang sudah jatuh ke lantai. "Roger!" teriak Efri, matanya merah menyala dan marah.

"Efri..." bisik Roger, panik, dengan cepat melepaskan ikatan pada tangan Rossa. Sementara Rossa, mengancing bajunya kembali dengan tangan bergetar ketakutan.

Efri dan Alvin melangkah lebih dekat ke arah mereka berdua. "Roger, kenapa kalian berdua ada di sini?" tanya Efri, suara tegas penuh curiga.

Roger dan Rossa saling bertukar pandang. Sementara Roger, memberikan ekspresi ancaman kepada Rossa untuk menutup mulutnya. Mahasiswa cantik itupun, menundukkan pandangannya, mengangguk pelan dan tampak pasrah.

"Roger, apa kau tidak mendengarkanku? Kenapa kalian bisa ada di dalam sini?" tanya Efri lagi, semakin curiga.

Roger, yang belum sempat menjawab. Ternyata, Semua mahasiswa yang ada di tengah ruangan, melangkah masuk ke dalam gudang kecil, sempit, dan gelap.

Mereka semua dikejutkan, saat melihat Dosen Roger bersama Rossa ada di dalam gudang itu. "Rossa!" seru Aldo, mulutnya menganga lebar.

Rossa yang menyadari namanya disebut, berlari ke arah Aldo dan langsung memeluknya. "Aldo, aku takut," kata Rossa, matanya penuh dengan air mata.

"Jangan takut, sekarang ada aku sayang. Tapi, kenapa kalian berdua bisa ada di dalam sini?" tanya Aldo, memegang pundak kekasihnya, Rossa, dan menatap dengan mata penuh curiga.

Namun, Rossa tidak bisa mengatakan kebenarannya. Sementara Dosen Roger, mencoba tersenyum canggung. "Sebenarnya kami disini hanya bersembunyi" jawabnya terburu-buru. "Menurutku tempat ini yang paling aman."

"Oh, jadi gitu. Kenapa, jelasinnya di gudang sempit seperti ini. sebaiknya, Pak Roger jelasinnya di tengah ruangan perpustakaan," sela Chaca, dengan nada ketus dan dirinya terpaksa ikut masuk ke gudang.

Semuanya mengangguk, kali ini setuju apa yang dikatakan Chaca. "Benar. Kita kembali ke tengah ruangan saja, dan kamu tolong jelasin semuanya kepada kami," sahut Efri, menatap tajam ke arah Roger.

Merekapun melangkah kembali ke tengah ruangan, semuanya duduk melingkar. Sementara Rossa, duduk disebelah Aldo dan menggenggam tangan kekasihnya.

Kemudian, Roger tersenyum tipis dan menatap ke semuanya. "Apa kalian mencurigaiku?" kata Roger, bertanya dengan nada pelan.

"Iya. Kami sangat mencurigaimu, Roger. Kenapa ada zombie yang terikat di toilet. Dan kenapa kalian berdua bisa terkunci di dalam gudang?" sahut Efri, bertanya dengan tatapan penuh curiga.

Roger mencoba berpura-pura cemas. "Oke. Aku yang mengikat zombie itu di toilet, sebelum dirinya berubah seperti itu. Dan setelah itu, kami berdua berlari ke arah gudang. Aku buru-buru mengunci gudang itu, tanpa sadar jika kuncinya patah dan akhirnya kami terjebak di dalam gudang," Roger menjelaskan, namun ekspresi wajahnya terlihat tidak meyakinkan.

"Apa kau yakin dengan penjelasanmu ini?" tanya Efri lagi, mengangkat sebelah alisnya. "Lalu, kenapa tadi aku melihat kau seperti terburu-buru membuka ikatan pada tangan mahasiswa ini?"

Deg, jantung Roger berdegup kencang. Dia tidak menyangka, jika Efri sempat melihat dirinya membuka ikatan pada tangan Rossa.

"Itu... Itu karena Rossa menyuruhku untuk mengikat tangannya. Dia takut, kalau dirinya tiba-tiba berubah menjadi zombie seperti temannya yang ada di toilet," jawab Roger, nadanya terbata-bata dan berusaha menyakinkan kepada semuanya.

Rossa yang mendengarkan jawaban Roger, tampak kecewa. Namun, dirinya tidak bisa bersuara dan berkata jujur kepada semuanya termaksud kekasihnya, Aldo. Dia takut, jika Roger membongkar rahasia tentang dirinya dijadikan wanita simpanan Roger.

"Andai dulu bukan karena beasiswa pada kampus ini, mungkin aku tidak akan merelakan tubuhku dimiliki pria hidung belang seperti Roger. Dan tidak akan menjadi budaknya," gumam Rossa, di dalam hati.

Kini, semuanya tertuju kepada Rossa, seolah takut jika temannya yang dari kelas lain terinfeksi virus zombie. "Rossa, apa kamu terinfeksi?" tanya Aldo, mulai panik dan mengecek lengan, kaki, dan lehernya.

"Tidak. Tapi, aku memang menyuruh Dosen Roger untuk mengikatku disana. Karena aku takut, jika diriku tiba-tiba berubah menjadi zombie," jawab Rossa, berusaha meyakinkan Aldo dan semuanya.

Aldo, seketika itu tertawa kecil, dan menganggap kekasihnya terlalu lugu. "Ya ampun, Rossa. Kita itu tidak bisa berubah menjadi zombie, kalau tidak terkena gigitan dan terinfeksi dari mereka," ujar Aldo.

Sedangkan Roger, menatap ke arah Rossa dengan ekspresi penuh arti. "Bagus. Akhirnya kau pintar membohongi mereka, Rossa. Awas saja, jika kau berani mengatakan yang sebenarnya. Semuanya akan tahu, jika kau adalah simpananku hanya demi mendapatkan beasiswa di kampus ini," gumam Roger, di dalam hati.

Akhirnya, suasana di tengah ruangan perpustakaan kembali sunyi. Namun, Efri terus menatap ke arah Roger dengan tatapan penuh curiga. Efri, masih belum puas atas jawaban dari Roger dan Rossa. "Aneh, seperti ada yang mereka sembunyikan," kata Efri, di dalam hati.

Sementara itu, di jalan, Widya memegang setir dan mencoba berkonsentrasi. Sementara Alexa duduk di sampingnya, matanya menatap kosong ke luar jendela.

Namun, ada sesuatu yang mengganggu pikiran Widya dan rasa ingin tahu tentang ekperimen yang dilakukan ayahnya beberapa tahun silam. "Alexa..." suara Widya pecah, menganggu keheningan di dalam mobil. Alexa menoleh padanya, heran. "Ada yang ingin kutanyakan," lanjut Widya.

"Iya, aku akan menjawab semua pertanyaan darimu," sahut Alexa, tersenyum tipis sambil memeluk Anna yang ada di pangkuannya.

Napas Widya sedikit tersengal. "Apa... kamu ingat, tentang ekperimen yang dilakukan ayahku dan suamimu?" tanya Widya, menoleh sejenak ke arahnya.

Alexa menatapnya, terdiam sejenak, menghela napas berat, lalu matanya mengalihkan pandangannya ke luar jendela. "Aku ingat. Saat itu, kamu di vonis penyakit langka yang merusak organ hati dan saraf otakmu. Semua dokter bilang, tidak ada harapan untuk pulih. Dan, ketika kamu beranjak remaja... kamu dinyatakan telah meninggal. Tapi, ayahmu tidak menerima hal itu dan mengajak suamiku untuk melakukan eksperimen, agar kamu hidup kembali dengan cara yang tidak manusiawi," jawab Alexa.

"Apa. Jadi, sebelumnya aku sudah meninggal? Tapi, kenapa aku tidak mengingat apa-apa? Kenapa ini tidak masuk akal?" tanya Widya, menatap tajam menatapnya tajam, berusaha mengingat kejadian masa lampau.

Alexa menoleh, menatapnya kembali dengan ekpresi bingung. "Aku sendiri juga tidak mengerti, dan awalnya tidak mempercayai hal itu. Tapi, kenyataannya kamu hidup kembali dan sekarang berada di sebelahku!" seru Alexa.

"Tapi ada satu hal yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh suamiku, tentang dirimu yang memilik daya tahan tubuh semakin kuat setelah mereka melakukan uji coba vaksin baru pada ekperimen itu," sambung Alexa. "Kemungkinan, vaksin itulah yang bisa membuat dirimu bisa hidup kembali saat ini."

Widya terdiam, mencoba mencerna apa yang dikatakan Alexa. "Vaksin..." bisiknya, namun tiba-tiba kepalanya pusing dan memunculkan sebuah bayangan masa lalu. Dia melihat gambar-gambar kabur tentang dirinya sedang terbaring di laboratorium ayahnya, tangannya diikat, dan dikelilingi peralatan medis.

Mobil yang dikemudikan Widya, sedikit oleng. Panik, Alexa mencoba memanggil dan menyadarkannya. "Widya! Widya!" suara Alexa menyadarkan dirinya, dan dengan cepat Widya mengarahkan kembali kendaraan ke jalur yang benar.

Suara napas panjang keluar dari mulutnya. Sedangkan, Alexa, menatap Widya dengan cemas. "Widya, kamu baik-baik saja? Kelihatannya kamu kelelahan," kata Alexa. Tetapi, Widya tidak menjawab dan mencoba fokus menyetir.

Namun, tepat saat itu, mobil yang mereka kendarai berjalan melambat. Asap tebal keluar dari knalpot mobil, dan mesin mati begitu saja. Widya menatap ke arah dashboard mobil, dan ternyata bensinnya habis. "Sial!" geram Widya, menekan pedal gas dengan sia-sia.

"Sepertinya kita harus jalan kaki. Lagian, di sekitar sini tidak kelihatan ada zombie," kata Alexa.

Widya mengangguk. "Baiklah, tapi kita harus tetap waspadai dan kamu tetap dibelakangku," bisiknya, namun mata Alexa menyoroti ke sebuah rumah kecil yang tampak telantar di sisi jalan dan tidak jauh dari tempat mereka.

"Lihatlah, di depan ada rumah yang telantar!" seru Alexa. "Iya, aku juga lihat rumah itu. Ayo, kita kesana saja," sahut Widya, mengajak Alexa dan Anna menuju ke rumah telantar.

Alexa, Anna dan Widya, segera keluar dari mobil dengan hati-hati. Menyusuri jalan setapak, menuju rumah itu.

Suasana di sekitar rumah sangat sunyi, hanya suara angin yang terdengar. Jendela rumah itu sangat berdebu dan pintu sedikit terbuka. Widya dan Alexa saling berpandangan, tanpa kata-kata. Mereka mencoba masuk, dan ternyata tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam rumah itu.

Sepi, sunyi. "Kelihatannya, rumah ini tidak memiliki penghuni," kata Alexa, mengandeng tangan anaknya. Namun, tiba-tiba Anna berlari ke arah meja yang terletak di dapur. Matanya melihat beberapa makanan, tertata rapi di atas meja.

"Anna, jangan lari!" seru Alexa, mengejar putrinya ke dapur. Sementara itu, Widya tertawa kecil saat melihat tingkah Anna yang kegirangan. "Sudahlah, biarkan Anna seperti itu."

"Tapi, rumah ini seperti tidak berpenghuni. Kenapa, ada banyak makanan di sini?" tanya Alexa, yang awalnya mengira jika ini adalah rumah kosong dan terlantar begitu saja.

Widya melangkah pelan, menarik sebuah kursi dan duduk. "Mungkin saja, pemilik rumah ini sedang berburu di luar sana. Dan... meninggalkan banyak makanan disini," ujar Widya, mengambil satu jenis makanan dan dimasukkan ke mulutnya.

Anna, ikut mengambil salah satu makanan di meja itu dan langsung dimakan dengan lahap. Sedangkan Alexa, terdiam dan berdiri dihadapan mereka berdua.

Namun, tiba-tiba terdengar suara aneh di salah pintu kamar yang tertutup rapat di rumah kecil itu. Terkejut, mereka bertiga saling berpandangan.

"Suara apa itu?" kata Alexa, bertanya dengan wajah cemas. Tanpa kata-kata, Widya bangun, dan meraih sebuah pisau yang di simpan pada saku celananya.

Widya mencoba melangkah lebih dekat, membuka pintu kamar yang pertama, namun terlihat kosong. Dan saat membuka pintu kamar kedua, matanya terbelalak lebar. "Zombie..." katanya, dengan suara yang hampir hilang.

1
Pompon
lanjut kak, btw semangat berpuasa ya kak
Pompon
alah mimpi kirain beneran udah tegang bet tadi cak🥴
🟢Widya Dya: jangan lupa sediakan air putih/Facepalm/
total 1 replies
Bluery
jangan-jangan Roger sudah terinfeksi? tapi bukannya dia belum terkena gigitan zombie?😱🤔
Bluery
Alur ceritanya menarik, ada bagian part tersedih,. menegangkan, dan novel ini sangat keren karena banyak sekali cerita aksinya yang membuat pembaca semakin penasaran dan suka/Rose/
Bluery
siapa yang naro bawang disini/Cry//Scowl/
Bluery
😱😱
Bluery
Beautiful/Drool/
Bluery
uwuuu/Chuckle/
ESdoger
bikin merinding
ESdoger
keren ceritanya
ESdoger
Beneran menegangkan dan ceritanya menarik untuk di baca👍 alurnya keren, susah di tebak dan banyak misteri yang belum terpecahkan.
ESdoger
lari ada zombie😱
ESdoger
Jadi ini prof yang menciptakan virus zombie itu?
ESdoger
baru 2 bab udah bikin penasaran
Lovely
Nah, Caver Utama sangat mendukung.
Syari Andrian
Waahhh.. Jangan sampai Laura itu nyerang mereka pas di mobil... Aku curiga kalau dia juga hasil eksperimen dari ayahnya Widya dan ayahnya ana
Pompon
bagus banget, updatenya jangan terlalu lama semangat terus buat author nya 😁😆
🟢Widya Dya: makasih, sorry agak lama updatenya krns Authornya sibuk kerja jarang ada waktu luang🙏🏻😇
total 1 replies
Pompon
langsung buang aja tu orang tendang dari truk biar mampus/Hammer//Hammer/
BuayaMT🐊
Ceritanya bagus, alurnya sangat bagus. Di karya "PLAGUEHART" ini menceritakan sebuah wabah dari ekperimen yang tidak manusiawi, namun penuh banyak misteri. Ekperimen itu dilakukan oleh Professor Arya, tapi tidak menemukan obat penawar dan malah ikut terinfeksi menjadi zombie.
🟢Widya Dya: makasih
total 1 replies
BuayaMT🐊
Seru banget Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!